Liputan6.com, Jakarta Upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia terus dilakukan demi mencapai target 14 persen di akhir 2024. Data pada 2023 menunjukkan angka stunting Indonesia masih di 21,5 persen.
Terkait hambatan untuk mencapai target Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa mengatasi stunting bukan cuma soal gizi semata.
Baca Juga
"Stunting tidak hanya urusan makanan, makanan tambahan dan gizi. Ini juga menyangkut sanitasi di mana lingkungan suatu kampung atau RT itu sangat berpengaruh sekali. Lalu, air itu juga sangat berpengaruh," kata Jokowi usai meninjau penimbangan balita di Cipete, Jakarta Selatan pada Selasa, 11 Juni 2024.
Advertisement
Belum lagi ada beberapa kondisi yang turut memengaruhi upaya penurunan stunting. Salah satunya COVID-19 yang membuat gerak agak terbatas termasuk dalam penanganan stunting.
"Situasi COVID-19 kemarin selama 2,5 tahun memengaruhi konsentrasi ke penanganan stunting."
Mengingat data terakhir angka stunting di Indonesia masih puluhan, maka untuk mencapai target 14 persen harus bekerja sama melibatkan banyak sektor.
"Jadi, ini memang kerja bareng-bareng. Kerja bersama, kerja terintegrasi, kerja terkonsolidasi sehingga hasilnya akan terlihat," kata Jokowi.
Untuk bisa mencapai target 14 persen maka harus kerja keras mencapainya.
"Ini memang ambisius, ini perlu kerja keras untuk mencapainya, akhir tahun kita lihat angkanya berapa," tutur Jokowi didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menko PMK Muhadjir Effendy.
Apresiasi Setiap Penurunan Angka Stunting
Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang mengungkap penurunan prevalensi stunting (anak pendek) telah diumumkan secara resmi pada 25 April 2024. Hasilnya tidak menggembirakan karena stunting hanya turun 0,1 persen, dari 21,6% (2022) menjadi 21,5 persen (2023).
Terkait 'cuma' turun 0,1 persen, Jokowi tetap memberikan apresiasi atas kerja keras posyandu dan pihak-pihak lain.
"Memang kemarin turunnya kecil 0,1 persen tapi apapun, kerja keras dan usaha yang dilakukan pemerintah daerah dan posyandu harus dihargai."
Jokowi Tinjau Penurunan Stunting di Bogor
Sebelum ke Cipete, Jokowi didampingi Ibu Iriana melakukan kunjungan ke Posyandu Wijaya Kusuma, Kebon Pedes, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada Selasa, 11 Juni 2024.
Ia meninjau langsung kegiatan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting. Gerakan yang dilakukan serentak pada bulan Juni ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi angka stunting di Indonesia.
Setibanya di lokasi acara, Jokowi langsung meninjau kegiatan yang tengah dilakukan di posyandu tersebut, meliputi pendaftaran, penimbangan dan pengukuran berat badan dan tinggi badan, pencatatan, dan penyuluhan kesehatan.
Ada tambahan dua meja khusus di posyandu tersebut, yaitu untuk pencegahan stunting dan ketahanan keluarga, yang menunjukkan inovasi lokal dalam menghadapi masalah stunting.
Menurut Meira Sophia, Ketua Pokja 4 PKK Kota Bogor, kegiatan ini melibatkan proses yang terpadu mulai dari pendaftaran hingga penyuluhan dengan tujuan mengoptimalkan pencegahan stunting.
“Alhamdulillah masyarakat sangat antusias bahkan sebetulnya ingin berbondong-bondong datang ke tempat ini untuk bertemu dengan Bapak Presiden,” ungkapnya.
Advertisement
Angka Stunting Indonesia Pernah 37 Persen di 2014
Sebelum mencapai angka 21,5 persen pada 2023, Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia pernah memiliki angka stunting yang amat tinggi di 2014. Saat itu, angka stunting mencapai 37 persen.
"Apapun ini menjadi masalah yang harus diselesaikan tapi kita ingat di 2014 di angka 37 persen, sembilan tahun kemudian turun menjadi 21 persen," kata Jokowi.
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
“Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi masa lalu sehingga termasuk dalam masalah gizi yang bersifat kronis,” kata dokter spesialis anak RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, Novita Agustina.
Stunting diukur sebagai status gizi dengan memerhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita. Kebiasaan tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita di masyarakat menyebabkan kejadian stunting sulit disadari. Malnutrisi merupakan suatu dampak keadaan status gizi, baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu lama.
Advertisement