Gedung Putih Bantah Joe Biden Mengidap Parkinson

Sekretaris pers White House, Karine Jean-Pierre membantah Presiden Joe Biden menerima perawatan Parkinson.

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 09 Jul 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2024, 20:00 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris Resmi Pimpin Amerika Serikat
Presiden Joe Biden. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre membantah Presiden Joe Biden menerima perawatan Parkinson.

Penampilan Joe Biden yang tersendat dalam debat pada tanggal 27 Juni telah memicu spekulasi bahwa ia mungkin menderita gejala gangguan neurologis degeneratif seperti Parkinson.

Beberapa spekulasi tersebut berpusat pada catatan pengunjung White House, yang menunjukkan Kevin Cannard, ahli saraf dari Walter Reed Medical Center mengunjungi unit medis pribadi Presiden di Gedung Putih beberapa kali pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024.

Namun, Gedung Putih membantah bahwa Biden sedang dirawat karena Parkinson, atau bahwa ia telah diperiksa oleh ahli saraf di luar pemeriksaan fisik rutin terakhirnya.

Mengutip Forbes pada Selasa, 9 Juli 2024, ketika ditanya dalam konferensi pers Gedung Putih apakah Biden menjalani perawatan karena penyakit Parkinson, Jean-Pierre mengutip hasil pemeriksaan fisik Biden baru-baru ini.

Hasil pemeriksaan tersebut menyatakan Biden tidak menunjukkan gangguan neurologis apapun, termasuk penyakit Parkinson, stroke, atau multiple sclerosis.

Jean-Pierre mengatakan Biden telah bertemu dengan seorang ahli saraf tiga kali selama masa jabatan kepresidenannya, dan mengatakan bahwa kunjungan tersebut berhubungan dengan pemeriksaan fisik tahunan presiden.

Dengan alasan privasi, dia mengatakan tidak akan mengonfirmasi nama dokter tertentu yang mengunjungi Gedung Putih untuk pemeriksaan kesehatan Presiden Biden.

Dia juga menekankan bahwa lebih dari seribu anggota militer diperiksa oleh unit medis White House.

"Apakah Presiden pernah dirawat karena penyakit Parkinson? Tidak. Apakah dia sedang dirawat karena penyakit Parkinson? Tidak. Apakah dia minum obat untuk penyakit Parkinson? Tidak," kata Jean-Pierre pada hari Senin, 8 Juli 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu Penyakit Parkinson?

Menurut WebMD, penyakit Parkinson adalah penyakit yang memengaruhi bagian otak yang mengendalikan cara seseorang menggerakkan tubuh.

Penyakit ini dapat muncul begitu lambat sehingga bagi yang mengalaminya bahkan tidak menyadari pada awalnya. Namun seiring waktu, apa yang awalnya berupa sedikit getaran pada tangan dapat memengaruhi cara berjalan, berbicara, tidur, dan berpikir.

Parkinson bermula di otak. Sel-sel saraf tertentu rusak atau mati. Akibatnya, kadar dopamin, zat kimia di otak, mulai menurun.

Ketika kadar dopamin menurun, hal itu menyebabkan otak bertindak dengan cara yang tidak biasa dan menyebabkan gangguan gerakan, di antara hal-hal lainnya.

Umumnya, penyakit ini dialami pada usia 60 tahun ke atas. Parkinson juga mungkin muncul saat usia muda, tetapi kejadiannya tidak terlalu sering.


Penyakit Parkinson Disebabkan oleh Apa?

Penyebab pasti Parkinson masih belum jelas, tapi para ilmuwan percaya bahwa faktor-faktor seperti gen dan paparan racun tertentu dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena Parkinson.

Dokter tidak yakin mengapa sel-sel saraf otak itu mulai mati. Mereka juga mengira itu adalah campuran gen dan faktor lingkungan, tetapi alasannya masih belum jelas.

Seseorang bisa saja mengalami perubahan gen yang terkait dengan penyakit Parkinson, tetapi tidak pernah terkena penyakit tersebut, itu sering terjadi.

Sekelompok orang bisa saja bekerja berdampingan di tempat yang terdapat bahan kimia yang terkait dengan penyakit Parkinson, tetapi hanya sedikit dari mereka yang akhirnya mengidapnya.

Ini adalah teka-teki yang kompleks, dan para ilmuwan masih berusaha menggabungkan semuanya.


Apa Saja Gejala Pasien Parkinson?

Gejala-gejala yang muncul berkaitan dengan cara seseorang bergerak. Berikut ini gejala Parkinson yang umum terjadi, menurut WebMD.

  • Otot kaku. Kondisi ini dapat terjadi di hampir semua bagian tubuh. Sering kali, kondisi Parkinson tahap awal ini dianggap sebagai radang sendi.
  • Gerakan lambat. Bahkan tindakan sederhana, seperti mengancingkan baju, membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya.
  • Tremor. Tangan, lengan, kaki, bibir, rahang, atau lidah gemetar bahkan saat tubuh sedang rileks.
  • Masalah berjalan dan keseimbangan. Seseorang mungkin menyadari lengan mereka tidak berayun bebas saat berjalan. Atau tidak dapat melangkah jauh, jadi harus berjalan dengan langkah gontai.

Penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan berbagai masalah lain, mulai dari depresi atau masalah kandung kemih, hingga mimpi buruk.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya