Update Demam Berdarah Dengue di Indonesia: 91.269 Kasus DBD dengan 641 Kematian

Hingga pekan ke-18 tahun 2024, tercatat sudah ada 91 ribu kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan angka kematian 641. Tiga kali lipat lebih tinggi dari 2023.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 25 Jun 2024, 08:32 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi Kasus DBD di Situbondo (Istimewa)
Ilustrasi Kasus DBD di Pekan ke-18 tahun 2024 tiga kali lipat lebih tinggi dari tahun sebelumnya. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia terus mengalami penambahan. Hingga pekan ke-18 tahun 2024 sudah ada 91.269 kasus demam berdarah dengan 641 kematian seperti disampaikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Angka kasus DBD pada 2024 tiga kali lipat lebih tinggi dari 2023. Di pekan yang sama pada tahun lalu, Kemenkes mencatat 29.822 kasus dengan angka kematian 227.

Paparan data ini Kemenkes RI perlihatkan saat rapat kerja Menteri Kesehatan RI dengan Komisi IX DPR RI pada 21 Mei 2024.

Mengenai angka kasus yang tiga kali lipat lebih tinggi, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan efek dari El Nino.

"Kalau kita lihat data 20-30 tahun terakhir, peningkatan kasus DBD selalu terjadi di kisaran El Nino dan El Nino itu ada siklusnya," kata Budi Gunadi Sadikin dalam video di akun Youtube Komisi IX DPR RI ditulis Kamis, 23 Mei 2024.

Siklus El Nino, kata Budi, ada di kisaran 3 tahun sekali dan lima tahun sekali. Maka bila menilik data angka kasus DBD juga sempat naik pada 2016 kemudian turun lagi. Lalu, beberapa tahun kemudian alami kenaikan lagi.

 

 

Kebanyakan yang Meninggal karena DBD Usia Anak

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI. (YouTube TVR Parlemen)
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI. (YouTube TVR Parlemen)

Usia anak mendominasi dari 641 kematian DBD hingga pekan ke-18 tahun 2024. Mengenai hal ini, Budi menjelaskan dua faktor yang jadi alasan banyak anak yang meninggal karena DBD.

Pertama, faktor imunitas tubuh anak yang belum sempurna sehingga membuat fatalitas bila terinfeksi virus dengue lebih tinggi.

Kedua, anak belum mampu mengungkapkan rasa sakit pada tubuh ke orang dewasa dan dokter.

"Anak-anak belum bisa ngomong sakitnya apa seperti apa kan kalau orang dewasa bisa bilang badannya pegal dan lain sebagainya sehingga membantu dokter dalam menegakkan diagnosis," kata Budi.

Hal inilah yang membuat anak telat diketahui sakit DBD yang berujung pada kematian.

 

DBD adalah Penyakit Akibat Virus yang Disebarkan Oleh Nyamuk

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat virus yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Cara klasik tapi tetap efektif dalam mengendalikan nyamuk yang bisa menularkan DBD adalah dengan 3M Plus.

3M artinya:

  1. Menguras tempat penampungan air
  2. Menutup tempat-tempat penampungan air
  3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain 3 M diatas yang dimaksud pada poin Plus antara lain

  • Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
  • Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamukMenggunakan obat anti nyamuk
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
  • Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
  • Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup
Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya