Liputan6.com, Jakarta - Manicure, proses mempercantik kuku dengan berbagai teknik seperti memotong, merapikan, mengecat, dan menghias, telah menjadi tren kecantikan populer selama bertahun-tahun.
Banyak orang menikmati tampilan kuku yang indah dan terawat, namun tahukah kamu bahwa manicure dapat memiliki pengaruh signifikan pada kesehatan kuku?
Baca Juga
Hasil Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Dapat Kartu Merah, 10 Pemain Garuda Petik Kemenangan Perdana
Gacor Cetak 2 Gol Lawan Arab Saudi, Selebrasi Marselino Ferdinan Bikin Fans Timnas Indonesia Bergemuruh
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kemenangan Gemilang Timnas Indonesia atas Arab Saudi dengan Skor 2-0
Dilansir day Byrdie, saat Anda melakukan perawatan kuku kaki dan tangan, perlu diperhatikan beberapa bahan yang digunakan dalam kuteks dapat memicu alergi.
Advertisement
Menurut Dr. Yang, seorang dermatolog, beberapa alergen umum yang perlu diwaspadai adalah resin tosylamide/formaldehida, dibutyl phthalate, toluene, dan triphenyl phosphate. Gejala alergi tersebut dapat berupa pembengkakan, kemerahan, atau iritasi kulit di sekitar kuku.
Lebih parahnya, alergi ini juga dapat muncul sebagai ruam pada kelopak mata. Hal ini disebabkan karena kelopak mata memiliki kulit yang tipis dan orang sering tanpa sadar menyentuh wajah mereka setelah manikur.
Teknik yang tidak tepat saat manicure juga dapat menimbulkan masalah. Dr. Stern, dermatologis lainnya menjelaskan bahwa praktik manikur yang terlalu agresif, seperti pemotongan kutikula berlebihan atau mendorong kutikula dengan keras menggunakan alat logam atau kikir listrik, dapat merusak kutikula dan matriks kuku.
Matriks kuku merupakan bagian penting yang bertanggung jawab untuk produksi kuku baru.
Selain itu, proses penghilangan kuteks juga dapat berakibat buruk pada kesehatan kuku. Dr. Stern menuturkan bahwa penghilang kuteks yang mengandung aseton dapat membuat kuku atau kulit di sekitarnya menjadi kering atau terdehidrasi. Akibatnya, kuku dapat menjadi lemah dan rapuh, serta kulit di sekitar kuku menjadi kering dan iritasi.
Oleh karena itu, Dr. Stern menyarankan untuk memilih penghilang kuteks bebas aseton. Lebih baik lagi, pilihlah penghilang kuteks yang diformulasikan dengan bahan pelembap untuk menjaga kesehatan kuku.
Gel Manicure
Gel manicure merupakan perawatan kuku yang menggunakan kuteks berbahan gel. Lalu, berbahayakan gel manicure untuk kesehatan kuku?
Proses Menghilangkan Gel Manicure
Sama dengan proses manikur konvensional yang sudah dijelaskan sebelumnya, menghilangkan manikur berbahan sadar gel juga dapat merusak kuku.Â
Proses ini biasanya melibatkan perendaman kuku dalam aseton selama jangka waktu tertentu. Aseton, zat kimia yang keras, dapat menghilangkan lapisan atas kuku, mengeringkan kutikula, dan membuat kuku rapuh dan tipis.
Selain itu, penggunaan kikir listrik yang agresif saat proses pengikisan gel juga dapat memperparah kerusakan. Kikir dapat menipiskan lempeng kuku, membuatnya lebih mudah patah dan rapuh.
Paparan Sinar UV
Paparan sinar UV yang dihasilkan oleh lampu UV (atau LED) saat proses pengeringan gel dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit.
Menurut Dr. Stern, paparan sinar UV dapat merusak DNA dalam sel-sel kulit, menghasilkan mutasi yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
"Paparan yang tidak terlindungi terhadap UVA dan UVB merusak DNA dalam sel-sel kulit dan menghasilkan cacat genetik yang disebut mutasi yang dapat menyebabkan kanker kulit dan penuaan dini, seperti keriput, bintik-bintik cokelat, warna kulit tidak merata, kekenduran kulit, dan kehilangan volume," kata Stern.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami risiko paparan UV selama manikur gel, Stern menegaskan bahwa paparan berulang terhadap UVA dapat berbahaya bagi kesehatan kulit.
"Kita memang tahu bahwa paparan berulang terhadap UVA dari sinar matahari atau mesin penyamakan mutagenik dan dapat menyebabkan kanker kulit, [tetapi] pertanyaannya tetap mengenai seberapa besar risiko manikur gel tipikal," kata Stern.
"Kita tentu memerlukan penelitian lebih lanjut dan idealnya sebuah penelitian prospektif di mana peserta memiliki manikur gel yang sering dan diikuti dari waktu ke waktu."
Advertisement
Acrylic Manicures
Acrylic manicure merupakan perawatan kuku yang menggunakan kuku palsu dan ditempelkan di atas kuku asli. Risiko manikur jenis ini juga berpotensi menimbulkan alergi kontak pada kulit di sekitar kuku.
Lebih mengkhawatirkan lagi, proses aplikasi dan penghilangan akrilik dapat merusak kuku secara langsung.
"Jika tidak dilakukan dengan benar, proses aplikasi dapat merusak tempat tidur kuku, menyebabkan kuku menjadi tipis, melemah, atau bahkan terinfeksi jamur," ungkap Dr. Yang.
"Kelembapan yang terperangkap di antara kuku akrilik dan kuku alami dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur," tambahnya.
Risiko kerusakan kuku semakin tinggi saat proses penghilangan akrilik. "Penting untuk mengikuti instruksi dari produsen saat menghilangkan akrilik," ujar Stern.
"Banyak salon menggunakan kikir listrik untuk membantu prosesnya, dan ini dapat merusak kuku dan barier kutikula."
Tips Manicure yang Aman dan Sehat Untuk Kuku
Setelah mengetahui beberapa risiko dari jenis-jenis manikur, di bawah ini merupakan tips bagaimana melakukan perawatan kuku yang aman dan juga sehat menurut dermatologis.
Manicure Konvensional
-
Pilih Penghilang Kuteks Bebas Aseton
-
Gunakan Kuteks "10-Free."Â Kuteks ini dibuat tanpa 10 bahan kimia yang umum digunakan dalam kuteks dan sering dikaitkan dengan efek samping yang merugikan.
-
Pilih Salon Terpercaya
-
Pertimbangkan untuk Melewatkan Pemangkasan Kutikula. "Kutikula memainkan peran penting dalam melindungi lempeng kuku dari patogen eksternal," kata Yang.
Gel Manicure
Paparan sinar UV saat proses manikur gel merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan.
 "Kami memiliki solusi sederhana dan aman yang dapat diadopsi oleh pelanggan manikur untuk melindungi diri mereka: tabir surya dan sarung tangan pelindung dengan ujung jari terpotong," kata Stern.Â
Pengaplikasian tabir surya saat proses manikur disarankan 30 menit sebelum melakukan manikur gel dan minta teknisi untuk tidak menghapusnya selama proses berlangsung.
 "Dengan cara itu, area yang terpapar dan tidak dilindungi oleh sarung tangan juga akan dilindungi dengan cukup dengan tabir surya," katanya.
Acrylic Manicure
Sebagian besar risiko saat manikur jenis ini terjadi saat proses penghilangannya.
"Saat merendam kuku dalam aseton, cobalah untuk melindungi lipatan kuku dan kutikula dengan mengoleskan emolien penghalang berbasis lemak," kata Stern.
Pastikan untuk tidak mencoba mengupas akrilik sendiri.
Advertisement