Doa dan Amalan Terbaik di Hari-Hari Terakhir Ramadhan

Liputan6.com, Jakarta - Bulan suci Ramadhan segera berakhir, menandakan datangnya Hari Raya Idul Fitri yang penuh kemenangan. Sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan periode yang sangat istimewa, penuh berkah, dan diyakini sebagai waktu turunnya Lailatul Qadar, malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.

Meraih pahala maksimal dan menyambut kemenangan dengan penuh persiapan, umat Islam dianjurkan memperbanyak doa dan amalan terbaik di hari-hari terakhir Ramadhan.

Doa Akhir Ramadhan

Dilansir dari Alim, terdapat doa yang dapat diamalkan pada hari terakhir Bulan Ramadhan. Doa ini berisi permohonan agar diterimanya ibadah puasa yang telah dijalankan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Berikut doa lengkap akhir Ramadhan:

اَللّـهُمَّ اجْعَلْ صِيامى فيهِ بِالشُّكْرِ وَالْقَبُولِ عَلى ما تَرْضاهُ وَيَرْضاهُ الرَّسُولُ، مُحْكَمَةً فُرُوعُهُ بِالاْصُولِ، بِحَقِّ سَيِّدِنا مُحَمَّد وَآلِهِ الطّاهِرينَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعالَمينَ

Allâhummaj’al shiyâmî fîhi bisysyukri wal qabûli ‘alâ mâ tardhâhur Wayardlâhurrasûlu muhkamatan furû’uhu bil ushuli bihaqqi sayyidinâ muhammadin wa âlihit Al-Thâhirîn wal hamdu lillahi rabbil’âlamin

Yang Artinya: “Ya Allah, terimalah puasaku di bulan ini dengan rasa syukur. Jadikanlah puasaku ini mendatangkan keridhaan-Mu dan keridhaan para Rasul-Mu. Engkau kuatkanlah furu (cabang-cabang)-nya dan ushul (pokok-pokok)-nya. Demi kebenaran junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarganya yang suci. Segala puji bagi-Mu ya Allah, Tuhan semesta alam.”

Menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, semangat untuk memperbanyak ibadah tentu semakin meningkat. Selain memperbanyak doa, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amalan-amalan tertentu.

Berikut beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan yang dilansir dari Islamic Relief Worldwide.

1. Memperbanyak Doa dan Membaca Al-Qur'an

Malam-malam terakhir Ramadhan menjadi kesempatan untuk meningkatkan ibadah. Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa, memohon ampunan dengan sungguh-sungguh, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak salawat (berkah untuk Nabi). Shalat sunnah juga dianjurkan untuk dilakukan pada malam-malam penuh berkah ini.

Nabi Muhammad SAW menjadi teladan dalam memaksimalkan ibadah di malam terakhir Ramadhan. Beliau bersungguh-sungguh dalam shalat, memohon ampunan, dan dijanjikan penghapusan dosa bagi yang melaksanakannya dengan iman dan ikhlas. 

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang shalat di Malam Lailatul Qadr karena iman dan ikhlas, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni” (Hadis, Bukhari dan Muslim)."

Banyak Muslim memilih untuk menghabiskan 10 hari terakhir Ramadan dengan melakukan i'tikaf. I'tikaf adalah amalan di mana seseorang fokus untuk beribadah kepada Allah dan menahan diri dari urusan duniawi.

Tujuan i'tikaf adalah untuk merenung, meningkatkan ibadah, dan meningkatkan pengetahuan agama. Ini adalah waktu untuk mencari kedekatan dengan Allah SWT.

Tradisionalnya, i'tikaf dilakukan di masjid. Namun, Anda juga dapat menyiapkan tempat khusus di rumah untuk beribadah dengan khusyuk.

I'tikaf dapat dilakukan selama 10 hari, 1 hari, atau bahkan 1 malam. Ini adalah kesempatan besar untuk kembali kepada Allah dan menerapkan praktik agama yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlimpah terbuka lebar pada sepuluh hari terakhir Ramadan. Menyalurkan Zakat Fitrah kepada yang membutuhkan di masa ini menjadi salah satu cara untuk meraih ridho Allah SWT.

Pahala menunaikan Zakat Fitrah selama Ramadan dilipatgandakan. Selain itu, terdapat malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir, dimana pahala berbuat kebaikan di malam tersebut dilipatgandakan melebihi pahala berbuat kebaikan selama 83 tahun.

Nabi Muhammad SAW. bersabda, 'Sedekah menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api,' (Hadis, Tirmidzi).

Beliau juga mengatakan bahwa Allah memberikan keringanan pada Hari Kiamat bagi mereka yang memberikan sedekah: 'Bayangan seorang mukmin pada Hari Kebangkitan akan menjadi sedekahnya,' (Hadis, Tirmidzi)."