Terus Bertambah, Kasus Kematian DBD Capai 621 Tertinggi Kabupaten Bandung

Berdasarkan laporan Kemenkes RI hingga minggu ke-17 2024, ada 621 kasus kematian akibat demam berdarah dengue atau DBD.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 03 Mei 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 11:00 WIB
Cegah Penyebaran Nyamuk DBD, Museum Tekstil Jakarta Diasapi
621 Orang Meninggal Akibat DBD pada Pekan ke-17 tahun 2024 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Dalam sepekan telah terjadi penambahan kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) sebanyak 81. Pada pekan 17 tahun 2024 Kemenkes RI mencatat ada 621 kasus kematian akibat DBD. Pada pekan yang sama (pekan ke-17) tahun lalu jumlahnya jauh lebih rendah yakni di angka 209.

Dari data pekan ke-17 2024 yang dibagikan Kementerian Kesehatan RI, ada 88.593 kasus DBD. Bila menilik data tahun lalu pada periode yang sama 'hanya' ada 28.579 kasus DBD.

Berikut rincian lima kabupaten dan kota dengan kasus DBD tertinggi hingga pekan ke-17 2024:

  • Kota Bandung 3.468
  • Kabupaten Tangerang 2.540
  • Kota Bogor 1.944
  • Kota Kendari 1.659
  • Kabupaten Bandung Barat 1.576

Kasus Kematian DBD

Sementara itu untuk angka kematian menunjukkan bahwa Kabupaten Bandung mencatatkan angka terbanyak. Ada 29 kematian akibat infeksi virus dengue di sana.

Disusul Kabupaten Jepara sebanyak 21 kematian, Kota Bekasi 19 kematian. Lalu, Kabupaten Subang 18 kematian, Kabupaten Kendal 17 kematian akibat sakit DBD.

DBD merupakan penyakit akibat virus dengue yang ditularkan lewat vektor nyamuk Aedes aegypti. Terdapat empat stereotip virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.

Kasus DBD Diprediksi Naik hingga Juni 2024

RSUD Tamansari Tangani Pasien Demam Berdarah Dengue di Jakarta
Hingga 26 Maret 2024, terdapat 716 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Barat. Ini menjadi yang terbanyak di seluruh wilayah Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi tingkat kelembapan udara tinggi.

Hal ini mempercepat perkembangan vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) yakni nyamuk Aedes aegypti.

“Maka musim pancaroba ini menjadi musim yang sangat diinginkan oleh nyamuk dengue, sehingga potensi untuk peningkatan kasus DBD akan sangat tinggi," kata Adib.

"Dasar penyakit ini juga tidak terlepas dari iklim dan cuaca yang ada. Sehingga sampai sekitar bulan Juni akan ada potensi kenaikan kasus DBD, sehingga masyarakat perlu berhati-hati,” kata Adib kepada media saat konferensi pers di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2024.

Tren Peningkatan Kasus DBD Sejak Februari 2024

Peningkatan jumlah kasus DBD di Indonesia pun dikonfirmasi oleh Kemenkes. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, terjadi peningkatkan kasus dua kali lipat dibandingkan dengan 2023.

"Memang kalau kita bandingkan 2023 dengan 2024," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta pada 22 Maret 2024.

Nadia mengatakan, pemanasan global termasuk El Nino yang akhir-akhir ini melanda Indonesia menjadi faktor yang memicu kemunculan kasus dengue di tengah masyarakat.

"Karena ada El Nino pergeseran dari musim kemarau yang memanjang menjadi musim hujan, makanya demam berdarah terjadi peningkatan," katanya.

Demam Tak Kunjung Turun, Cek ke Puskesmas

Masyarakat yang mengalami gejala demam tak kunjung sembuh meski sudah makan parasetamol, istirahat dan makan bergizi selama lebih dari dua hari untuk segera mengakses layanan kesehatan.

"Kalau sudah 2 hari seperti itu (menunjukkan gejala demam dengan suhu naik-turun-naik) waspada. Langsung dibawa ke Puskesmas saja. Jangan menunggu semakin parah," pesan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Anhar Hadian.

 

Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya