Gondongan Rusak Alat Reproduksi dan Mengancam Kesuburan Pria, Salah Satu Alasan Kenapa Istri Tak Hamil-Hamil

Duh, Gondongan Bisa Pengaruhi Kesehatan Reproduksi Pria, Ini Kata Kepala BKKBN

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 01 Agu 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 14:00 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Foto (Liputan6.com/Ade Nasihudin)
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo sebut gondongan bisa rusak alat reproduksi pria. Foto (Liputan6.com/Ade Nasihudin)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa penyakit gondongan memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan reproduksi pria. Dalam penyuluhan kesehatan reproduksi remaja di Kantor Walikota Lubuk Linggau pada Rabu, 17 Juli 2024, dokter Hasto menjelaskan bahwa virus penyebab gondongan, yaitu paramyxovirus, dapat menyerang testis pria.

"Kalau sudah dewasa dan menikah, istri tidak hamil-hamil, itu bisa karena pernah kena gondongan. Jadi, kalau laki-laki kena gondongan harus cepat disembuhkan," kata dokter Hasto.

Gondongan Itu Disebabkan Oleh Apa?

Melansir Webmd, gondongan adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dan mudah menyebar melalui air liur dan lendir dari hidung dan tenggorokan. Anak-anak yang belum mendapatkan vaksin MMR (campak, gondok, dan rubella) berisiko lebih tinggi tertular penyakit ini.

Meskipun gondongan dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, infeksi ini paling sering menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar penghasil air liur yang terletak di bawah dan di depan telinga. Infeksi ini menyebabkan kelenjar tersebut membengkak, sehingga pipi dan rahang terlihat bengkak, yang merupakan tanda khas gondongan.

"Penyakit ini dulunya lebih umum terjadi. Namun, sejak vaksin MMR ditemukan pada tahun 1967, kasus gondongan menjadi lebih jarang di AS," tulis WebMD.

Pentingnya vaksinasi dan penanganan cepat saat terkena gondongan ditekankan oleh dokter Hasto, terutama karena dampaknya yang serius pada alat reproduksi pria. Dengan vaksinasi yang tepat, penyebaran gondongan dapat dikurangi, dan risiko komplikasi seperti infertilitas dapat dihindari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hal Lain yang Ganggu Kesehatan Reproduksi Pria

Lebih lanjut dokter Hasto menjelaskan bahwa selain gondongan, merokok juga memiliki dampak negatif pada kesehatan reproduksi pria.

"Bibit atau sperma laki-laki yang merokok dibandingkan dengan yang tidak merokok akan jauh lebih baik kualitasnya jika tidak merokok. Jadi, jika ingin menyiapkan generasi yang sehat dan berkualitas, kurangi merokok," katanya.

Untuk menghasilkan anak yang sehat dan cerdas, persiapan kesehatan bagi pria harus dimulai 75 hari sebelum konsepsi, sementara bagi perempuan harus dimulai 90 hari sebelumnya.


Pentingnya Tes Kesehatan Pranikah

BKKBN memiliki aplikasi bernama Elsimil yang ditujukan untuk calon pengantin. Aplikasi ini membantu calon pengantin mendata diri dan menjalani skrining kesehatan sejak tiga bulan sebelum menikah. Dengan demikian, petugas kesehatan di puskesmas dapat memonitor kesiapan calon pengantin untuk hamil.

Sebelum menikah, calon pengantin harus memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Salah satu persyaratan tersebut adalah tes kesehatan pranikah.

Tes kesehatan pranikah mencakup empat hal utama: tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan kadar hemoglobin (Hb). Indikator-indikator ini merupakan bagian minimal dari tes kesehatan pranikah yang wajib dilakukan untuk memastikan kesehatan calon pengantin.


Cegah Anemia pada Calon Ibu

Hasto mengingatkan, perempuan butuh tablet tambah darah untuk mencegah anemia karena perempuan mengeluarkan 200 cc darah dari menstruasi setiap bulan.

“Sekalinya donor darah itu 250 cc tapi hanya boleh dilakukan tiga bulan sekali. Padahal perempuan setiap bulan keluar darah dari menstruasi sebanyak 200 cc. Jadi, harus konsumsi tablet tambah darah agar tidak kurang darah," ujar dokter Hasto.

Hasto menegaskan, kespro di usia reproduksi penting karena mencakup banyak hal. Termasuk usia rata-rata menstruasi 12,5 tahun.

"Kalau ada yang 8 tahun sudah menstruasi, itu tidak normal, harus dibawa ke dokter. Begitu pun batasnya 16 tahun. Kalau lebih dari 16 tahun belum mens, untuk menjaga kespronya harus dibawa ke dokter,” urai dokter Hasto.

Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta
Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya