Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak konsultan Profesor Soedjatmiko mengungkapkan bahwa cacar air merupakan penyakit yang sangat cepat menular di lingkungan rumah maupun sekolah. Mengingat potensi penularan yang besar, maka anak disarankan untuk tidak bersekolah dulu.
"Jika ada anak yang terkena cacar, sebaiknya ia tidak bersekolah hingga bekas cacarnya kering dan tidak timbul gelembung-gelembung baru," kata pria yang karib disapa Miko ini.
Baca Juga
Meski tidak berangkat ke sekolah, saat di rumah anak yang sedang sakit cacar untuk tidak dulu bermain dengan kakak atau adik atau saudara usia naka yang lain.
Advertisement
"Anak yang menderita cacar juga sebaiknya tidak bermain dengan kakak, adik atau anak lain, karena mudah menularkan," tutur Miko dalam keterangan pers yang dikirim MSD ditulis Kamis, 21 November 2024.
Lantaran penularan virus varicella zoster (VZV) penyebab utama virus cacar air ini mudah menular maka peralatan makan dan mandi anak harus dipisahkan untuk sementara waktu.
"Pakaian, handuk, alat makan, dan mainan penderita cacar sebaiknya dicuci terpisah dari barang lain dan dijemur dibawah sinar matahari," tutur Miko.
Anggota keluarga lain yang tidak sakit cacar air diwajibkan untuk menjaga kebersihan diantaranya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan mandi menggunakan sabun.
Bila Ada Ibu Hamil di Rumah Pasien Cacar Air
Bila di suatu rumah ada seseorang yang terkena cacar air, maka ibu hamil yang ada di rumah tersebut disarankan menjauhi dulu dari pasien.
"Ibu hamil disarankan untuk menjauhi pasien cacar, karena jika tertular, infeksi ini dapat membahayakan janin di dalam kandungan," kata Miko.
Jika ada orang di rumah terkena cacar air, sementara yang lain belum mendapatkan vaksin varisela Miko menyarankan untuk segera melakukan vaksinasi. Disarankan untuk segera divaksinasi secepat mungkin, kurang dari 5 hari setelah terpapar.
Upaya di atas diharapkan mampu mencegah penularan. "Meskipun demikian, penularan masih bisa terjadi karena virus cacar tidak terlihat," kata Miko.
Advertisement
Cegah Penularan Cacar Air dengan Vaksin Varisela
Cacar air merupakan salah satu penyakit yang sudah ada vaksinnya. Pemberian 2 dosis vaksin varisela terbukti 90% efektif mencegah cacar air.
"Pencegahan paling mudah dan efektif adalah dengan melakukan imunisasi cacar sejak usia 1 tahun. Dengan satu kali suntikan, kekebalan terhadap cacar mulai terbentuk dalam waktu dua minggu. Untuk mendapatkan kekebalan yang lebih optimal, lengkapi dengan vaksinasi dosis kedua, yang dapat menggunakan vaksin kombinasi varisela dan MMR,” kata Miko.
Berdasarkan rekomendasi terbaru IDAI, vaksin varisela disuntikkan subkutan mulai usia 12 bulan. Pada usia 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan, sementara usia 13 tahun atau lebih interval 4 sampai 6 minggu.
Untuk anak usia 2 tahun atau lebih yang belum mendapat MR/MMR dan varisela dapat diberikan vaksin MMRV sebagai dosis primer. Untuk anak kurang dari 2 tahun yang sudah mendapat MR/MMR atau varisela sebelumnya, MMRV dapat diberikan sebagai booster.
Vaksinasi juga mencegah keparahan bila terpapar cacar air. Seperti diketahui meski cacar air kerap disepelekan tapi pada beberapa anak cacar ari bisa menyebabkan komplikasi serius.
“Beberapa anak yang terkena cacar dapat mengalami komplikasi serius akibat infeksi bakteri pada kulit, bahkan bisa menyebabkan radang paru-paru (pneumonia)," kata pria yang juga Anggota Satuan Tugas Imunisasi IDAI 2004-2024 ini.
Vaksin Varisela Aman
Berbicara soal imunisasi, maka banyak yang khawatir dengan efek samping usai disuntik. Terkait hal ini, Miko mengungkapkan bahwa vaksin varisela aman.
"Imunisasi varisela terbukti aman dan bermanfaat dalam mencegah cacar yang parah, sehingga digunakan di semua negara," lanjutnya.
Di Indonesia, vaksin varisela telah lama mendapat izin dari BPOM serta direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Satgas Imunisasi Dewasa Persatuan Ahli Penyakit Dalam (PAPDI).
Advertisement