Liputan6.com, Jakarta - Memasuki usia 6 bulan, bayi umumnya sudah siap untuk mendapatkan MPASI atau Makanan Pendamping ASI. MPASI penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang semakin meningkat dan tidak dapat dipenuhi oleh ASI saja. Saat bayi sudah berusia 6 bulan, ASI hanya dapat mencukupi sekitar 60-70 persen nutrisi yang dibutuhkan.Â
Namun, sebelum memberikan MPASI, penting untuk mengetahui tanda-tanda kesiapan bayi. Runi Deasiyanti, seorang dokter spesialis anak menyampaikan bahwa salah satu tanda anak siap mendapatkan MPASI adalah reflek ekstrusi yang sudah berkurang, "Jadi bayi itu kalau kita masukkan sesuatu ke dalam mulutnya, dia ada refleks untuk mendorong pakai lidah nya. Kalau reflek ekstrusi nya masih dominan, berarti dia belum bisa makan," jelas Runi dalam Diskusi Media pada 2 April 2024.
Baca Juga
Selanjutnya, ibu dapat memperhatikan kemampuan anak dalam menahan kepalanya untuk tetap tegak, "Kalau kepalanya masih oglak-oglek, tidak bisa menopang kepalanya sendiri, berarti dia masih belum siap makan." Begitu pula dengan postur duduk anak yang sudah mampu menjaga keseimbangannya.
Advertisement
Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, terdapat pula tanda psikologis anak yang menunjukkan bahwa anak sudah siap makan. Tanda yang paling mudah terlihat adalah anak yang sudah menunjukkan keinginan makannya dengan membuka mulutnya, mencondongkan tubuhnya kedepan saat lapar dan menjauhkan tubuhnya kebelakang saat kenyang atau tidak berminat.
Jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda ini maka dapat dipastikan bahwa ia sudah siap mendapatkan MPASI.
Â
Porsi MPASI Anak
Setelah mengetahui tanda-tanda kesiapan anak dalam mendapatkan MPASI, hal penting selanjutnya adalah mengetahui porsi yang tepat. Memberikan porsi MPASI dengan tepat penting untuk dilakukan agar nutrisi anak tercukupi dan mencegah obesitas pada anak.Â
Runi menyebutkan bahwa anak usia 6 bulan yang baru memulai MPASI, porsi yang dapat diberikan adalah 2-3 sendok makan orang dewasa. Lalu, ibu dapat menilai toleransi anak pada makanan, dan menilai lebih lanjut apakah anak sudah benar-benar siap makan.Â
Lalu dapat dilanjutkan hingga usia 12 bulan dengan memberikan setengah porsi dari mangkuk berukuran 250 ml. Namun, yang membedakannya adalah frekuensi makan setiap harinya yang semakin bertambah.
Untuk anak usia 12-24 bulan, porsi yang dapat diberikan adalah tiga per empat dari mangkuk berukuran 250 ml. Diluar makanan utama, anak bisa mengonsumsi 1-2 makanan selingan atau snack setiap harinya.
Dengan mengikuti panduan porsi makan ini, ibu dapat memastikan bahwa anak mendapatkan nutrisi yang cukup, tidak kurang dan tidak berlebihan.Â
Advertisement
Perhatikan Jadwal Makan Anak
Jadwal makan yang dimaksud tidak hanya untuk jadwal makan MPASI, namun juga jadwal pemberian ASI, "Mulai 6 bulan, ASI itu sudah engga dominan lagi. Tapi harus kita atur, supaya anak itu makannya juga bagus," jelas Runi.
Jika asupan ASI pada anak yang sudah mulai MPASI masih dominan, maka yang ditakutkan adalah anak enggan untuk makan karena masih merasa kenyang dari asupan ASI. "Kita kan mau menuju ke 3 makan besar diselingi 2 snack, kita harus manage tuh, ASI harus tetap ada."
Jadi, walaupun anak sudah bisa makan, ASI tetap dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun dengan frekuensi yang tidak sering, karena ASI mengandung banyak manfaat untuk pertumbuhan anak.Â
Disamping itu, jadwal makan MPASI anak juga penting untuk diperhatikan. Untuk anak usia 6-9 bulan, MPASI dapat diberikan 2-3 sehari. Sedangkan untuk anak usia 9-24 bulan, MPASI dapat diberikan 3-4 kali sehari.Â