Liputan6.com, Jakarta - Latiao, jajanan asal Tiongkok yang belakangan ini viral dan digemari banyak orang di Indonesia, kini menjadi sorotan setelah terungkap adanya kontaminasi bakteri berbahaya.
Jajanan ini terkenal dengan teksturnya yang kenyal dan rasa pedas gurih. Namun, berita penarikan produk ini oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Baca Juga
Kasus Keracunan Massal Latiao
Kekhawatiran ini muncul setelah terjadi sejumlah kasus keracunan latiao di berbagai daerah, termasuk Lampung, Sukabumi, Tangerang Selatan, dan Riau. Anak-anak yang mengonsumsi latiao mengalami gejala seperti muntah, pusing, hingga dilarikan ke rumah sakit.
Advertisement
Hal ini mendorong BPOM untuk melakukan penyelidikan dan uji laboratorium terhadap produk ini.
Temuan Bakteri Berbahaya
Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengatakan, hasil uji laboratorium mengungkapkan bahwa latiao terkontaminasi bakteri Bacillus cereus, yang dikenal dapat menyebabkan keracunan makanan.
Bakteri ini menghasilkan toksin yang dapat menimbulkan gejala keracunan seperti sakit perut, mual, dan muntah. Penemuan ini membuat BPOM segera mengambil tindakan cepat untuk melindungi masyarakat.
Langkah Penarikan dan Pemusnahan
BPOM tidak hanya menghentikan peredaran latiao, tetapi juga memerintahkan penarikan dan pemusnahan produk yang terkontaminasi.
Selain itu, pihak BPOM juga meminta semua tautan penjualan latiao secara daring untuk dihapus, guna mencegah penyebaran lebih lanjut. Ini adalah langkah penting untuk memastikan keselamatan konsumen, terutama anak-anak yang lebih rentan terhadap keracunan makanan.
Kesadaran Masyarakat
Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya memperhatikan keamanan pangan. Sebelum mengonsumsi makanan, terutama jajanan yang viral, penting untuk memeriksa izin edar dan menjaga kebersihan makanan. BPOM juga mengingatkan agar konsumen lebih berhati-hati dan selalu memeriksa label produk sebelum membeli.
Advertisement
Apa Peran Bacillus Cereus?
Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine, PubMed Central, dan situs Science Direct, Bacillus cereus adalah bakteri berbentuk batang yang sering menjadi penyebab keracunan makanan, tapi juga dapat menyebabkan infeksi di luar saluran pencernaan.
Bakteri ini dapat bertahan di berbagai kondisi lingkungan dan memproduksi zat berbahaya yang disebut faktor virulensi, termasuk enterotoksin dan toksin emetik (cereulide) yang dapat menyebabkan muntah, serta berbagai enzim yang merusak jaringan tubuh.
Walaupun dikenal sebagai penyebab keracunan makanan, Bacillus cereus juga dapat mengakibatkan infeksi serius seperti pneumonia, sepsis, dan infeksi sistem saraf pusat, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Tantangan dalam pengobatan muncul karena bakteri ini dapat memproduksi beta-laktamase, yang membuatnya kebal terhadap beberapa antibiotik.
Dengan meningkatnya kasus keracunan dan infeksi, penting bagi masyarakat untuk waspada dan menjaga kebersihan makanan agar terhindar dari kontaminasi Bacillus cereus.