Serangan Israel Sebabkan 5.000 Anak Meninggal di Gaza, UNICEF Minta Gencatan Senjata Jangka Panjang

5.000 anak di Gaza meninggal akibat serangan Israel dan ribuan lainnya luka-luka, ini seruan UNICEF.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Jan 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 15:00 WIB
Serangan Israel Bunuh 5.000 Anak di Gaza, UNICEF Minta Gencatan Senjata Jangka Panjang
Serangan Israel sebabkan 5.000 Anak meninggal dunia di Gaza, UNICEF Minta Gencatan Senjata Jangka Panjang. (AP Photo/Mohammed Hajjar)

Liputan6.com, Jakarta Serangan Israel ke Gaza membuat 5.000 anak terbunuh dan ribuan lainnya mengalami luka. Sementara, lebih dari 1,7 juta orang di Jalur Gaza terpaksa mengungsi dan setengah dari mereka adalah anak-anak.

Di pengungsian, mereka tidak memiliki cukup akses terhadap air, makanan, bahan bakar dan obat-obatan. Rumah mereka telah hancur dan keluarga mereka terpecah belah.

“Dalam semua perang, anak-anak lah yang paling menderita,” mengutip laman resmi UNICEF, Rabu (10/1/2024).

UNICEF menyampaikan, perang seharusnya memiliki aturan. Tidak ada anak yang boleh terputus dari layanan-layanan penting, atau jatuh dari jangkauan tangan-tangan kemanusiaan.

Tidak ada anak yang boleh disandera atau dimanfaatkan dengan cara apa pun dalam konflik bersenjata. Rumah sakit dan sekolah harus dilindungi dari pemboman, dan tidak boleh digunakan untuk tujuan militer, sesuai dengan hukum humaniter internasional.

Kerugian yang dialami anak-anak dan komunitas mereka akibat kekerasan ini akan ditanggung oleh generasi mendatang.

Untuk menanggapi situasi ini, UNICEF menyerukan hal-hal berikut:

  • Akses kemanusiaan yang aman dan tidak terbatas ke dan di dalam Jalur Gaza untuk menjangkau populasi yang terkena dampak di mana pun mereka berada, termasuk di wilayah utara.
  • Semua akses penyeberangan harus dibuka termasuk untuk mencukupi bahan bakar dan material yang dibutuhkan untuk menjalankan dan merehabilitasi infrastruktur penting dan pasokan komersial.
  • Gencatan senjata kemanusiaan yang segera dan berjangka panjang.

Selanjutnya

Nasib Anak Anak di Gaza
Anak-anak sangat rentan terhadap kondisi kurangnya akses terhadap air bersih, sanitasi, dan perlindungan dari cuaca ekstrem. (MOHAMMED ABED/AFP)
  • Pergerakan yang aman bagi pekerja kemanusiaan dan pasokan di seluruh Jalur Gaza harus dijamin dan jaringan telekomunikasi yang andal harus tersedia untuk mengoordinasikan upaya tanggap darurat.
  • Pembebasan semua anak yang diculik dengan segera, aman dan tanpa syarat, dan diakhirinya segala pelanggaran berat terhadap semua anak, termasuk pembunuhan dan pencederaan anak.
  • Penghormatan dan perlindungan terhadap infrastruktur sipil seperti tempat penampungan dan sekolah, serta fasilitas kesehatan, listrik, air, sanitasi dan telekomunikasi. Untuk mencegah hilangnya nyawa warga sipil dan anak-anak, wabah penyakit, dan untuk memberikan perawatan kepada orang sakit dan terluka.
  • Semua pihak yang berkonflik harus menghormati hukum humaniter internasional.

Permudah Akses Layanan Kesehatan

Pilu Warga Gaza Meratapi Korban Serangan Israel
Anggota keluarga Palestina Abu Dayer menangis di rumah sakit Al-Shifa setelah kematian anggota keluarga dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, Senin (17/5/2021). Tercatat ada 212 penduduk Jalur Gaza, Palestina yang kehilangan nyawa di antaranya 61 korban merupakan anak-anak. (MAHMUD HAMS/AFP).

Dari sisi kesehatan, UNICEF juga meminta agar akses bagi korban yang membutuhkan layanan perlu dipermudah terutama bagi anak-anak.

Kasus-kasus medis yang mendesak di Gaza agar dapat dengan aman mengakses layanan kesehatan penting atau diizinkan untuk pergi. Dan untuk anak-anak yang terluka atau sakit dievakuasi untuk didampingi oleh anggota keluarga.

“UNICEF terus menekan para pemimpin dunia di setiap kesempatan untuk memberikan akses kemanusiaan ke seluruh Gaza.”

Cara UNICEF Bantu Anak-Anak di Gaza

Alunan Oud untuk Jaga Kesehatan Mental Anak-anak Gaza
Alunan Oud untuk Jaga Kesehatan Mental Anak-anak Gaza. (SAID KHATIB/AFP)

UNICEF menyampaikan pihaknya terus fokus pada kebutuhan penting anak-anak akan perlindungan dan bantuan kemanusiaan meski aksesnya masih sulit dan berbahaya.

Hingga kini, Staf UNICEF bersama dengan PBB dan mitra masyarakat sipil, masih berada di Gaza.

“Kita harus diizinkan untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa dalam skala besar, terutama ketika aksesnya sangat terbatas.”

UNICEF dan mitranya telah mengirimkan pasokan darurat termasuk air, obat-obatan dan peralatan penyelamat jiwa. Namun, masih banyak lagi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan warga sipil yang sangat besar.

Beberapa bantuan UNICEF untuk anak-anak Gaza meliputi:

  • Mendukung pengangkutan air ke tempat penampungan dan distribusi air kemasan.
  • Menyediakan wadah air, tablet klorin untuk pemurnian air dan bahan bakar untuk mengoperasikan sumur air, pabrik desalinasi dan truk.
  • Mendistribusikan peralatan kebersihan keluarga dan ratusan ribu batang sabun.
  • Mengirimkan perbekalan kesehatan darurat ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan, termasuk perbekalan untuk bayi baru lahir, perlengkapan untuk bidan, perlengkapan untuk pengobatan diare akut dan obat-obatan penyelamat jiwa lainnya.
  • Mendukung kegiatan kesehatan mental dan psikososial dasar di beberapa tempat penampungan.
  • Memberikan berbagai pasokan nutrisi penting termasuk biskuit berenergi tinggi untuk anak di bawah usia 5 tahun dan suplementasi mikronutrien untuk anak-anak serta ibu hamil dan menyusui.
  • Mendukung kegiatan rekreasi, termasuk untuk anak-anak penyandang disabilitas, di berbagai komunitas, kamp dan tempat penampungan.
  • Berfokus pada penyediaan selimut, tenda, dan pakaian hangat saat musim dingin berdampak di Jalur Gaza.
  • Memberikan bantuan tunai kemanusiaan bagi rumah tangga yang paling rentan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya