Studi Ungkap, Bau Bisa Menstimulasi Bagian Otak untuk Mengambil Keputusan Cepat

Katalis pengambilan keputusan adalah bau yang naik ke hidung dan mengirimkan sinyal saraf ke olfaktorius dan hipokampus.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 14 Feb 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2024, 09:00 WIB
[Fimela] Lilin Aroma Terapi
Ilustrasi Lilin Aroma Terapi | unsplash.com/@joannakosinska

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di Kampus Kedokteran University of Colorado Anschutz menemukan, bau menstimulasi sel-sel otak tertentu yang mungkin berperan dalam pengambilan keputusan yang cepat.

Studi ini dipublikasikan secara daring pada 6 Februari 2024 dalam jurnal Current Biology.

Para ilmuwan fokus pada hipokampus, area otak yang penting untuk memori dan pembelajaran. Mereka mengetahui bahwa apa yang disebut `sel waktu' memainkan peran utama dalam fungsi hipokampus namun tidak mengetahui peran mereka dalam pembelajaran asosiatif.

“Ini adalah sel yang akan mengingatkan Anda untuk membuat keputusan – lakukan ini atau itu,” kata penulis senior studi tersebut, Diego Restrepo, PhD, seorang ahli saraf dan profesor biologi sel dan perkembangan di Fakultas Kedokteran Universitas Colorado, dilansir News Medical.

Para peneliti mengamati bahwa ketika tikus diberi pilihan untuk merespons bau buah dengan menjilati cerat yang mengalirkan air manis, mereka dengan cepat belajar menjilat bau buah dibandingkan dengan bau minyak mineral.

“Semakin banyak mereka belajar, semakin banyak sel-sel yang terstimulasi sehingga mempercepat penguraian bau dan memungkinkan tikus dengan cepat menjadi mahir dalam memilih bau buah,” kata Fabio Simoes de Souza, DSc, penulis pertama studi tersebut dan seorang asisten profesor riset di bidang sel dan biologi perkembangan di CU School of Medicine. 

 

Bau Sebagai Katalis Pengambilan Keputusan

Katalis pengambilan keputusan adalah bau yang naik ke hidung dan mengirimkan sinyal saraf ke olfaktorius dan hipokampus. Kedua organ tersebut berhubungan erat. Informasi diproses dengan cepat lalu otak mengambil keputusan berdasarkan masukan tersebut.

“Sebelumnya kami tidak mengetahui adanya sel pengambil keputusan di hipokampus,” kata Restrepo.

"Hipokampus melakukan banyak tugas," lanjutnya.

Restrepo berspekulasi, sel-sel hipokampus tidak selalu aktif karena jika tidak, rangsangannya mungkin akan berlebihan.

 

Perluas Pengetahuan Terkkini

Studi mengenai peran bau ini memperluas pengetahuan terkini tentang apa yang terlibat dalam pengambilan keputusan di otak, khususnya keputusan cepat iya atau tidak yang selalu dilakukan oleh tikus dan manusia.

"Hipokampus mengaktifkan sel waktu untuk memprediksi keputusan yang akan memberi Anda petunjuk tentang apa yang perlu diingat,” kata Restrepo.

“Di masa lalu, sel waktu dianggap hanya mengingatkan Anda akan peristiwa dan waktu. Di sini kita melihat memori dikodekan dalam neuron dan kemudian diambil secara instan saat mengambil keputusan.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya