Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi yang mengguncang sumedang di malam pergantian tahun 2023-2024 membawa trauma tersendiri bagi para korban.
Bagaimana tidak, gempa berkekuatan M 4,8 itu memicu kerusakan pada 1.136 rumah dan membuat sebagian pemiliknya terpaksa mengungsi.
Baca Juga
Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, jumlah itu terdiri dari 876 rumah rusak ringan, 136 rusak sedang dan 124 rusak berat.
Advertisement
Sementara menurut Komunitas Gajah Kemping, terdapat sedikitnya 44 rumah dan 1 masjid yang rusak ringan dari kejadian gempa di sebagian desa. Yaitu desa Cikaramas, Wargaluyu, Kertamukti, Sukatani, Jingkang dan Kamal.
Atas kejadian ini, komunitas penggemar kemah itu berupaya memberikan bantuan berupa bahan pangan dan konsultasi psikologis.
“Mereka yang ditimpa musibah alam tidak saja membutuhkan bantuan material tapi juga psikologis dan konseling. Trauma yang mereka alami apabila tidak disembuhkan bisa berpengaruh terhadap kejiwaan mereka khususnya bagi anak-anak,” kata ketua komunitas, Erwin Gunawan dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (11/1/2024).
Dia menambahkan, baru-baru ini komunitasnya menyisir area Sumedang untuk membantu para korban gempa dan memberikan bantuan kemanusian. Aksi sosial ini menyasar warga yang bermukim di Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
“Tim kami turun memberikan konseling pasca traumatik serta membantu warga memperbaiki beberapa kerusakan.”
Bantuan Konsultasi Psikologis Sama Pentingnya dengan Sembako
Kegiatan sosial ini merupakan hasil kolaborasi Gajah Kemping dengan Team Babari Jawa Barat, CVI Peduli, RSI Majalengka, Komunitas Dermawan Sedekah, Ashab Firdaus, dan masyarakat umum.
Erwin pun mengatakan bahwa bantuan konsultasi psikologis sama pentingnya dengan bantuan sembako dan renovasi fisik bangunan yang rusak.
“Selain mendapatkan bantuan kebutuhan dasar berupa logistik sandang dan pangan, pada kondisi tertentu, korban tragedi bencana gempa juga perlu mendapatkan pendampingan psikososial dan trauma healing.”
“Ini karena kondisi traumatik yang ditimbulkan pascabencana berpotensi membuat korban mengalami gangguan produktivitas sehari-hari,” papar Erwin.
Advertisement
Mengenal Gajah Kemping
Gajah Kemping sendiri adalah sebuah komunitas yang anggotanya berlatar belakang para profesional dan pengusaha.
Komunitas ini rutin melakukan kegiatan touring ke berbagai daerah. Dan melakukan aksi sosial di titik-titik yang membutuhkan bantuan. Baik bencana maupun non bencana.
“Tahun lalu kami menyisir area pedesaan di Sukabumi untuk mendistribusikan bantuannya ke masjid yang berada di daerah wisata Pondok Halimun, Sukabumi. Kegiatan tersebut adalah bagian dari perayaan ulang tahun kami yang pertama.”
Komunitas Gajah Kemping merupakan insiator dari para penggemar kegiatan berkemah dan memiliki kendaraan khas yang biasa disebut unit Gajah.
“Tahun ini kami sudah memiliki beberapa agenda untuk berkemah dan tentunya rencana kegiatan bakti sosial untuk masyarakat yang berada di sekitar titik kemah kami nantinya,” jelas Erwin.
Pemicu Gempa Sumedang
Setelah melalui proses pendalaman, Tim Tanggap Darurat Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan segmen patahan atau sesar baru yaitu Patahan Cipeles.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, Patahan Cipeles dengan lokasi tipe di Sungai Cipeles, arah segmen patahan ini Barat Daya-Timur Laut relatif ke arah Utara berada di ujung Timur Laut Sesar Cileunyi-Tanjungsari.
"Diduga segmen patahan ini penyebab gempa bumi yang berpusat di daerah Babakanhurip, Sumedang Utara," ujar Wafid, Selasa (9/1/2024) mengutip Regional Liputan6.com.
Advertisement