Tips Menyusun Menu Sehat dan Praktis untuk Bekal Anak ke Sekolah

Menu atau komposisi bekal untuk si Kecil tidak bisa disusun secara sembarangan, demi tercapainya gizi yang seimbang.

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 28 Feb 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2024, 07:00 WIB
Krisis Biaya Hidup di Inggris, London Gratiskan Makan Siang untuk Anak Sekolah
Ilustrasi kotak bekal makanan yang dibawa anak ke sekolah (dok. qi bin/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Masa kanak-kanak merupakan periode penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa ini, anak membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang untuk mendukung aktivitas fisik dan mentalnya. Bekal sekolah yang sehat dan bergizi menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Menyiapkan bekal sekolah yang seimbang dan praktis mungkin terlihat rumit. Namun, dengan tips dan trik yang tepat, orang tua dapat dengan mudah menyediakan bekal yang lezat dan bergizi bagi anak.

Sebelumnya, orangtua harus mengelompokkan jenis bekal untuk anak. Apakah bekal tersebut hanya untuk menjadi makanan selingan atau camilan saja atau memang untuk makanan utama siang atau sore hari. Hal ini penting untuk diperhatikan, karena komposisi menu yang dibutuhkan akan berbeda-beda. Tergantung dengan jenis tujuan makanannya. Sehingga, gizi anak akan tetap seimbang dan terkontrol.

 

1. Camilan Untuk Anak

Rita Ramayulis seorang ahli gizi dan Ketua Pengurus Pusat Indonesia Sport Nutritionist Association (PP ISNA) menyampaikan bahwa makanan selingan atau camilan ini dapat diberikan dalam porsi yang lebih sedikit. 

"Jenis bahan yang diberikan bisa berupa buah dengan protein misalnya dari olahan susu atau dari kacang," jelas  Rita dalam Siaran Sehat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ditulis Selasa (27/2/2024).

Apabila anak-anak membutuhkan lebih banyak energi dalam beraktivitas, bisa menambahkan camilan dengan bahan dasar karbohidrat. Pengolahan camilan berbahan dasar karbohidrat dapat berupa olahan ringan seperti makaroni skutel yang juga menggabungkan protein di dalamnya.

Hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah pemilihan camilan untuk anak juga dapat dilihat dari jenis makanan yang anak-anak kurang konsumsi pada saat sarapan, makan siang atau makan malam. Sehingga pemenuhan gizi anak akan tetap seimbang.

2. Makanan Utama Untuk Anak

Rita mengatakan saat menyiapkan bekal sebagai makanan utama, maka yang paling penting di sana adalah kelengkapan semua bahan makanan ini dari semua kelompok makanan.

Anak-anak sedang dalam masa tumbuh kembang, maka protein adalah salah satu zat gizi yang paling penting. Rita menyampaikan bahwa untuk bekal makan siang, Ibu harus menyiapkan dua jenis protein, yaitu protein hewani serta protein nabati.

Contoh dari protein hewani adalah ayam serta ikan, sedangkan untuk protein nabati dapat diambil dari tempe, tahu atau kacang-kacangan.

Selanjutnya, pemenuhan karbohidrat untuk anak juga harus selalu disediakan. Rita menyampaikan bahwa karbohidrat tidak hanya datang dari nasi. Ibu dapat memvariasikannya dengan kentang ataupun umbi-umbian.

"Nah jangan lupa nih mama-mama atau Bunda semua itu tetap harus harus memberikan sayur mau anak kita mau makan atau tidak tapi mereka harus paham kalau makan makanan bekal sebagai makan utama harus dengan sayur."

Untuk pemberian buah, bisa menambahkannya ke makanan selingan atau camilan. Hal ini bertujuan agar anak tetap fokus pada pemenuhan zat gizi lain saat makan siang. 

"Jangan sampai nanti pemberian buah ini menutup atau membuat si Anak enggak mampu habisin proteinnya karena protein ini menjadi lebih harus dominan gitu ya hewani dan nabati," jelas Rita.

 

Mengukur Porsi Bekal yang Pas Untuk Anak

"Apakah porsi anak saya ini kurang atau berlebih kita bisa lihat dari berat badannya sih. Jadi kalau misalnya berat badannya selama ini ideal maka kita bisa katakan, 'Oh untuk porsi sebenarnya dia sudah cukup gitu'," jelas Dr. Rita.

Namun, Ibu juga harus tetap memperhatikan porsi makan anak. 

Pemberian porsi makan akan semakin banyak seiring bertambahnya usia. Contohnya, anak-anak yang masih ada dibangku TK akan membutuhkan 2 porsi protein setiap harinya, sedangkan anak SD akan membutuhkan 5 porsi protein per harinya. 

Pemberian porsi ini akan terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mendukung tumbuh kembang anak. 

Tidak Semua Sumber Protein Digoreng

Disisi lain, Rita juga menegaskan untuk tidak mengolah semua jenis protein dengan minyak atau digoreng. Hal ini dapat Ibu lakukan dengan cara memvariasi cara pengolahan.

Misal, jika anak membutuhkan 5 porsi protein per harinya, Ibu dapat membuat 2 porsi protein dengan cara digoreng dan 3 porsi protein lainnya dengan cara pengolahan yang lain.

Untuk buah dan sayur, Rita menyampaikan bahwa anak umumnya membutuhkan 2 jenis buah serta 2 porsi sayuran setiap harinya.

Jika pemenuhan protein, sayur serta buah sudah tercukupi maka tidak akan menjadi masalah jika anak tidak mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak.

Pemberian porsi makan pada anak telah diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya