Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

4 Tingkat Ereksi Pria, Edukator Seks Umpamakan Seperti Tekstur Tahu hingga Timun

Pada tiga tingkat pertama, penis yang kurang keras tergolong dalam kondisi disfungsi ereksi. Sementara pada tingkat keempat digolongkan sebagai penis normal.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Des 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 20:00 WIB
4 Tingkat Ereksi Penis, Edukator Seks Umpamakan Seperti Tekstur Tahu hingga Timun
Edukator seks Febrizky Yahya soal 4 Tingkat Ereksi Penis, Edukator Seks Umpamakan Seperti Tekstur Tahu hingga Timun, dalam Edumedy di Jakarta Selatan, Sabtu (2/12/2023). Foto: Lipuran6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta - Ereksi atau kekerasan penis memiliki empat tingkatan. Menurut edukator seks Febrizky Yahya, setiap tingkat ereksi dapat diumpamakan dengan berbagai tekstur.

Pada tiga tingkat pertama, penis yang kurang keras tergolong dalam kondisi disfungsi ereksi. Sementara pada tingkat keempat digolongkan sebagai penis normal.

“Yang (tingkat) pertama itu kayak tahu, kalau dilihat penis suaminya seperti tahu benyeknya, maka itu disfungsi sangat parah, severe, itu paling parah,” kata Febri dalam Edumedy yang digelar Relasi Diri di Jakarta Selatan, Sabtu, 2 Desember 2023.

Pada tingkat kedua, disfungsi ereksi menyebabkan penis memiliki ereksi seperti pisang yang sudah dikupas.

“Cukup lembek, tapi enggak selembek tahu.”

Sementara, di tingkat ketiga biasanya pria tidak menyadari dirinya mengalami disfungsi ereksi sehingga tak berobat. Disfungsi ereksi di tingkat tiga diumpamakan seperti tekstur pisang yang belum dikupas.  

“Di tingkat ketiga cukup keras sih (ereksinya), ini bisa bikin anak, tapi enggak bisa bikin enak.”

Sementara, ereksi di tingkat keempat diumpamakan sebagai timun. Ereksi dengan tingkat kekerasan seperti timun dinilai sebagai ereksi normal.

“Ini adalah ereksi sempurna untuk bisa membuahi dan juga bisa bikin enak, patokannya timun,” jelas Febri.

Tentang Disfungsi Ereksi

4 Tingkat Ereksi Penis, Edukator Seks Umpamakan Seperti Tekstur Tahu hingga Timun
4 Tingkat Ereksi Penis, Edukator Seks Umpamakan Seperti Tekstur Tahu hingga Timun. (dok. Bru-no/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Sebelumnya, Febri menjelaskan, disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan yang konsisten dan berulang untuk mempertahankan ereksi yang cukup untuk hubungan seksual.

Prevalensi disfungsi ereksi di Indonesia cukup tinggi yakni 35,6 persen dengan angka kejadian yang meningkat seiring bertambahnya usia.

“Di Indonesia prevalensinya tinggi banget, sepertiga dari pria Indonesia disfungsi ereksi.”

Sayangnya, hanya 50 persen pria yang mengetahui tanda dan gejala disfungsi ereksi.

“Itu pun 50 persen walau sadar tapi enggak berobat, malu, gengsi, padahal bisa banget diobatin.”

Disfungsi ereksi merupakan jenis disfungsi seksual pria terbanyak, tapi sebagian besar kasus masih tidak terdiagnosis dan tidak diterapi.

Ejakulasi Dini

Febrizky Yahya
Edukator seks Febrizky Yahya soal 4 Tingkat Ereksi Penis, Edukator Seks Umpamakan Seperti Tekstur Tahu hingga Timun, dalam Edumedy di Jakarta Selatan, Sabtu (2/12/2023). Foto: Lipuran6.com/Ade Nasihudin.

Selain disfungsi ereksi, masalah seksual lain yang kerap dihadapi pria adalah ejakulasi dini. Kondisi ini dibagi dua, yakni ejakulasi dini primer dan sekunder.

Ejakulasi dini primer adalah kondisi yang telah dimiliki sejak lahir. Sedangkan pada ejakulasi dini sekunder, kondisinya datang secara tiba-tiba, padahal biasanya performa seksnya normal.

“Bagi orang dengan ejakulasi dini bawaan, itu kalau keluarnya (sperma) satu menit setelah penetrasi vagina. Tapi bagi orang yang biasanya lama kemudian turun jadi dua menit, itu juga termasuk ejakulasi dini.”

Sama halnya dengan disfungsi ereksi, ejakulasi dini juga dialami oleh sepertiga pria di Indonesia.

Disfungsi Seksual Wanita

Febrizky Yahya
Edukator seks Febrizky Yahya soal 4 Tingkat Ereksi Penis, Edukator Seks Umpamakan Seperti Tekstur Tahu hingga Timun, dalam Edumedy di Jakarta Selatan, Sabtu (2/12/2023). Foto: Lipuran6.com/Ade Nasihudin.

Tak hanya pria, wanita pun bisa mengalami disfungsi seksual. Salah satu disfungsi seksual yang dapat dialami wanita adalah dispareunia.

Dispareunia adalah nyeri berulang dan terus menerus saat akan, sedang, atau setelah berhubungan intim.

“Sakit saat penetrasi, namanya dispareunia, jadi sakit seperti apapun, tadinya enak, tiba-tiba sakit, itu enggak wajar, setop. Bisa jadi sakit terus-terusan, dua bulan sakit terus, langsung ke dokter, jangan dianggap wajar.”

“Pada bilang gini ‘Kalau misalnya nikah itu sakit pas malam pertama, wajar lah’ enggak wajar ya teman-teman. Tidak ada sakit yang wajar dalam medis, termasuk sakit saat penetrasi,” kata Febri.

Infografis Macam-Macam Bahasa Cinta
Infografis Macam-Macam Bahasa Cinta. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya