Liputan6.com, Jakarta - Badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food tengah mengkaji susu ikan sebagai alternatif susu sapi dalam Program Makan Gratis dan Susu Gratis pada pemerintahan periode selanjutnya.
Kajian tersebut dilakukan lantaran produksi susu sapi dalam negeri tidak mampu memenuhi total kebutuhan 82,9 juta penerima manfaat program tersebut. Dimana sasarannya adalah anak sekolah dan ibu hamil.
Baca Juga
Ide soal susu ikan dalam program tersebut mendapat sorotan dari dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik. Ia mempertanyakan mengenai mekanisme produksi massal susu ikan untuk memenuhi jutaan liter tiap harinya.
Advertisement
"Produksi massalnya (susu ikan) juga belum ada informasi. Lalu, biayanya berapa? Jangan-jangan lebih mahal dari susu sapi atau susu hewan lainnya," kata Epi dalam pesan singkat ke Health Liputan6.com.
"Produksi susu ikan baru skala laboratorium, kalau massal mungkin perlu alat skala besar, bisa jadi harga lebih mahal, karena harga ikan kan masih relatif mahal," lanjutnya.
Epi menilai bahwa masih banyak hal yang belum jelas dari produksi susu ikan tersebut yang dapat berujung pada harga minuman tersebut.
"Harganya jadi berapa? Banyak hal yang belum jelas," tegas Epi.
Susu Ikan Sebagai Teknologi Inovasi
Epi tidak mempermasalahkan bila produksi susu ikan ini hadir sebagai inovasi teknologi. Namun, menurutnya tidak perlu dikaitkan dengan program susu gratis yang bakal dijalankan pada pemerintahan selanjutnya.
"Sebagai inovasi teknologi silakan saja, tapi enggak usah dikaitkan dengan program susu gratis. School milk program dimana-mana ya pakai susu sapi/hewan," kata pria yang meraih gelar doktor di bidang biokimia susu itu.
Â
Inovasi Susu Ikan yang Diluncurkan KKP dan Kemenkop UKM
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, inovasi mengenai susu ikan pernah diluncurkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Koperasi UKM (Kemenkop UKM) pada Agustus 2023.
Produk inovasi tersebut berbahan baku ikan yang kemudian diproses dengan teknologi modern hingga menghasilkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) sebagai bahan baku susu ikan. HPI merupakan produk inovasi karya anak bangsa Berikan Bahari Indonesia, salah satu UMKM binaan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Susu ikan tersebut diklain mengandung EPA DHA dan Omega 3 yang tinggi, bebas alergen, dan mudah dicerna tubuh karena memiliki tingkat penyerapan protein mencapai 96%, serta diproduksi dari bahan ikan dalam negeri.
"Susu ikan ini minuman sehat yang cocok dikonsumsi untuk semua usia," tutur Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengutip rilis KKP pada 18 Agustus 2023.
Advertisement
Susu Ikan Itu Apa?
Selama mempelajari soal susu, Epi baru kali ini mendengar soal susu ikan. Menurut Epi, susu ikan mungkin berasal dari pemrosesan ekstrak protein ikan.
Namun, Epi mengatakan bahwa susu ikan tidak termasuk kategori susu bila menurut definisi standar.
Merujuk CODEX Alimentarius (CODEX STAN 206-1999), susu adalah sekresi atau cairan yang keluar normal dari hewan perah atau mamalia yang diperoleh dari satu atau lebih pemerahan tanpa penambahan atau ekstraksi darinya.
Hasil perahan dapat dikonsumsi sebagai susu cair atau untuk diproses lebih lanjut. Bila mengikuti CODEX, maka susu itu berasal dari perahan dari hewan mamalia, seperti sapi, domba, kambing, kerbau, kuda, unta dan lainnya tanpa adanya campuran bahan lain.
"Sehingga, istilah 'susu' pada produk-produk tersebut seharusnya dianggap sebagai istilah pemasaran yang menggambarkan karakteristik produk, bukan secara ilmiah atau regulasi," kata Epi dalam pesan tertulis.
Susu ikan, kata Epi, lebih tepat jika disebut sebagai minuman protein yang diproses dari bahan yang berasal dari selain hewan mamalia.