Gondongan dan Penyakit Virus Lain Bisa Picu Komplikasi Guillain–Barré Syndrome yang Berisiko Disabilitas, Apa Itu?

GBS adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan, mati rasa atau kelumpuhan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Nov 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2024, 14:00 WIB
Gondongan dan Penyakit Virus Lain Bisa Picu Komplikasi Guillain–Barré Syndrome, Apa Itu?
Gondongan dan Penyakit Virus Lain Bisa Picu Komplikasi Guillain–Barré Syndrome, Apa Itu? Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Mumps alias gondongan serta semua penyakit virus bisa berpotensi menyebabkan komplikasi Guillain–Barré syndrome (GBS) di kemudian hari.

GBS adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan, mati rasa atau kelumpuhan.

“Mumps, semua penyakit virus bisa berpotensi untuk menyebabkan komplikasi GBS di kemudian hari. Jadi, penyakitnya sendiri sudah sembuh tapi GBS-nya terjadi di kemudian hari,” kata Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Brawijaya, Malang, Irene Ratridewi dalam webinar bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (12/11/2024).

Guillain–Barré syndrome dapat terjadi terutama pada orang-orang tertentu yang memiliki kelainan genetik. Terutama masalah gen di susunan saraf perifer (saraf tepi).

“Infeksi virus ini bahayanya bisa membuat respons imun tuh jadi berubah atau jadi aneh. Virus apapun, baik mumps, HFMD (hand, foot and mouth disease/flu Singapura), bahkan virus influenza sekalipun bisa berisiko GBS,” jelasnya menjawab pertanyaan Health Liputan6.com.

“Jadi hubungannya anatara antibodi yang dibentuk ini harusnya antibodi terhadap virus, tapi terbentuk antibodi yang lain yang mana antibodi ini dapat menimbulkan kerusakan atau kelainan pada susunan saraf. Ketika penyakit sudah selesai, GBS bisa timbul satu atau dua minggu setelahnya,” tambahnya.

Apa Komplikasi GBS Bisa Picu Kelumpuhan Permanen?

Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Brawijaya, Malang, Irene Ratridewi.
Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Brawijaya, Malang, Irene Ratridewi soal gondongan, cacar air, dan flu Singapura (12/11/2024). Foto: Zoom IDAI.

Dokter spesialis anak itu menambahkan, komplikasi GBS dapat pula memicu kelumpuhan permanen atau disabilitas fisik.

“Terkait kelumpuhan permanen atau disabilitas fisik ini tergantung dari derajat berat ringannya GBS. Memang dikatakan GBS ini self limited, artinya dia bisa sembuh sendiri. Tetapi di dalam setiap rentang kasus ada yang ringan sekali ada juga yang lumpuh permanen.”

Kasus GBS ringan akibat penyakit infeksi biasanya ditandai dengan ketidakmampuan berjalan dalam tiga hingga empat hari dan setelah itu pulih seperti semula.

“Ada yang berat kemudian sembuh, tapi ada sebagian kecil yang memang akan terjadi kelumpuhan atau kelainan saraf permanen akibat GBS. Jumlah pastinya kita tidak pernah tahu,” papar Irene.

Cara Meminimalisasi Risiko Kelumpuhan Permanen Akibat GBS

Lantas, bagaimana cara meminimalisasi risiko terjadinya kelumpuhan permanen atau disabilitas fisik pada anak?

“Menghindari risiko disabilitas yang permanen bisa dengan mengurangi risiko paparan terhadap berbagai macam virus. Begitu virus ada imunisasinya, tidak ada salahnya dan malah lebih baik kita melakukan vaksinasi.”

Lebih jauh soal GBS, melansir Mayoclinic, kelemahan dan kesemutan pada tangan dan kaki biasanya merupakan gejala pertama penyakit tersebut.

Sensasi ini dapat dengan cepat menyebar dan menyebabkan kelumpuhan. Dalam bentuknya yang paling serius, sindrom Guillain-Barre merupakan keadaan darurat medis. Kebanyakan orang dengan kondisi ini memerlukan perawatan di rumah sakit.

Tak Ada Obat Spesifik untuk Sindrom Guillain-Barre

Sindrom Guillain-Barre jarang terjadi dan penyebab pastinya tidak diketahui. Namun dua pertiga orang mengalami gejala infeksi dalam enam minggu sebelum gejala Guillain-Barre muncul.

Infeksi dapat mencakup infeksi saluran pernapasan atau saluran cerna, termasuk COVID-19. Guillain-Barre juga bisa disebabkan oleh virus Zika.

Tidak ada obat yang diketahui untuk sindrom Guillain-Barre. Beberapa pilihan pengobatan dapat meringankan gejala dan membantu mempercepat pemulihan. Kebanyakan orang sembuh total dari sindrom Guillain-Barre, tapi beberapa penyakit serius bisa berakibat fatal.

Meskipun pemulihan mungkin memakan waktu hingga beberapa tahun, kebanyakan orang dapat berjalan kembali enam bulan setelah gejala pertama kali muncul. Beberapa orang mungkin mengalami efek jangka panjang, seperti kelemahan, mati rasa, atau kelelahan.

Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya