Migrain Rentan Terjadi di Usia 20-30an, Dokter Sebut Tidak Dapat Disembuhkan

Migrain paling banyak terjadi di usia 20-30an tahun dengan puncaknya saat berusia 30 tahun

oleh Benedikta Desideria diperbarui 02 Jul 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi sakit kepala
Ilustrasi sakit kepala migrain. (Photo By Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Migrain adalah sakit kepala yang sifatnya berdenyut dan berat. Migrain paling banyak terjadi di usia 20-30an tahun dengan puncaknya saat berusia 30 tahun seperti disampaikan dokter spesialis neurologi Andre dari RS Pondok Indah- Pondok Indah Jakarta.

"Semakin tambah usia angka kejadian makin menurun," terang Andre.

Meski begitu anak juga bisa terkena migrain walau jumlahnya sangat sedikit. Biasanya karena faktor genetik lantaran salah satu orangtua memiliki riwayat migrain.

Andre juga menyampaikan bahwa migrain lebih banyak terjadi pada perempuan. Faktor perubahan hormon yang membuat wanita rentan alami sakit kepala ini. 

Migrain Tidak Bisa Sembuh 100 Persen

Seseorang yang memiliki riwayat migrain tidak bisa sembuh sepenuhnya.

"Sampai saat ini migrain tidak bisa 100 persen dihilangkan atau disembuhkan," kata Andre.

Meski tidak bisa disembuhkan kondisi sakit kepala ini bisa terkontrol. Ini artinya ada cara agar migrain tidak sering kambuh atau muncul seperti disampaikan Andre.

Pada orang yang sudah mengalami serangan migrain lebih dari 15 kali dalam sebulan itu artinya memerlukan pengobatan dari dokter. Bila secara teratur mengonsumsi obat yang diresepkan dokter itu sangat membantu untuk mencegah derajat sakitnya.

Lalu, untuk mencegah kekambuhan migrain pastikan mengetahui pencetusnya. Masing-masing individu, kata Andre, punya sensitivitas yang berbeda.

"Ada yang sensitif dengan cokelat lalu ada yang karena keramaian. Itu sangat individual tapi bisa terkontrol dengan baik dengan pengobatan dan memahami pencetus," tutur Andre dalam media interview secara daring beberapa saat lalu.Tahun

Faktor Pencetus Migrain Tersering

Andre mengungkapkan tiga makanan tersering dilaporkan yang jadi pencetus migrain:

1. Cokelat

Banyak disukai orang tapi paling banyak yang mencetuskan migrain. Hal ini lantaran kandungan kakao pada cokelat. Jika ingin menekan angka kejadian, kata Andre, disarankan mengonsumsi dark chocolate.

2. Keju

Bagi yang kerap migrain usai makan, coba cek apakah dalam camilan tersebut mengandung keju? Menurut Andre keju bisa mencetuskan migrain lantaran kandungan di dalamnya yang berhubungan dengan migrain.

3. MSG atau Vetsin

"Mengonsumsi MSG itu bisa meningkatkan kekambuhan dari migrain karena bahan-bahan di dalamnya," kata Andre.

Terkait ada beberapa orang yang melaporkan tepung-tepungan memicu migrain, menurut Andre hal itu terkait penambahan MSG di dalam makanan berbahan tepung tersebut yang berfungsi membuat makanan jadi gurih.

Faktor Pencetus Migrain Lain

Andre juga mengungkapkan bahwa ada faktor pencetus migrain lain yang bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Diantaranya kurang minum air putih.

"Ini paling enggak disadari ya kurang minum air putih," kata Andre dalam interview daring bersama RSPI dalam Migraine Awareness Month yakni bulan Juni.

Pencetus migrain lainnya:

- Kurang istirahat

- Cahaya terang

- Tempat ramai

 

Cara Mengatasi Migrain

Saat migrain datang, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi sakit kepala tidak menyenangkan itu. Mulai dari mencukupi cairan hingga beristirahat seperti disampaikan Andre.

1. Konsumsi air putih

2. Makan alpukat, buah ini kaya antioksidan yang membantu menghentikan proses yang membuat sakit kepala.

3. Perbanyak makan sayur dan buah. Dua makanan ini kaya mineral dan vitamin termasuk B2 yang membantu mengurangi angka kekambuhan migrain.

4. Konsumsi ikan kaya antioksidan seperti salmon untuk mencegah kekambuhan.

5. Kelola stres dengan baik

6. Istirahat cukup

Infografis jenis-jenis olahraga kekinian
Infografis jenis-jenis olahraga kekinian. (Dok: Tim Grafis Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya