6 Tanda Mengejutkan di Kaki yang Bisa Mengindikasikan Diabetes dan Gula Darah Tinggi, Wajib Tahu!

Apakah Kaki Anda Mengalami Gejala Ini? Mungkin Itu Pertanda Diabetes. Segera Periksa ke Dokter untuk Mencegah Terjadinya Komplikasi dan Mengobati Sedini Mungkin.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 25 Jul 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2024, 12:00 WIB
Periksa Kaki Anda! 7 Tanda Awal Diabetes yang Harus Diwaspadai (Ilustrasi Tanda Awal Diabetes di Kaki by AI)
Periksa Kaki Anda! 7 Tanda Awal Diabetes yang Harus Diwaspadai (Ilustrasi Tanda Awal Diabetes di Kaki by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Diabetes adalah penyakit kronis yang memengaruhi cara tubuh mengolah dan memanfaatkan glukosa dari makanan. Kondisi ini terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), beberapa gejala umum diabetes yang perlu diwaspadai meliputi sering haus, buang air kecil berlebihan, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, dan penglihatan kabur. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan kadar gula darah secara rutin guna mendeteksi penyakit ini lebih awal dan mencegahnya berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Selain gejala-gejala umum tersebut, Anda juga dapat memperhatikan tanda-tanda di kaki sebagai indikator awal diabetes. Berikut adalah tujuh tanda di kaki yang mungkin menunjukkan kadar gula darah tinggi dan risiko diabetes, seperti dikutip dari WebMD pada Kamis, 25 Juli 2024.

1. Kesemutan dan Kelemahan

Jika sering merasa kesemutan, mati rasa, atau kelemahan di kaki Anda, ini bisa menjadi tanda masalah dengan sistem saraf akibat kadar gula darah tinggi. Kondisi ini dikenal sebagai neuropati diabetik, yang sering terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol.

Neuropati diabetik adalah jenis kerusakan saraf yang sering dialami oleh penderita diabetes. Menurut Mayo Clinic, neuropati ini umumnya mempengaruhi saraf di tungkai dan kaki, yang dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dan mati rasa di area tersebut.

Namun, kerusakan saraf ini tidak hanya memengaruhi kaki dan tangan, tapi juga dapat berdampak pada sistem pencernaan, saluran kemih, pembuluh darah, dan jantung. Gejala yang dirasakan bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga sangat menyakitkan dan melemahkan.

Selain neuropati diabetik, nyeri kaki dan mati rasa juga bisa disebabkan oleh cedera atau kondisi lain yang menyebabkan peradangan pada tulang, ligamen, atau tendon di kaki. Mayo Clinic menjelaskan bahwa peradangan ini dapat mengakibatkan rasa sakit yang mirip dengan gejala neuropati.

Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan medis menyeluruh jika Anda mengalami gejala tersebut. Pemeriksaan yang tepat akan membantu menentukan penyebab pasti dari nyeri dan mati rasa yang Anda rasakan serta memungkinkan penanganan yang efektif.

2. Luka yang Susah Sembuh

Penderita diabetes sering kali mengalami luka atau goresan di kaki yang sembuh lebih lama dari biasanya. Kadar gula darah tinggi dapat mengganggu proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi. Jika Anda memiliki luka di kaki yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

3. Kulit Kaki Kering dan Pecah-pecah

Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kulit kaki menjadi kering, pecah-pecah, atau bahkan mengelupas. Kulit kering ini bisa meningkatkan risiko infeksi. Penting untuk menjaga kelembapan kulit kaki dan memperhatikan setiap perubahan.

4. Perubahan Warna Kaki

Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi jamur yang dikenal sebagai onikomikosis, yang umumnya menyerang kuku kaki. Infeksi ini dapat menyebabkan perubahan warna pada kuku, seperti coklat kekuningan atau buram, serta membuat kuku menjadi tebal dan rapuh.

Dalam beberapa kasus, infeksi jamur dapat menyebabkan kuku terpisah dari kuku lainnya atau bahkan hancur.Selain infeksi jamur, kondisi kuku juga dapat diperburuk oleh cedera pada kuku.

Namun, penyebab infeksi jamur kuku tidak hanya terbatas pada cedera. Psoriasis, sirkulasi darah yang buruk di jari tangan dan kaki, serta sistem kekebalan tubuh yang terganggu atau kesehatan secara umum yang buruk juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan infeksi jamur pada kuku.

Penting bagi penderita diabetes untuk memantau kesehatan kaki dan kuku mereka secara rutin serta mendapatkan perawatan medis yang tepat untuk mencegah dan mengatasi infeksi jamur kuku.

5. Pembengkakan atau Bengkak

Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki bisa menjadi tanda retensi cairan, yang sering terjadi pada penderita diabetes. Jika Anda mengalami pembengkakan yang tidak biasa atau berlangsung lama, segera periksakan diri Anda ke dokter.

6. Nyeri di Kaki

Nyeri atau rasa sakit yang berulang di kaki, terutama saat berjalan atau berdiri, bisa menjadi tanda diabetes. Nyeri ini mungkin disebabkan oleh kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol.

Diabetes di Kaki seperti Apa?

Diabetes juga dapat menyebabkan dua masalah kaki utama, neuropati diabetik dan penyakit pembuluh darah perifer. Neuropati diabetik terjadi ketika kadar gula darah yang tidak terkontrol merusak saraf, mengganggu kemampuan saraf untuk mengirimkan sinyal. Di sisi lain, penyakit pembuluh darah perifer memengaruhi aliran darah ke kaki, menyebabkan berbagai gejala yang timbul di area tersebut.

Peneliti percaya bahwa kadar gula darah yang tinggi dapat berdampak negatif pada saraf, merusak pembuluh darah, dan menyulitkan oksigen serta nutrisi untuk mengalir dengan efektif, seperti yang dijelaskan oleh Mayo Clinic. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan signifikan pada kesehatan kaki.

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya neuropati diabetik, termasuk kontrol gula darah yang buruk, riwayat diabetes, kelebihan berat badan, dan kebiasaan merokok. Penting untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang yang sehat dan memantau kesehatan kaki secara rutin untuk mencegah dan mengatasi komplikasi diabetes.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya