Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini Perlu Kolaborasi Multisektor

Selain gizi, perlu juga stimulasi perkembangan anak terutama usia nol hingga tiga tahun.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 30 Jun 2024, 18:57 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2024, 18:00 WIB
Anak-Anak Saat Divaksin Campak Hingga Polio
Perlu layanan integrasi antara tumbuh dan kembang anak. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Selain faktor tumbuh, perkembangan merupakan aspek yang juga penting pada anak usia dini. Stimulasi dan pengalaman belajar yang baik sejak usia 0-3 tahun membantu perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak.

Dalam konferensi belum lama ini di Penang, Malaysia bahas tentang pentingnya investasi dalam perkembangan anak usia dini untuk membangun ketahanan dan pembangunan berkelanjutan. Salah satu pembicara dalam Konferensi Regional Asia-Pasifik tentang Perkembangan Anak Usia Dini (Early Childhood Development) 2024 tersebut pada 27-30 Mei 2024 adalah Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, Eddy Henry.

Dalam paparannya, Eddy mengungkapkan bahwa perlu konvergensi layanan untuk mencapi hasil optimal dari aspek kesehatan, gizi dan stimulasi perkembangan. Hal tersebut pun juga tertulis pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 60 tahun 2013. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa layanan PAUD harus diberikan secara holistik dan integratif mencakup pendidikan, kesehatan, nutrisi, keselamatan & keamanan, dan aspek pengasuhan.

Di Indonesia, layanan perkembangan dan pendidikan anak usia dini terus dijalankan oleh pemerintah. Ada tiga program pemerintah yang paling besar dengan sasaran anak usia nol hingga tiga tahun yakni Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB) dan KB/TPA.

Menurut Eddy agar program yang sudah ada di Indonesia berjalan lebih maksimal ada tiga aspek yang bisa dilakukan:

Pertama, program layanan pengembangan anak dan PAUD lebih terintegrasi dan terstruktur. Eddy mencontohkan layanan BKB bisa dilakukan bersamaan dengan Posyandu. Saat berkunjung ke Posyandu orangtua bisa belajar tentang pengsuhan. Sementara itu, anak bisa mendapatkan stimulasi sambil bermain saat menunggu giliran penimbangan.

Bila fasilitator mendeteksi ada keterlambatan perkembangan maka dapat dirujuk ke layanan konseling kesehatan dan gizi. Dengan terintegrasi seperti ini maka dalam sekali kunjungan bisa mendapatkan layanan kesehatan, gizi dan stimulasi.

Dalam poin ini, BKKBN mengelola perekrutan, pelatihan, distribusi alat dan mainan, pemantauan dan evaluasi, dokumentasi, hingga peningkatan keterampilan para kader BKB. Sementara Kementerian Kesehatan fokus pada aspek kesehatan dan gizi kepada para kader Posyandu.

“Poin kuncinya di sini adalah koordinasi lintas sektor dan bekerjasama untuk kepentingan anak dan keluarganya,” kata Eddy dalam keterangan tertulis.

Kedua, Memperkuat Berbagai Sisi dalam Implentasi Program PAUD

Kedua, memperkuat berbagai sisi dalam implentasi program pengembangan anak usia dini. Dalam poin ini, Eddy mengatakan perlu ada penguatan peraturan yang cukup dan jelas. Lalu, alokasi anggaran yang memadai dan insentif untuk pekerja garis depan.

Eddy mengingatkan juga bahwa orangtua perlu terus diedukasi untuk meningkatkan kesadaran soal pentingnya anak mendapatkan layanan kesehatan, gizi dan stimulasi di tiga tahun pertama kehidupan.

Dengan cara ini, diharapkan masyarakat bisa secara rutin menghadiri kegiatan layanan, dan bila perlu menindaklanjuti rujukan, dan meningkatkan praktik pengasuhan di rumah.

Ketiga, Koordinasi Program

Ketiga, koordinasi program di tingkat nasional dan sub nasional. Eddy mengatakan negara-negara yang memiliki kondisi sosial dan budaya serta kemampuan adopsi teknologi yang beragam, tidak bisa menerapkan “one size fits all” atau satu ukuran cocok untuk semua.

Para pemangku kepentingan perlu menyiapkan sejumlah model pelaksanaan layanan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah.

Lalu, perlu melibatkan masyarakat sejak awal dalam penyempurnaan program.

“Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan masyarakat sejak awal dan memantau serta mempelajari proses dan dampaknya, sehingga kita dapat terus menyempurnakan model dan mendiseminasikannya,” kata Eddy.

Tanoto Foundation Rintis Rumah Anak SIGAP

Tanoto Foundation saat ini tengah merintis suatu program kerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat dengan mendirikan sebuah pusat layanan pengasuhan dan stimulasi usia dini yang disebut Rumah Anak SIGAP.

"Sentra yang dibuka minimal lima hari dalam seminggu ini bisa memberikan layanan pengembangan anak usia dini yang berkualitas lebih sering dan intensif,” kata Eddy.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya