Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI mengatakan hingga saat ini tidak ada travel warning atau pembatasan perjalanan dari atau ke Afrika mengingat ada peningkatan kasus mpox atau monkeypox di beberapa negara di sana. Meski begitu, prinsip kehati-hatian perlu dikedepankan bila bepergian ke beberapa wilayah di sana.
“Hingga saat ini, tidak ada travel warning ataupun pembatasan perjalanan ke maupun dari Afrika, tetapi pemerintah mengimbau kepada pelaku perjalanan dari Indonesia ke Afrika untuk berhati-hati," kata Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI dr Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M.
Baca Juga
Salah satu bentuk kehati-hatian yakni dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta melakukan perilaku seksual yang sehat dan aman seperti ditegaskan Farchanny.
Advertisement
Hal ini mengingat Mpox menular melalui kontak erat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi seperti melakukan kontak seksual atau kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi atau droplet.
Penularan melalui droplet biasanya membutuhkan kontak erat yang lama, sehingga anggota keluarga yang tinggal serumah atau kontak erat dengan kasus berisiko lebih besar untuk tertular.
Mpox Jadi Kedaruratan Internasional
Seperti diketahui World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa terjadi peningkatan kasus mpox atau monkeypox di Kongo dan beberapa negara tetangganya seperti Burundi, Kenya, Rwanda and Uganda. Hal itu membuat WHO pada 14 Agustus 2024 kemarin kembali mengumumkan status penyakit mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
PHEIC adalah kejadian luar biasa yang mengancam kesehatan masyarakat negara lainnya melalui penyebaran global dan penanggulangannya memerlukan respons internasional.
"Jelas bahwa respons internasional yang terkoordinasi sangat penting untuk menghentikan wabah Mpox ini dan menyelamatkan nyawa," kata Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Hentikan Wabah Mpox Perlu Koordinasi Internasional
Tedros mengatakan pada bulan lalu bahwa sekitar 90 kasus klade 1b penerus dilaporkan di negara-negara tetangga Kongo yang sebelumnya tidak melaporkan kasus mpox.
“Menghentikan wabah ini akan membutuhkan respons yang disesuaikan dan menyeluruh, dengan masyarakat sebagai pusatnya, seperti biasa,” kata Tedros.
Advertisement
Indonesia Waspada
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Yudhi Pramono, MARS menegaskan bahwa Indonesia akan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman penularan Mpox.
“Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan langkah-langkah kesiapsiagaan dan respons terhadap Mpox yang telah ditetapkan kembali sebagai PHEIC oleh WHO,” terang Yudhi.
Antisipasi dilakukan dengan meningkatkan pengawasan orang, alat angkut, barang dan lingkungan di pintu masuk negara, khususnya yang berasal dari negara terjangkit.
Lalu, meningkatkan surveilans penyakit Mpox di pintu masuk dan wilayah, meningkatkan koordinasi kesiapsiagaan dan respons dengan stakeholder terkait di pintu masuk negara dan di wilayah. Serta meningkatkan edukasi dan komunikasi risiko bagi masyarakat di pintu masuk.