Faktor Risiko Anak Punya Alergi, Termasuk Ras dan Keturunan

Bila kedua orangtua memiliki alergi, maka anak memiliki potensi 60-90 persen akan menderita alergi yang sama.

oleh Tim Health diperbarui 26 Apr 2024, 10:38 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2024, 10:23 WIB
Contoh ilustrasi anak menangis karena efek alergi
Ilustrasi anak alergi ketahui faktor dan ciri-ciri anak punya alergi. (Foto: Unsplash.com/Kelly Sikkema)

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa faktor yang membuat anak alergi. Faktor risiko dari tubuh anak itu sendiri yakni keturunan, jenis kelamin dan usia merupakan faktor utama risiko yang ditunjukkan kadar immunoglobulin E.

“Pasien ras Kaukasian level imunoglobulin E lebih rendah dari ras kulit hitam, dari sini menjelaskan kemungkinan adanya faktor ras terjadi kemungkinan alergi lebih besar lagi,” kata dokter spesialis anak dari RS UI Andina Nirmala Pahlawati.

Faktor kedua yakni keturunan orangtua. Bila kedua orangtua memiliki alergi, maka anak memiliki potensi 60-90 persen akan menderita alergi yang sama.

Sementara jika salah satu orang tua saja yang memiliki alergi, kemungkinan anak juga memiliki alergi berkurang sekitar 30-50 persen. Namun juga ada 12 persen anak yang tetap memiliki bakat alergi meskipun orang tua tidak memiliki riwayat alergi.

Pada faktor ketiga yakni jenis kelamin, Andina menyebut anak laki-laki cenderung memiliki antibodi immunoglobulin E yang lebih banyak dibanding perempuan, namun kondisi ini bisa berbanding terbalik saat anak memasuki usia dewasa muda.

“Usia tertentu juga bisa memiliki manifestasi dari reaksi alergi tergantung dari usia berapa ia terpajan,” kata Andina mengutip Antara.

Faktor Risiko Lain

Faktor risiko lain yang membuat anak memiliki alergi adalah faktor lingkungan. Aninda mengatakan anak yang terpajan asap rokok atau menjadi perokok pasif memiliki serum immunoglobulin E yang lebih tinggi sehingga memiliki risiko alergi lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak terpajan asap rokok di rumahnya.

Lalu, asap polusi dari kendaraan dan industri juga memiliki kemungkinan besar untuk meningkatkan risiko alergi.

 “Faktor lain dari makanan, anak yang sering makan makanan cepat saji, processed foods meningkatkan immunoglobulin E pada anak, dibandingkan anak yang sering diberi makanan antiinflamasi seperti buah dan sayur, mereka memiliki immunoglobulin E yang lebih rendah,” kata Andina.

Gejala Alergi pada Anak

Gejala alergi pada anak diantaranya ruam merah, gatal, dan bengkak dibagian tubuh tertentu. Lalu, ada reaksi bersin atau pilek, radang dan nyeri disekitar hidung karena tersumbat, batuk mengi atau diare jika terjadi alergi di pencernaan. 

Gejala alergi juga bisa berupa reaksi berat yang dinamakan anafilaksis. Pada kondisi ini, kata Andina, pembuluh darah melebar dan bocor sehingga ada perpindahan cairan pembuluh darah ke ruangan di luar pembuluh darah.

Reaksinya bisa ada pembengkakan kelopak mata, penyempitan salurah nafas, yang harus segera dibawa ke ruang gawat darurat.

“Yang paling ditakutkan adalah kestabilan pasien yang mengalami reaksi anafilaksis dapat bahaya karena tekanan darah menurun dan kegawatan yang berujung kematian jika tidak ditangani dengan cepat,” katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya