Marshanda Sukses Turun 20 Kg dengan Intermittent Fasting, Apa Kamu Berani Coba Metode Diet Ini?

Marshanda membuktikan bahwa dengan tekad dan metode yang tepat, seperti intermittent fasting, mencapai body goals bukanlah hal yang mustahil.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 18 Sep 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 10:00 WIB
Marshanda sukses turun BB 20 kg dalam setahun berkat intermittent fasting. Metode IF, yang fokus pada waktu makan dan puasa, bisa dilakukan dengan berbagai cara. (Instagram/marshanda99)
Marshanda sukses turun BB 20 kg dalam setahun berkat intermittent fasting. Metode IF, yang fokus pada waktu makan dan puasa, bisa dilakukan dengan berbagai cara. (Instagram/marshanda99)

Liputan6.com, Jakarta - Apakah kamu merasa kesulitan mencapai body goals? Jangan khawatir, kamu tidak sendirian. Salah satu contoh inspiratif datang dari Marshanda, aktris yang baru-baru ini mencuri perhatian dengan pencapaian menurunkan berat badan hingga 20 kilogram hanya dalam satu tahun.

Marshanda Diet Apa?

Marshanda, yang dikenal lewat perannya di sinetron Bidadari, menghadapi perjalanan berat dalam mencapai tubuh idamannya. Dengan berat awal 76 kilogram, dia memutuskan untuk mengambil langkah drastis guna mencapai berat badan idealnya.

Melalui kombinasi olahraga rutin dan penerapan pola makan intermittent fasting, Marshanda berhasil menurunkan berat badan hingga 20 kilogram, mencapai angka 56 kilogram yang diidamkan.

Diet IF Itu seperti Apa?

Intermittent fasting adalah metode pola makan yang mengatur kapan kamu makan dan kapan kamu berpuasa, bukan apa yang kamu makan, seperti dikutip dari Healtline pada Rabu, 18 September 2024. Pada dasarnya, intermittent fasting melibatkan periode puasa dan jendela makan.

Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari puasa 16 jam dengan jendela makan 8 jam, hingga metode yang lebih ekstrem seperti puasa 21 jam dengan jendela makan hanya 3 jam, seperti yang diterapkan Marshanda.

Berbeda dari diet ketat yang membatasi jenis makanan, 'diet IF' lebih fokus pada waktu makan. Selama periode puasa, kamu hanya diperbolehkan mengonsumsi minuman bebas kalori seperti air putih, kopi tanpa gula, atau teh tanpa gula.

 

Intermittent Fasting Dimulai dari Jam Berapa?

Bagi kamu yang tertarik mencoba IF agar memperoleh body goals serupa Marshanda, berikut adalah beberapa metode yang bisa kamu pertimbangkan.

  1. Metode 12/12: Ideal untuk pemula, karena kamu hanya berpuasa selama 12 jam dan makan dalam jendela waktu 12 jam. Misalnya, puasa dari pukul 6 sore hingga 6 pagi.
  2. Metode 16/8: Juga dikenal sebagai Leangains, yang mengharuskan kamu berpuasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam. Contohnya, makan dari pukul 12 siang hingga 8 malam.
  3. Metode 21/3: Diet IF ala Marshanda yang melibatkan puasa selama 21 jam dengan jendela makan hanya 3 jam. Ini membutuhkan komitmen dan disiplin tinggi. Biasanya, Marshanda makan dari pukul 04.00 sore sampai 08.00 malam. Berani coba?
  4. Metode 24 Jam: Puasa penuh selama 24 jam dilakukan dua kali seminggu. Metode ini mungkin terasa ekstrem, tapi bisa efektif jika dilakukan dengan benar.
  5. Diet 5:2: Makan normal selama lima hari dan membatasi kalori hanya 500-600 kalori pada 2 hari non-berturut-turut dalam seminggu.

 

Apakah Intermittent Fasting Bisa Mengecilkan Perut?

Ya, intermittent fasting dapat membantu mengecilkan perut, meskipun tidak ada metode tunggal yang cocok untuk semua orang. Menurut Mayo Clinic, eberapa penelitian mengungkapkan bahwa intermittent fasting bisa jadi kunci sukses dalam menurunkan berat badan, sama efektifnya dengan diet rendah kalori yang biasa kita kenal.

Kenapa? Karena membatasi kalori yang Anda konsumsi adalah langkah penting dalam mencapai berat badan yang lebih sehat. Namun, kamu harus tahu, manfaat intermittent fasting tidak hanya berhenti pada penurunan berat badan.

Gaya hidup ini juga dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Mengurangi berat badan dan tetap aktif secara fisik secara signifikan mengurangi risiko berbagai penyakit terkait obesitas, seperti diabetes, sleep apnea, dan beberapa jenis kanker.

Puasa berselang menunjukkan potensi yang setara dengan diet lain dalam hal mengurangi kalori dan mendukung kesehatan. Lebih dari itu, beberapa studi menunjukkan bahwa diet IF mungkin lebih efektif dalam mengurangi peradangan dan memperbaiki kondisi terkait peradangan, seperti:

  1. Penyakit Alzheimer
  2. Radang sendi
  3. Asma
  4. Sklerosis ganda
  5. Stroke

 

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Puasa 16 Jam?

Intermittent fasting bukan hanya tentang menurunkan berat badan, tapi juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Beberapa manfaat yang telah dibuktikan oleh penelitian meliputi:

  • Mengurangi Peradangan: Berdasarkan artikel dari Medicine Net yang telah ditinjau oleh Dr. Pallavi Suyog Uttekar, puasa 16 jam dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
  • Kulit Sehat dan Anti-Penuaan: Proses autophagy selama puasa 16 jam membantu menjaga kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini.
  • Meningkatkan Kekebalan Tubuh: Puasa merangsang pertumbuhan sel-sel otak dan jaringan saraf baru, meningkatkan daya ingat dan suasana hati.

Namun, sebelum kamu memutuskan untuk mencoba IF, penting untuk memahami bahwa metode ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu.

 

Tips Memulai Intermittent Fasting

Jika kamu tertarik mencoba intermittent fasting seperti Marshanda, berikut beberapa tips untuk memulai:

  • Mulailah dengan Metode yang Lebih Ringan: Cobalah metode 12/12 atau 16/8 terlebih dahulu untuk beradaptasi dengan pola makan baru ini.
  • Konsumsilah Makanan Sehat: Saat memasuki jendela makan, pastikan asupan makananmu seimbang dan bergizi. Fokus pada protein rendah kalori, karbohidrat gandum utuh, sayuran, dan buah.
  • Hidrasi yang Cukup: Minum air putih dan cairan bebas kalori lainnya untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
  • Dengarkan Tubuhmu: Jika merasa lelah atau tidak nyaman, jangan ragu untuk menyesuaikan pola makanmu atau konsultasikan dengan profesional kesehatan.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya