Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat disarankan untuk melanjutkan lagi dosis vaksinasi COVID-19 dengan booster setidaknya 28 hari sebelum mudik Lebaran. Hal ini disampaikan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Dr dr Sukamto Koesnoe, Sp.PD-KAI, FINASIM mengatakan, durasi tersebut sebagai waktu yang ideal untuk mencegah risiko tertular COVID-19 saat akan mudik ke kampung halaman.
Baca Juga
"Kapan waktu yang tepat? Jadi, kalau kita bicara kapan waktu yang tepat, idealnya biasa 28 hari atau satu bulan sebelum (mudik) dan kita berisiko tertular," kata Sukamto dalam diskusi media di Jakarta, Rabu, dilansir Antara.
Advertisement
Pada hampir 100 persen orang yang telah mendapat vaksinasi, kata Sukamto, di dalam tubuhnya akan terbentuk antibodi yang amat kuat untuk melawan virus seperti SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Pada kelompok orang dengan kesehatan yang baik, antibodi bisa terbentuk hanya dalam waktu dua minggu saja.
Sukamto mengingatkan, meski kasus COVID-19 saat ini bisa dikendalikan, masyarakat tidak boleh lupa bahhwa masih ada kelompok rentan. Mereka adalah penderita komorbid, lansia dan anak-anak yang belum bisa mengikuti vaksinasi sehingga rentan terkena infeksi.
Memberi vaksin booster pada tubuh bisa memberi proteksi yang lebih kuat terhadap COVID-19, terlebih ketika mudik dan bertemu dengan orang dari berbagai usia.
"Jadi, kalau punya waktu, sebelum dua minggu itu bisa divaksin. Kalau mau ideal 28 hari termasuk kalau mau ke luar negeri, setidaknya dua minggu harus sudah divaksin," ujarnya.
Peduli Kesehatan Anggota Keluarga
Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Dr. dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD, KKV, FINASIM, FACP, ikut mengimbau masyarakat agar tidak abai terhadap kesehatan anggota keluarga satu sama lain.
“COVID-19 itu gampang menularnya, apalagi kalau kumpul dengan keluarga yang muda-muda. Kalau ada nenek-kakek atau anak yang lebih kecil kan riskan, jadi, kalau ada kesempatan dan tidak ada kesulitan lebih baik booster,” kata Sally.
Meski aturan terkait protokol kesehatan dan imbauan untuk melanjutkan dosis vaksin COVID-19 sudah tidak seketat dulu, Sally meminta seluruh pihak tetap mengantisipasi terjadinya penularan.
Advertisement
Tata Laksana Vaksinasi COVID-19
Sally juga menjelaskan ketika mengikuti vaksinasi pun, tata laksananya masih sama seperti ketika gelombang COVID-19 melanda. Individu dalam kondisi sehat, dan mengikuti arahan dokter bagi penderita komorbid.
“Sebetulnya tidak ada hal khusus (yang harus disiapkan sebelum booster) karena dari awal rekomendasi kita sangat ketat. Jadi kalau ada sakit sedikit itu tidak boleh. Tapi, ternyata sesudah lebih dari satu juta (yang divaksin) aman-aman saja, kita bisa katakan selama dia sehat, dia boleh vaksin,” ujar Sally.