Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang usai mencuci baju menggunakan detergen lalu mengalami iritasi kulit dan gatal-gatal, bisa jadi tak cocok dengan produk pencuci tersebut.Â
Sebagian besar detergen memiliki formula mengandung fragrance atau aroma cucian segar yang didambakan, meski wangi, wewangian dapat membuat kulit menjadi sangat sensitif.
Baca Juga
Dilansir dari Allure detergen diketahui dapat membantu membuat pakaian menjadi lebih bersih dan wangi, tetapi konsentrasi bahan kimia yang ada di dalam detergen sering kali memiliki kadar yang tinggi (yang mampu menghilangkan noda membandel di kain atau pakaian).
Advertisement
Bahkan setelah siklus pembilasan dan pemerasan ekstra, bahan-bahan dalam detergen Anda masih dapat bertahan dalam serat kain. Banyak produk yang mengandung bahan kimia keras (seperti 1,4-dioksa), pengawet, serta pewangi dan pewarna buatan, yang semuanya dapat memperburuk kondisi kesehatan kulit pada sebagian orang.
"Ada banyak alergen potensial dalam detergen," kata Marie Leger, MD, PhD, seorang dokter kulit bersertifikat di New York City di Entiere Dermatology dan asisten profesor klinis di Mount Sinai, Amerika Serikat.Â
Lebih lanjut, Leger mengatakan bhawa ada kandungan pada detergen bernama Methylchloroisothiazolinone (MI) yang merupakan pengawet. Kemudian ada juga surfaktan terkandung pada deterjen yang bikin kulit bermasalah.Â
"Memiliki banyak busa mungkin berarti noda tersapu bersih, tetapi gelembung-gelembung tersebut adalah hasil dari surfaktan, yang juga dapat menyebabkan ruam kulit alergi,"Â kata Leger.
Salah satu surfaktan yang umum, sodium dodecyl sulphate, kemungkinan besar masih ada pada pakaian setelah dicuci dengan mesin cuci.
"Oleh karena itu, orang dapat mengalami dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan, ketika kulit mengembangkan hipersensitivitas terhadap produk tubuh tertentu, aroma di dalamnya, atau pengawet dan bahan tidak aktif lainnya dalam produk tersebut," kata Sherwin R. Hariri, MD, seorang ahli alergi.Â
Ciri-Ciri Alergi karena Detergen
Â
Â
Leger mengatakan bila seseorang mengalami alergi detergen biasanya bersisik, gatal, dan sering terlokalisasi pada bagian tubuh tertentu. Seperti leher dan bagian lain yang tertutup pakaian.Â
"Ketika pasien datang menemui saya dengan ruam baru di sekitar leher dan area lain yang tertutup pakaian, itu adalah tanda umum dermatitis kontak alergi atau iritasi yang disebabkan oleh detergen," kata Leger.Â
"Untuk mempersempit bahan mana yang menyebabkan masalah, temui ahli alergi dan dievaluasi untuk dermatitis kontak dengan uji tempel, yang merupakan tes untuk setiap bahan dalam suatu produk," kata Hariri.
Senada dengan Leger,  Tania Elliott, MD, seorang ahli alergi di New York City mengatakan bahwa Anda harus mempertimbangkan lokasi area yang terkena. Sebagai contoh, jika ruam muncul di satu sisi wajah dan tidur menyamping, deterjen bisa jadi penyebabnya.
Elliott juga menambahkan bahwa detergen merupakan penyebab umum gatal-gatal di tangan.
"Anda juga harus bertanya pada diri sendiri apakah Anda baru saja mengganti detergen dan apakah Anda hanya mengalami ruam ketika Anda tidur di kamar hotel," kata Elliott.
Advertisement
Jika Alergi Terhadap Detergen
“Jika Anda mengalami ruam merah bersisik atau gatal-gatal, segera hentikan penggunaan detergen dan temui ahli alergi untuk memastikan penyebabnya," kata Purvi Parik, MD, ahli alergi bersertifikat dari Allergy & Asthma Network di New York City.
Parik menyarankan untuk beralih ke detergen yang bebas pewarna dan alergen.
Elliott juga merupakan penggemar formula tersebut karena dirancang khusus untuk mereka yang memiliki kulit sensitif dan tidak mengandung pewangi atau pewarna buatan.
Sebagian besar merek detergen juga telah mengembangkan satu atau dua produk tanpa alergen yang diketahui, sehingga Anda dapat dengan aman membersihkan seprai tanpa bahan berbahaya yang tertinggal di antara seprai.
"Jika Anda telah mencoba semua ini dan reaksinya tetap ada, berkonsultasilah dengan dokter kulit," kata Leger.
Banyak ruam lain, termasuk eksim dan alergi terhadap hal-hal lain seperti pewarna pakaian juga dapat disebabkan reaksi terhadap detergen.