Liputan6.com, Jakarta - Diagnosis kanker paru dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satunya Endobronchial Ultrasound atau EBUS.
Menurut dokter spesialis paru RS Siloam MRCCC Semanggi, Ginanjar Arum Desianti, EBUS adalah prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas dengan memperoleh sampel dari saluran pernapasan, paru-paru, dan kelenjar getah bening. Prosedur ini melibatkan penggunaan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera video dan ultrasound yang dimasukkan melalui mulut dan tenggorokan.
Baca Juga
Apa Kelebihan Prosedur EBUS?
EBUS memiliki beberapa kelebihan, termasuk kemampuannya untuk:
Advertisement
- Memberikan sampel asli langsung dari area yang dijangkau.
- Menghasilkan gambar yang detail untuk evaluasi patologi.
- Menyediakan pilihan anestesi sedang atau anestesi umum.
“Proses EBUS juga relatif cepat dan sebagian besar pasien dapat pulang pada hari yang sama,” kata Arum dalam keterangan pers dikutip Senin (15/7/2024).
“EBUS bisa menjadi alternatif pilihan diagnosis yang tepat karena tingkat ketepatan dan keberhasilan mencapai 95 persen. Dengan bantuan diagnosis EBUS, pasien tentunya akan mendapatkan proses pengobatan tepat sehingga kualitas hidup akan menjadi lebih baik,” tambahnya.
Bagaimana Tatalaksana Prosedur EBUS?
Beberapa langkah yang dilakukan dalam prosedur EBUS antara lain:
Persiapan
Sebelum melakukan Endobronchial Ultrasound, pasien akan menjalani pemeriksaan pra-prosedur, termasuk pemeriksaan fisik, dan riwayat medis. Pasien mungkin juga perlu berpuasa beberapa jam sebelum prosedur, sesuai dengan instruksi dokter. Jika ada kondisi medis tertentu atau penggunaan obat-obatan tertentu, dokter akan memberikan instruksi khusus terkait persiapan.
Anestesi
Langkah selanjutnya adalah anestesi. EBUS dapat dilakukan dengan anestesi sedang atau anestesi umum, tergantung pada situasi dan preferensi pasien.
Penting untuk pasien mengikuti instruksi dokter terkait kebutuhan makan atau minum sebelum prosedur dilakukan.
Memasukkan tabung Endobronchial Ultrasound
Setelah pasien dibius, dokter akan memasukkan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera dan probe ultrasound melalui mulut dan tenggorokan pasien. Tabung ini akan mencapai saluran pernapasan, paru-paru, dan mungkin juga kelenjar getah bening di sekitarnya.
Pemantauan Visualisasi
Saat tabung EBUS dimasukkan, dokter akan menggunakan monitor untuk melihat gambaran real-time dari saluran pernapasan, paru-paru, dan kelenjar getah bening. Gambar ini akan membantu dokter dalam menemukan dan mengevaluasi area yang diperlukan.
Advertisement
Aspirasi Jarum Transbronkial (TBNA)
Selain visualisasi, dokter juga dapat melakukan teknik aspirasi jarum transbronkial (TBNA) selama EBUS. Teknik ini memungkinkan dokter mengambil sampel jaringan atau cairan dari paru-paru dan kelenjar getah bening di sekitarnya menggunakan jarum kecil.
Penutupan dan Pemulihan
Setelah prosedur selesai, tabung EBUS akan ditarik perlahan. Saat efek anestesi menghilang, pasien akan dipantau secara berkala untuk memastikan pemulihan yang baik.
Setelah EBUS, dokter akan menggunakan sampel yang diambil selama prosedur untuk analisis lebih lanjut dan mendiagnosis kondisi pasien.
Pada umumnya, pasien dapat pulang pada hari yang sama dengan prosedur, tetapi ini juga akan tergantung pada keadaan individu dan instruksi dokter.
“Apabila ada gejala tidak biasa atau masalah setelah prosedur, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter,” saran Arum.
Bagaimana Proses Pemulihan Setelah Tindakan EBUS?
Setelah prosedur EBUS, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan pemulihan yang optimal, lanjut Arum. Di bawah ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
Istirahat dan Pemulihan
Setelah prosedur EBUS, penting bagi pasien untuk istirahat yang cukup untuk memungkinkan tubuh pulih. Hindari aktivitas yang berat dan pastikan untuk tidur dengan baik.
Perawatan Luka
Pasien mungkin mengalami sedikit ketidaknyamanan atau sakit tenggorokan setelah prosedur. Minum air hangat dapat membantu meredakan gejala ini. Jika ada perdarahan atau infeksi, segera hubungi dokter.
Pengawasan Gejala
Setelah EBUS, pasien perlu memantau gejala-gejala yang tidak biasa seperti demam, batuk berdarah, atau sesak napas yang memburuk. Jika mengalami hal ini, segera berkonsultasi dengan dokter.
Pencegahan Infeksi
Pasien harus menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi pasca-prosedur. Cuci tangan dengan sabun dan air dengan saksama, hindari kerumunan, dan hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
“Pencegahan kanker paru sangat penting. Merokok adalah faktor risiko utama, oleh karena itu menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah penting dalam pencegahan.”
“Mengonsumsi nutrisi yang baik untuk kesehatan paru-paru, menjalani hidup sehat, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan dokter spesialis paru, menggunakan alat pelindung diri dari paparan bahan kimia juga dapat membantu dalam pencegahan kanker paru-paru,” pungkas Arum.
Advertisement