Liputan6.com, Jakarta Bahu adalah bagian dari tubuh yang kuat dan fleksibel yang menghubungkan antara lengan ke batang tubuh. Meski kuat, namun bahu juga bisa mengalami kebekuan. Berkaitan dengan hal tersebut, Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Konsultan Cedera Olahraga, dr. M. Alvin Shiddieqy Pohan, Sp.OT (K) Sport Injury dari RS EMC Tangerang memberikan penjelasannya.
Dia menjelaskan bahwa bahu beku atau kekakuan pada bahu atau dalam istilah medis disebut sebagai frozen shoulder merupakan kondisi peradangan yang ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada bahu. Kondisi peradangan tersebut diakibatkan karena hilangnya gerakan secara bertahap pada sendi bahu (glenohumeral).
Baca Juga
Sendi, lanjut dr. Alvin, terdiri dari bola (kepala humerus) dan soket (glenoid). Biasanya, sendi tersebut merupakan salah satu sendi yang paling banyak bergerak dalam tubuh. Ketika bahu membeku, sendi menjadi macet dan gerakannya terbatas.
Advertisement
Gejala
Ketika mengalami frozen shoulder, tentu gerakan menjadi terbatas. Kondisi frozen shoulder pun biasanya berkembang secara perlahan dalam tiga tahap, yaitu:
- Freezing stage. Setiap gerakan bahu menyebabkan rasa sakit, dan kemampuan bahu untuk bergerak menjadi terbatas. Tahap ini berlangsung dari 2 hingga 9 bulan
- Frozen stage. Nyeri mungkin berkurang selama tahap ini. Namun, bahu menjadi lebih kaku. Menggunakannya menjadi lebih sulit. Tahap ini berlangsung dari 4 hingga 12 bulan
- Thawing stage. Kemampuan bahu untuk bergerak mulai membaik. Tahap ini berlangsung dari 5 hingga 24 bulan.
Bagi sebagian orang, rasa sakitnya memburuk di malam hari, terkadang mengganggu tidur.
Advertisement
Apa Penyebabnya?
Penyebab frozen shoulder memang belum diketahui pasti dan tidak ada hubungan yang jelas dengan dominasi lengan. Misalnya, apakah disebabkan karena lengan yang dominan, yaitu penggunaan lengan di bagian kiri atau kanan yang mengerjakan untuk sebagian besar tugas atau pekerjaan.
Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya frozen shoulder, yaitu sebagai berikut:
- Usia dan jenis kelamin. Orang yang berusia 40 tahun ke atas, terutama wanita, lebih mungkin mengalami frozen shoulderImobilitas atau berkurangnya mobilitas
- Penyakit sistemik yaitu penyakit tertentu tampaknya lebih mungkin mengalami frozen shoulder.
- Penyakit-penyakit yang dapat meningkatkan risiko meliputi:
- Diabetes
- Tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme)
- Tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
- Penyakit kardiovaskular
- Penyakit Parkinson
Bagaimana Penanganannya?
Dua tujuan utama pengobatan adalah:
1. Untuk meningkatkan gerakan
Untuk meningkatkan gerakan, terapi fisik biasanya menjadi pilihan. Terapis fisik menggerakkan lengan untuk meregangkan kapsul setidaknya sekali atau dua kali sehari. Latihan ini meliputi penggunaan tongkat, sistem katrol yang juga dapat dilakukan di rumah dan tali elastis untuk meningkatkan gerakan bahu. Terapi juga dapat menggunakan es, panas, ultrasound atau stimulasi listrik dengan alat fisioterapi dengan pengawasan petugas medis.
2. Untuk mengurangi rasa sakit
Untuk mengurangi rasa sakit, obat antiinflamasi bisa menjadi opsi. Kadang-kadang, suntikan steroid pada sendi atau bursa, steroid seperti prednison, yang diminum dapat juga dapat diberikan sesuai kebutuhan/ kondisi pasien, namun pasien harus diperiksa oleh dokter terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat-obatan tersebut, dan obat-obatan yang diberikan harus berdasarkan resep dokter
Advertisement
Kapan Pembedahan Jadi Pilihan?
Jika program di atas tidak meningkatkan rentang gerak dan tidak mengurangi rasa sakit, maka pembedahan dapat menjadi pilihan. Perkembangan teknologi kesehatan saat ini memberikan keuntungan bagi pasien, salah satu teknik operasi atau pembedahan yang dapat dilakukan adalah dengan Arthroscopy.
Arthroscopy merupakan teknik operasi minimal invasif dengan luka operasi kecil sekitar 0,75-1cm dengan menggunakan serat optik dan lensa kamera untuk melihat dan mengatasi permasalahan pada sendi yang ditampilkan pada layar monitor. Tindakan tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dari spesialis ortopedi untuk menangani permasalahan persendian seperti sendi lutut, sendi bahu, sendi siku dan sendi pergelangan kaki. Sebagian besar pasien memulai terapi fisik pada hari yang sama setelah tindakan dilakukan atau keesokan harinya.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter yang berpengalaman dan kompeten didukung oleh tim dan peralatan medis yang modern tentunya akan memberikan hasil yang optimal. Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Konsultan Cedera Olahraga, dr. M. Alvin Shiddieqy Pohan, Sp.OT (K) Sport Injury dari RS EMC Tangerang dapat menjadi rekomendasi karena telah melakukan penanganan frozen shoulder pada banyak pasien dari dalam dan luar kota.
Jika ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai jadwal dokter, Anda dapat menghubungi Marketing RS EMC Tangerang di 0818 0818 0812.
(*)