Waspada Mpox Jelang Indonesia-Aftica Forum di Bali, Jokowi Minta Ada Pencegahan dan Protokol Kesehatan

Jokowi menekankan pentingnya mewaspadai penyebaran Mpox jelang IAF di Bali karena outbreak penyakit tersebut mengalami peningkatan di Kongo serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah dua kali menyatakannya sebagai public health emergency of international concern.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 28 Agu 2024, 07:02 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 07:02 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta peningkatan kewaspadaan terhadap Mpox atau penyakit cacar monyet jelang gelaran Indonesia Afrika Forum yang bakal digelar di Bali pada 1-3 September 2024. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta peningkatan kewaspadaan terhadap Mpox atau penyakit cacar monyet jelang gelaran Indonesia Afrika Forum di Bali pada 1-3 September 2024. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali pada 1-3 September 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pihak-pihak terkait mewaspadai dan menyiapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran Monkeypox (Mpox).

"Saya minta betul-betul kehati-hatian kita, kewaspadaan kita kita terkait dengan penyebaran wabah Mpox (cacar monyet)," ujar Jokowi dalam Rapat Terbatas Persiapan Penyelenggaraan IAF pada Selasa, 27 Agustus 2024 di Istana Merdeka, Jakarta.

Jokowi menekankan pentingnya mewaspadai penyebaran Mpox jelang IAF di Bali karena outbreak penyakit tersebut mengalami peningkatan di Kongo serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah dua kali menyatakannya sebagai public health emergency of international concern.

"Sehingga saya minta betul-betul ada upaya preventif, khususnya bagi para delegasi yang berasal dari Afrika," Jokowi berpesan.

Terkait hal tersebut, Jokowi juga meminta agar Kementerian Kesehatan dan kementerian atau lembaga lain yang terkait untuk segera melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk kedatangan internasional, tak terkecuali di Bali. Menurutnya langkah pencegahan mpox bisa merujuk pada pengalaman pandemi COVID-19 lalu.

"Tidak hanya di Bali, pengawasan di pintu-pintu masuk kedatangan internasional juga segera dilakukan dari Kementerian Kesehatan dan mungkin dari kementerian/lembaga yang lainnya, langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, karena pengalaman pandemi COVID-19 yang lalu ini bisa dijadikan rujukan," tuturnya.

Jokowi meminta agar segera dibuatkan protokol kesehatan yang disosialisasikan secara masif terkait pencegahan mpox

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hingga Agustus 2024, Ada 59 Kasus Mpox di Jakarta

Sebelumnya, pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mencatat adanya 59 kasus mpox yang terkonfirmasi sejak 13 Oktober 2023 hingga 19 Agustus 2024.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati, berdasarkan penyebaran kasus mpox di Jakarta pada 2024, terdapat 11 kasus mpox yang tersebar di 8 kecamatan di Jakarta, seperti dilansir ANTARA.

Secara rinci, tercatat enam kasus pada Januari 2024, lalu tiga kasus pada Februari 2024, kemudian masing-masing satu kasus pada Mei dan Juni terjadi di luar Jakarta. Adapun kasus-kasus tersebut ditemukan di Ciracas, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Pasar Minggu, Tanah Abang dan Tanjung Priok. Seluruh kasus ditemukan pada warga berusia 21 sampai 50 tahun.

 


DKI Jakarta Jalankan Sistem Cegah Tangkal Mpox

Pihak Pemprov DKI terus menjalankan sistem cegah tangkal terhadap mpox yang meliputi promosi kesehatan terkait pencegahan dan penularan Mpox, pelaporan penemuan kasus melalui rumah sakit dan Puskesmas.

Selain itu, dilakukan pula studi kasus kontrol yang memberikan rekomendasi penanganan. Hasil studi mengidentifikasi kelompok rentan penularan Mpox, yaitu laki-laki berusia 20-40 tahun yang bekerja di luar rumah, memiliki orientasi seksual homoseksual dan biseksual serta pasien HIV atau IMS. Kelompok ini diutamakan dalam program edukasi dan promosi kesehatan terkait Mpox.

Diketahui, program vaksinasi mpox pada 2023 lalu telah menjangkau 95 orang dari populasi kunci atau kelompok risiko tinggi. “Hingga saat ini, sebanyak 495 orang telah menerima dosis pertama vaksin, sementara 430 orang telah menerima dosis kedua. Masih tersisa 42 vial vaksin yang akan digunakan sesuai kebutuhan,” tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya