Meningitis pada Anak Sulit Didiagnosis, Dokter: Bila Tidak Ditangani Cepat, Bisa Meninggal

Penyakit meningitis sering sulit didiagnosis dan bisa berkembang sangat pesat.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Mei 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2024, 10:00 WIB
Kejang Demam
Gejala meningitis pada anak tidak spesifik sulit didiagnosis. (Foto: Unsplash/Annie Spratt)

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak konsultan neurologi Setyo Handryastuti mengatakan bahwa meningitis atau peradangan selaput otak pada anak seringkali sulit didiagnosis dan bisa berkembang cepat.

"Penyakit ini sering sulit didiagnosis dan bisa berkembang sangat pesat. Kalau anak-anak tidak tertolong dalam waktu 24 jam bisa meninggal," kata Handry.

"Masa inkubasinya sendiri butuh empat hari, kisarannya dua sampai 10 hari," katanya lagi mengutip Antara.

Ia mengatakan bahwa gejala awal penyakit meningitis tidak spesifik. Biasanya anak yang terserang meningitis biasanya merasakan sakit pada kaki, merasa dingin pada tangan dan kaki, serta mengalami perubahan warna kulit abnormal seperti menjadi pucat atau berbintik-bintik.

Namun, penyakit meningokokus invasif yang berkembang pesat biasanya gejalanya tidak spesifik tetapi menyebabkan konsekuensi yang parah dan mengancam jiwa dalam waktu 15 sampai 24 jam.

Perjalanan Kondisi Anak dengan Meningitis

Gejala non-spesifik yang dapat terjadi dalam empat sampai 12 jam setelah serangan penyakit antara lain demam, gelisah, gejala gangguan gastrointestinal, dan sakit tenggorokan.Dalam 12 sampai 15 jam dapat terjadi ruam hemoragik, nyeri leher, meningismus, dan fotofobia. 

Dalam 15 sampai 24 jam pasien bisa mengalami kebingungan atau delirium, kejang, dan tidak sadarkan diri.

"Begitu masuk kumannya ke tubuh, itu timbul gejala pertama. Enggak sampai 24 jam kuman masuk melalui saluran napas atas, kemudian dia melakukan koloni. Ini ada yang patogen atau seluler yang sangat berbahaya, jadi kalau masuk ke darah dia bisa beredar ke otak jadi meningitis, kalau ke paru jadi pneumonia," ia menjelaskan.

Kasus Meningitis di Arab Saudi

Handry mengatakan bahwa data bulan Januari 2023 menunjukkan adanya temuan dua kasus meningococcal meningitis di Riyadh, Arab Saudi, dan tahun 2022 total ada 12 kasus meningococcal meningitis yang dilaporkan di seluruh Arab Saudi.

Berdasarkan data itu, orangtua Indonesia yang hendak mengajak anak-anak pergi ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah maupun haji dianjurkan memastikan anak mendapat vaksinasi sebelum waktu keberangkatan.

 

Vaksin Meningitis Bisa dari Usia 9 Bulan

Vaksinasi Meningitis Bagi Para Calon Jamaah Haji
Tenaga kesehatan menunjukkan vaksin meningitis yang sesaat sebelum disuntikkan ke para calon jamaah Haji di Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

"Vaksin meningitis bisa diberikan pada usia sembilan bulan ke atas. Jadi kalau mau ajak bayi bisa divaksin, sementara yang di bawah usia itu dianjurkan untuk tidak dibawa dulu ya," katanya.

Selain menjalani vaksinasi, menurut dia, penting pula mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, mencukupkan minum air putih, mencukupkan istirahat dan tidur, dan memakai masker untuk menghindari masalah kesehatan selama menunaikan ibadah umrah maupun haji.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya