Liputan6.com, Jakarta Hari Stroke Sedunia jatuh tepat hari ini, Selasa 29 Oktober 2024. Stroke adalah salah satu kondisi medis paling mendesak dan berpotensi mengancam jiwa yang sering kali berdampak pada kualitas hidup pasien.
Dalam menghadapi stroke, setiap detik sangat berharga, dan pemahaman yang mendalam tentang gejala, langkah-langkah penanganan, serta kolaborasi antara berbagai disiplin medis menjadi kunci untuk meningkatkan hasil perawatan.
Baca Juga
Tim Multidisiplin RS Siloam Dhirga Surya Medan yang terdiri dari dokter spesialis saraf Hendy Million Samin, dokter spesialis bedah saraf Steven Tandean, dan dokter spesialis radiologi subspesialis radiologi intervensional Harley Septian, menerangkan soal berbagai hal terkait stroke.
Advertisement
Gejala Awal Stroke
Mengenali gejala awal stroke adalah langkah pertama yang penting untuk memastikan penanganan cepat. Gejala ini sering kali diingat dengan akronim BEFAST, yang merangkum aspek-aspek utama yang perlu diperhatikan:
- B - Balance (Keseimbangan): Apakah seseorang tiba-tiba kehilangan keseimbangan atau mengalami masalah koordinasi?
- E - Eyes (Penglihatan): Apakah penglihatan mendadak menjadi kabur atau hilang pada salah satu atau kedua mata?
- F - Face (Wajah): Apakah salah satu sisi wajah tampak terkulai? Cobalah minta orang tersebut untuk tersenyum; jika hanya satu sisi yang bergerak, ini bisa menjadi tanda awal stroke.
- A - Arms (Lengan): Tanyakan kepada orang tersebut untuk mengangkat kedua lengan. Jika salah tidak dapat diangkat atau cenderung jatuh, ini adalah sinyal yang jelas tanda awal stroke.
- S - Speech (Ucapan): Jika mengalami kesulitan berbicara atau berbicara dengan cara yang tidak jelas. Minta untuk mengulang kalimat sederhana dan perhatikan kejelasan ucapannya.
- T - Time (Waktu): Jika melihat satu atau lebih gejala ini, segera hubungi layanan darurat. Setiap detik sangat berharga dalam menangani stroke.
Gejala Tambahan
Selain gejala BEFAST, ada tanda-tanda lain yang mungkin muncul, seperti:
- Kebingungan mendadak atau kesulitan dalam memahami pembicaraan.
- Gangguan penglihatan, misalnya melihat kabur atau kehilangan penglihatan di satu mata.
- Kesulitan berjalan atau kehilangan keseimbangan.
- Sakit kepala parah tanpa sebab yang jelas.
“Penting untuk diingat bahwa stroke bisa terjadi pada semua usia, bukan hanya pada orangtua. Dengan memahami gejala ini, masyarakat diharapkan dapat merespons keadaan darurat dengan lebih cepat dan tepat,” kata Tim Multidisiplin RS Siloam Dhirga Surya Medan dalam keterangan pers dikutip Selasa (29/10/2024).
Advertisement
Tips Mencegah Stroke
Mengurangi risiko terkena stroke adalah langkah penting yang dapat diambil oleh individu. Beberapa langkah yang dapat dilakukan termasuk:
Mengelola Faktor Risiko
Mengelola faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi sangat penting. Pengawasan rutin dan pengobatan yang tepat dapat membantu menurunkan risiko stroke.
Gaya Hidup Sehat
Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti pola makan seimbang, olahraga rutin, dan berhenti merokok, juga berperan besar dalam pencegahan stroke.
Mengurangi konsumsi alkohol dan menjaga berat badan yang sehat adalah langkah-langkah tambahan yang sangat dianjurkan.
Edukasi Pribadi
Individu juga harus proaktif dalam mengedukasi diri mereka tentang tanda-tanda stroke dan pentingnya penanganan cepat. Dengan pengetahuan yang tepat, mereka dapat lebih siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan jika gejala muncul.
Edukasi Masyarakat tentang Stroke Hadapi Tantangan
Tak dimungkiri, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanda-tanda stroke dan pentingnya penanganan cepat merupakan tantangan yang besar.
Banyak orang tidak menyadari gejala stroke dan mungkin menunda pencarian perawatan medis. Kampanye edukasi publik perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stroke.
Edukasi harus mencakup informasi mengenai gejala, langkah-langkah yang harus diambil ketika gejala muncul, dan pentingnya mencari bantuan medis segera.
Selain itu, banyak mitos tentang stroke yang harus diluruskan. Misalnya, ada anggapan bahwa stroke hanya terjadi pada orang tua, padahal kondisi ini dapat terjadi pada orang muda juga. Edukasi yang efektif dapat membantu mengubah pandangan ini dan mendorong orang untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mereka.
Stroke merupakan kondisi yang serius dan memerlukan penanganan cepat. Pemahaman yang mendalam mengenai gejala, kolaborasi tim multidisiplin, prosedur yang tepat, dan kemajuan teknologi adalah kunci untuk meningkatkan hasil perawatan bagi pasien stroke.
“Masyarakat juga perlu diberdayakan dengan informasi yang tepat untuk mengenali tanda-tanda stroke dan memahami pentingnya tindakan cepat.”
Melalui upaya kolektif dari seluruh tim medis dan masyarakat, tim multidisiplin berharap untuk dapat mengurangi angka kejadian stroke dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, masa depan penanganan stroke tampak lebih cerah dan memberikan harapan bagi banyak orang.
Advertisement