Dampak Buruk Tidur Berlebihan, Bisa Picu Depresi hingga Meningkatkan Risiko Kematian

Tidak hanya kurang tidur, tidur dengan rentang waktu yang terlalu lama ternyata juga memberikan dampak buruk bagi tubuh.

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 30 Mar 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2024, 14:00 WIB
Tidur - Vania
Ilustrasi Tidur/https://unsplash.com/Kinga Cichewicz

Liputan6.com, Jakarta - Tidur merupakan kebutuhan vital bagi manusia untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Namun, tahukah Anda bahwa tidur berlebihan, sama seperti kurang tidur, dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan?

Dilansir dari WebMD, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur berlebihan telah dikaitkan dengan sejumlah masalah medis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan bahkan peningkatan risiko kematian.

Namun, perlu diingat bahwa dua faktor lain, yaitu depresi dan status sosial ekonomi rendah, juga sangat terkait dengan tidur berlebihan. Kedua faktor ini mungkin menjadi alasan di balik efek kesehatan negatif yang diamati.

Sebagai contoh, orang dengan status sosial ekonomi rendah mungkin memiliki akses yang lebih sedikit terhadap perawatan kesehatan dan oleh karena itu memiliki lebih banyak penyakit yang tidak terdiagnosis, seperti penyakit jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan tidur berlebihan.

Jumlah tidur yang Anda butuhkan pun tidak selalu sama. Kebutuhan ini bervariasi tergantung usia, tingkat aktivitas, kesehatan umum, dan kebiasaan gaya hidup.

Misalnya, saat masih anak-anak, Anda membutuhkan lebih banyak tidur daripada orang dewasa. Ketika Anda memasuki usia remaja, kebutuhan tidur akan berkurang dan orang dewasa umumnya membutuhkan 7-8 jam tidur per malam.

Namun, kebutuhan tidur Anda bisa berubah pada situasi tertentu. Misal, saat Anda stres, sakit, atau kelelahan, mungkin merasa perlu tidur lebih lama. Sebaliknya, saat sedang bersemangat atau berenergi, mungkin bisa tidur lebih sedikit.

Penting untuk memperhatikan tubuh Anda dan kebutuhan tidurnya. Jika Anda merasa lelah dan tidak berenergi di siang hari, mungkin perlu tidur lebih lama.

Namun, jika merasa sulit untuk bangun di pagi hari atau merasa lelah setelah tidur 8 jam, mungkin perlu mengurangi waktu tidur Anda.

Mengenal Hipersomnia

Bagi orang yang menderita hipersomnia, tidur berlebihan bukan hanya kebiasaan, tetapi merupakan gangguan medis. Kondisi ini menyebabkan kantuk berlebihan sepanjang hari, yang tidak mereda meskipun tidur siang. Penderita hipersomnia juga tidur dalam jangka waktu yang sangat lama di malam hari. Gejala lain yang menyertai hipersomnia adalah kecemasan, energi rendah, dan masalah memori.

Sleep apnea obstruktif, gangguan yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas sesaat selama tidur, juga dapat meningkatkan kebutuhan tidur. Hal ini terjadi karena sleep apnea mengganggu siklus tidur normal.

Selain gangguan tidur, terdapat beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan tidur berlebihan. Faktor-faktor tersebut termasuk penggunaan alkohol, obat resep, depresi, dan faktor individu yang memang memiliki kebutuhan tidur lebih banyak.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang tidur berlebihan memiliki gangguan. Jika merasa kebutuhan tidur Anda berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Masalah Medis yang Terkait dengan Tidur Berlebihan

Meskipun tidur merupakan kebutuhan vital bagi manusia, tidur berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan. Di balik rasa kantuk dan kelelahan yang mendasari, tidur berlebihan dapat menjadi gejala dari berbagai masalah medis yang serius.

1. Diabetes

Sebuah studi menunjukkan bahwa kebiasaan tidur yang tidak sehat, baik tidur terlalu lama maupun terlalu sedikit, dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga pola tidur yang teratur dan cukup sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk dalam mencegah diabetes.

2. Obesitas

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidur terlalu banyak, sama seperti kurang tidur, dapat meningkatkan risiko obesitas. Orang yang tidur selama 9-10 jam per malam memiliki kemungkinan 21% lebih tinggi untuk menjadi obesitas dalam periode 6 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidur 7-8 jam.

Asosiasi ini tetap ada bahkan setelah memperhitungkan asupan makanan dan olahraga. Hal ini menunjukkan bahwa durasi tidur yang optimal untuk menjaga berat badan ideal adalah 7-8 jam per malam.

3. Sakit Kepala

Bagi orang yang rentan terhadap sakit kepala, tidur lebih lama dari biasanya pada akhir pekan atau liburan dapat menjadi bumerang. Para peneliti menduga bahwa efek tidur berlebihan pada neurotransmitter di otak, seperti serotonin, dapat memicu sakit kepala. Selain itu, kebiasaan tidur siang yang berlebihan dan mengganggu pola tidur malam juga dapat menyebabkan sakit kepala di pagi hari.

4. Nyeri Punggung

Dulu, orang dengan nyeri punggung disarankan untuk banyak tidur. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa istirahat berlebihan tidak membantu pemulihan. Justru, menjaga tingkat aktivitas fisik tertentu dapat membantu meredakan nyeri punggung.

Dokter sekarang menganjurkan pasiennya untuk tetap aktif dan tidak tidur lebih lama dari biasanya, jika memungkinkan. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan saran terbaik mengenai aktivitas dan istirahat yang tepat untuk mengatasi nyeri punggung.

5. Depresi

Depresi tidak hanya terkait dengan insomnia, tetapi juga dengan tidur berlebihan. Sekitar 15% orang dengan depresi mengalami tidur berlebihan, yang dapat memperburuk kondisi mereka. Kebiasaan tidur yang teratur sangat penting untuk proses pemulihan depresi. Oleh karena itu, orang dengan depresi yang tidur berlebihan perlu mencari bantuan untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan peluang mereka untuk pulih.

6. Penyakit Jantung

Sebuah studi kesehatan yang melibatkan hampir 72.000 wanita menunjukkan hubungan yang menarik antara tidur berlebihan dan penyakit jantung koroner. Wanita yang tidur 9-11 jam per malam memiliki kemungkinan 38% lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan dengan wanita yang tidur 8 jam.

Alasan di balik hubungan ini masih belum diketahui oleh para peneliti, namun temuan ini menunjukkan bahwa durasi tidur yang optimal dapat berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung.

7. Meningkatkan Risiko Kematian

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur 9 jam atau lebih per malam memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan yang tidur 7-8 jam. Alasan pasti korelasi ini belum diketahui, namun penelitian menemukan bahwa depresi dan status sosial ekonomi rendah juga terkait dengan tidur lebih lama. Para peneliti menduga bahwa faktor-faktor ini mungkin terkait dengan peningkatan kematian pada orang yang tidur berlebihan.

Mengatasi Tidur Berlebihan

Jika Anda terbiasa tidur lebih dari 7-8 jam per malam, konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan. Dokter dapat membantu Anda menemukan penyebab tidur berlebihan dan memberikan solusi yang tepat.

Jika penyebabnya adalah alkohol atau obat resep tertentu, mengurangi atau menghentikan konsumsinya dapat membantu. Namun, jangan menghentikan obat resep tanpa instruksi dokter. Bila tidur berlebihan disebabkan oleh kondisi medis lain, pengobatan untuk kondisi tersebut dapat membantu Anda kembali ke pola tidur normal.

Terlepas dari penyebabnya, praktik tidur yang baik dapat membantu Anda mendapatkan tidur yang sehat selama 7-8 jam setiap malam. Jagalah waktu tidur dan bangun yang konsisten, hindari kafein dan alkohol sebelum tidur, berolahragalah secara teratur, dan ciptakan lingkungan tidur yang nyaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya