Tanggal 23 Mei 2024 Hari Apa? Simak Serba-Serbi Perayaan Waisak 2024

23 Mei 2024 Hari Libur Apa? Saatnya Umat Budha Memperingati Hari Waisak!

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 22 Mei 2024, 11:42 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2024, 11:42 WIB
Tanggal 23 Mei 2024 Hari Apa? Ini Sejarah Perayaan Waisak 2024 (Image by Harryarts on Freepik)</p>
Tanggal 23 Mei 2024 Hari Apa? Ini Sejarah Perayaan Waisak 2024 (Image by Harryarts on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta 23 Mei 2024 Hari Apa? Tanggal 23 Mei 2024 adalah tanggal yang dinantikan oleh banyak orang karena hari tersebut merupakan hari libur nasional di Indonesia.

Pada tahun ini, 23 Mei jatuh pada hari Kamis, dan menandai perayaan Waisak, yang dikenal juga sebagai Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 Buddhis Era (BE), seperti dikutip dari Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI. 

Hari ini sangat penting bagi umat Buddha di seluruh dunia karena memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yang dikenal sebagai Buddha. 

Tanggal 23 Mei 2024 Hari Apa?

23 Mei 2024 jatuh pada hari Kamis. Selain sebagai hari biasa dalam kalender Masehi, hari ini memiliki makna religius yang mendalam bagi umat Buddha.

Hari Kamis tersebut menjadi istimewa karena dipenuhi dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti meditasi, ceramah, dan upacara keagamaan yang diadakan di vihara-vihara di seluruh Indonesia untuk memperingati Waisak 2024.

 

Tema Waisak 2024

Hari Raya Waisak, yang dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia, merupakan perayaan penting yang menghormati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha Gautama. Pada tahun 2024, tema Hari Raya Waisak mengusung pesan tentang kebangkitan spiritual dan pentingnya menerapkan ajaran-ajaran Waisak dalam kehidupan sehari-hari.

Kebangkitan spiritual adalah inti dari ajaran Buddha Gautama. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi menjelaskan bahwa Kementerian Agama RI telah menetapkan tema peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 sebagai "Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia".

Ada sejumlah sub tema yang diusung oleh berbagai Lembaga Keagamaan Buddha, di antaranya:

  • Sangha Agung Indonesia (SAGIN) : Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan Dalam Berbangsa.
  • Sangha Theravada Indonesia (STI) : Memperkokoh Persatuan dalam Keberagaman.
  • Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) : Untuk Hidup Bahagia Sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Lebih lanjut Supriyadi mengatakan,"Tema peringatan Tri Suci Waisak 2568 BE memberi pesan kepada kita bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan dan dipertentangkan.

Perbedaan harus dipahami dan disadari sebagai keberagaman yang saling menguatkan satu sama lain dalam menapaki hidup luhur untuk mencapai tujuan kehidupan yang harmonis dan bahagia."

Dengan tema 'Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia', peringatan Waisak 2024 diharapkan dapat menginspirasi umat Buddha dan masyarakat umum untuk menghargai keberagaman dan hidup dalam harmoni.

Tema ini juga mengingatkan kita semua bahwa keberagaman adalah kekuatan yang bisa membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik dan bahagia. 

 

 

Waisak 2024

Perayaan Waisak tahun 2024 akan dirayakan dengan penuh khidmat di berbagai tempat suci di Indonesia, termasuk Candi Borobudur di Jawa Tengah yang menjadi pusat perayaan terbesar.

Lebih lanjut, Supriyadi menambahkan bahwa selain di Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Muara Takus, Candi Muara Jambi, dan Candi Sojiwan, Puja Bhakti menyongsong detik-detik Waisak juga digelar di berbagai vihara.

Dia berharap umat Buddha dapat mengikuti detik-detik Waisak dengan khidmat serta merenungkan kembali perjalanan spiritual Guru Agung Buddha Gautama menemukan Dhamma Kebenaran Mulia untuk kebahagiaan semua makhluk.

 

Sejarah Waisak

Dalam penanggalan Buddhis, kata Supriyadi, pada 2568 tahun yang lalu, Guru Agung Buddha telah mengingatkan arti penting kesadaran atas perbedaan sebagai keberagaman dalam upaya menghindari perselisihan. Dhammapada Syair 6 menyatakan bahwa Pare ca na vijananti, Mayamettha yamamase, Ye ca tattha vijananti, Tato sammanti medhaga.

"Artinya, masih banyak orang tidak mengerti mengapa kita dapat binasa di dunia ini akibat perselisihan. Ia yang memahami kebenaran ini, akan dapat melenyapkan perselisihan," katanya.

Karena itu, umat Buddha diharapkan memaknai peringatan Tri Suci Waisak dengan mengedepankan kesadaran akan keberagaman guna merajut kehidupan bersama dengan suka cita.

"Umat dapat mengikuti peringatan Tri Suci Waisak dengan 'Sati' penuh kesadaran dan sukacita bersama keluarga," katanya.

Sejarah Hari Waisak

Dijelaskannya bahwa Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting yang dilalui Buddha Gautama, yakni kelahiran Pangeran Sidharta, pencapaian pencerahan oleh Pertapa Sidharta sehingga menjadi Buddha, dan wafatnya Buddha Gautama (Parinibbana).

Melalui Waisak, umat Buddha diingatkan untuk selalu mengenang perjuangan Guru Agung Buddha Gautama dalam menemukan Dhamma Kebenaran Mulia yang membawa umat manusia mencapai kebahagiaan.

Dhamma Kebenaran Mulia yang diajarkan Buddha terdiri dari empat kebenaran, yaitu kebenaran mulia tentang adanya penderitaan, kebenaran mulia tentang sebab penderitaan, kebenaran mulia tentang jalan lenyapnya penderitaan, dan kebenaran mulia tentang lenyapnya penderitaan.

Ajaran ini menjadi landasan penting bagi umat Buddha dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Supriyadi menekankan pentingnya umat Buddha mengikuti peringatan Waisak dengan penuh khidmat dan kesadaran. Perayaan ini bukan hanya momen untuk melakukan ritual, tapi juga waktu untuk merenungkan dan memperdalam pemahaman tentang ajaran Buddha serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya