Liputan6.com, Jakarta RSCM Kirana Jakarta baru saja mendapat hibah alat kesehatan untuk pemeriksaan mata dari Yayasan Karya Alpha Omega (YKAO). Alat kesehatan yang dimaksud meliputi USG Biometri With Ascan Probe, Envision (Pediatric Retina Camera), Retcam Compatible Pronter, Slit lamp SL350 Merek Essilor, Chart Projector CP550 merek Essilor, dan Slit Lamp BQ900.
Lantas, apakah alat pemeriksaan mata tersebut dapat memangkas antrean pasien katarak? Terlebih lagi, RSCM Kirana termasuk unit pelayanan khusus mata.
Baca Juga
Ketua Departemen Mata RSCM Kirana Ari Djatikusumo mengatakan, katarak menjadi penyebab kebutaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, ada sekitar 1,3 juta penduduk Indonesia yang mengalami kebutaan karena katarak.
Advertisement
"Katarak ini penyakit yang menyebabkan kebutaan di Indonesia. Ya, memang kita punya populasi yang paling banyak," kata Ari kepada Health Liputan6.com di RSCM Kirana, Jakarta pada Senin, 18 Desember 2023.
"Oleh karena itu, memang fasilitas pelayanan kan tidak bisa sembarangan. Jadi harus disiapkan khusus. Menurut saya masih kurang dan kira-kira banyak antrean ya di mana-mana."
Tak Bisa Tangani Katarak Sendiri
Untuk penanganan pasien katarak, Ari menilai tidak hanya RSCM Kirana saja yang sendiri, melainkan perlu adanya peran seperti dari Yayasan Karya Alpha Omega (YKAO). YKAO mempunyai program rutin, salah satunya bakti sosial katarak.
"Kita sendiri enggak bisa menangani semua itu. Jadi butuh peran serta dari Yayasan Karya Alpha Omega di bidang bakti sosial katarak," lanjutnya.
Kondisi Katarak yang Kompleks
Kepala Instalasi RSCM Kirana Muthmainah menambahkan, RSCM Kirana lebih banyak menangani kondisi katarak yang kompleks. Artinya, membutuhkan penanganan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.
Diharapkan dengan adanya hibah alat kesehatan untuk pemeriksaan mata dari Yayasan Karya Alpha Omega (YKAO) dapat membantu penanganan pasien katarak.
"Kebutaan akibat katarak di Indonesia memang masih tinggi. Kalau di RSCM sendiri, katarak yang kami tangani di sini kan antara katarak yang level tingkat kesulitan lebih tinggi, yang kompleks gitu," tambah Muthmainah.
"Dengan menggunakan alat (hibah) ini dapat menangani katarak yang kompleks."
Advertisement
Beri Pelayanan Kesehatan Mata yang Baik
Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Supriyanto berterima kasih atas hibah alat kesehatan untuk pemeriksaan mata dari Yayasan Karya Alpha Omega (YKAO).
"Terima kasih karena senantiasa ikut memikirkan, memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Kami menjaga betul amanah inventarisir RSCM, supaya kami menganggarkan maintenance," ucapnya.
Harapan Semakin Banyak Pasien Katarak Tertolong
Ketua YKAO Sunarsih La Rangka berharap hibah alat kesehatan dapat dimanfaatkan RSCM Kirana untuk masyarakat.
"Ini perlu alatnya buat masyarakat luas. Kami ada program rutin katarak, kemudian hernia dan bibir sumbing," katanya.
Pasien katarak di RSCM Kirana juga dapat tertolong dengan kehadiran alat canggih pemeriksaan mata.
"Dengan serah terima alat kesehatan ini target semakin banyak sehingga layanan mata di RSCM Kirana, pasien-pasien dapat ditolong. Saya tersentuh ada cerita usai operasi katarak, pasien bisa hidup mandiri, tidak tergantung orang lain, momong cucu dan anaknya," tutur
"Multi efek luar biasa. Jadi masyarakat semakin banyak tertolong."
Bantuan ini merupakan amanat dari Pembina YKAO, Eddy Sariaatmadja dan Sofie Widjaja Sariaatmadja. Segala bentuk kegiatan selalu dimonitor oleh Alvin Sariaatmadja dan Adi Sariaatmadja yang menjadi Pengawas YKAO. Sementara Eliza Sariaatmadja berperan aktif menyalurkan donasi, dan tak segan turut dalam kegiatan sosial yayasan.
Kebutaan karena Katarak
Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 8 juta penduduk yang mengalami gangguan penglihatan sedang hingga berat dan 1,6 juta penduduk mengalami kebutaan. Sekitar 1,7 persen hingga 4,4 persen penduduk di atas usia 50 tahun mengalami kebutaan.
Prevalensi kebutaan terbanyak terjadi di Jawa Timur sebesar 4,4 persen, sedangkan di Bali sebesar 2,0 persen. Sebanyak lebih dari 80 persen dari seluruh kasus kebutaan dapat dicegah.
"Penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah katarak sebesar 81,2 persen," tulis dr Ni Made Ari Suryathi, M.Biomed, Sp.M(K) dari RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, dikutip dari laman Kemenkes RI.
Katarak adalah suatu kondisi saat lensa mata mengalami kekeruhan sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan. Sebagian besar katarak disebabkan oleh proses penuaan.
Advertisement