Liputan6.com, Jakarta - Di tengah popularitas gaya hidup sehat, jus detox telah menjadi sorotan di kalangan masyarakat. Jus detox, yang melibatkan konsumsi jus buah dan sayuran selama beberapa hari, diyakini dapat meningkatkan asupan antioksidan, mineral, dan vitamin, serta membantu detoksifikasi tubuh dan menurunkan berat badan.
Meskipun buah dan sayuran memang kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan, klaim detoksifikasi dan penurunan berat badan melalui jus detox masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Data yang tersedia saat ini terbatas dan berdasarkan studi dengan jumlah partisipan yang kecil, menurut Health.
Baca Juga
Diet jus detox dapat membantu menurunkan berat badan dalam waktu singkat karena pembatasan kalori. Namun, perlu diingat bahwa diet rendah kalori dapat menyebabkan kelelahan dan berdampak negatif pada metabolisme jika dilakukan dalam jangka panjang. Kemungkinan besar berat badan akan kembali naik setelah kembali ke pola makan normal.
Advertisement
Melakukan detoksifikasi, seperti jus detox, dapat meningkatkan risiko lonjakan gula darah, dehidrasi, dan bahkan masalah ginjal. Hal ini disebabkan oleh pembatasan asupan makanan dan nutrisi yang tidak seimbang. Tubuh Anda mungkin tidak mendapatkan zat gizi penting yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik.
Lebih mengkhawatirkan lagi, dapat memicu atau memperburuk gangguan makan. Pembatasan asupan makanan yang ekstrem dan fokus berlebihan pada 'detoksifikasi' dapat mendistorsi citra tubuh dan mengembangkan perilaku makan yang tidak sehat.
Potensi Risiko dari Konsumsi Jus Detox buat Diet
1. Lonjakan Gula Darah
Buah-buahan dan sayuran kaya akan serat yang memberikan rasa kenyang dan membantu mengatur gula darah. Saat Anda mengolahnya menjadi jus, serat tersebut terbuang, sehingga kandungan gulanya terkonsentrasi.
Lonjakan gula darah ini dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan kelemahan. Hal ini perlu diwaspadai, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi seperti diabetes atau prediabetes.
2. Dehidrasi
Beberapa produk detoks mengandung zat yang dapat menyebabkan diare parah, dehidrasi, dan ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit adalah mineral penting yang membantu mengatur keseimbangan cairan dan keasaman darah.
Diare yang berlebihan akibat gangguan keseimbangan elektrolit ini, dapat berakibat pada kelelahan, kram otot, dan bahkan masalah jantung.
Proses detoks akan mungkin tanpa sengaja membersihkan bakteri baik yang sehat di usus. Padahal bakteri baik ini penting untuk pencernaan yang optimal dan kesehatan kekebalan tubuh.
3. Masalah Ginjal
Beberapa jus detoks yang terbuat dari bahan-bahan seperti bayam dan bit kaya akan oksalat. Oksalat adalah zat alami yang dapat mengikat mineral penting seperti kalsium dan magnesium, dan berpotensi meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.
Konsumsi oksalat dalam jumlah besar dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit ginjal atau kelainan metabolisme oksalat.
Advertisement
Alternatif Lain untuk Jus Detox
Para ahli menyarankan untuk lebih fokus pada pola makan seimbang dan bergizi daripada mengikuti program detoks yang sementara.
Konsumsi makanan kaya nutrisi seperti smoothie, salad, dan semangkuk sayuran, serta minum teh dan air putih sepanjang hari, dapat membantu mencapai kesehatan yang optimal.
Hindari atau batasi konsumsi minuman bersoda, kopi dan alkohol. Pilihlah makanan utuh dan sedikit diproses, berbasis tanaman seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan rempah-rempah.
Ingatlah bahwa kunci untuk kesehatan jangka panjang adalah konsistensi dalam memilih pola makan sehat dan gaya hidup aktif. Berolahragalah tiga hingga empat kali seminggu dan fokuslah pada pilihan yang baik untuk sepanjang waktu.Â
Pola makan seimbang dan gaya hidup sehat yang berkelanjutan merupakan kunci utama untuk mencapai kesehatan dan berat badan ideal. Hindari solusi instan yang menjanjikan hasil cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.Â