Stunting Dapat Dicegah Jauh Sebelum Anak Lahir, Dokter Ungkap Pentingnya Kolaborasi Berbagai Pihak

Prevalensi stunting di Indonesia tinggi, padahal bisa dicegah jauh sebelum anak lahir.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Feb 2025, 18:34 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 18:00 WIB
Stunting Dapat Dicegah Jauh Sebelum Anak Lahir, Dokter Ungkap Pentingnya Kolaborasi Berbagai Pihak
Stunting Dapat Dicegah Jauh Sebelum Anak Lahir, Dokter Ungkap Pentingnya Kolaborasi Berbagai Pihak. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting dari 21,6 persen menjadi 18 persen pada 2025.

Sementara, data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting.

Kondisi ini berkembang di tengah masyarakat akibat berbagai faktor, termasuk rendahnya pemahaman dan pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin. Ditambah dengan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan.

Padahal, tanpa penanganan yang tepat, permasalahan stunting dapat memengaruhi kesehatan anak di masa depan, sehingga dapat menghambat cita-cita bangsa untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.

Untuk itu, akses nutrisi yang cukup serta didukung dengan skrining dan edukasi seputar pentingnya pemenuhan zat besi menjadi hal yang krusial untuk dilakukan dalam upaya mencegah anemia dan stunting pada anak.

“Kejadian stunting pada anak bahkan dapat dicegah sejak ibu hamil, lalu di 1000 hari pertama, harus diperhatikan betul asupan nutrisi dan pemantauan pertumbuhannya, karena jika sudah terlanjur stunting dan tidak diperbaiki di usia balita, dampaknya bisa berlanjut hingga dewasa,” kata dokter spesialis anak, Agnes Tri Harjaningrum, mengutip keterangan pers, Kamis (6/2/2025).

Selain edukasi berkelanjutan mengenai dampak stunting, sambung Agnes, skrining secara berkala juga harus dilakukan.

“Penting juga untuk memerhatikan asupan nutrisi yang tepat seperti konsumsi tinggi protein hewani untuk cukupi kebutuhan protein harian anak agar terhindar dari stunting. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian kita semua, tidak hanya bagi orangtua dan pemerintah, tetapi juga pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk melawan dan mencegah stunting yang dapat menghambat terwujudnya generasi emas Indonesia 2045,” tambahnya.

Kontribusi Pihak Swasta dalam Turunkan Angka Stunting

Berangkat dari situasi stunting di Indonesia, berbagai pihak kini mulai mengupayakan berbagai inisiatif untuk mendukung program pemerintah.

Kolaborasi multipihak menjadi hal yang dianggap penting untuk sama-sama menurunkan angka stunting pada anak di Tanah Air.

Salah satu kolaborasi yang baru-baru ini dijalin untuk penurunan stunting adalah adanya program “Bantuan Nutrisi Untuk Anak Bangsa” yang digagas oleh Alfamart dan Sarihusada.

Program ini diluncurkan bertepatan pada momentum Hari Gizi Nasional 2025 yang diselenggarakan di gerai Alfamart Raya Solear, Kabupaten Tangerang pada 30 Januari 2025.

Peluncuran ini sejalan dengan program “Satu Telur Sehari” yang dilakukan selama enam bulan penuh di 24 lokasi di kota/kabupaten. Program ini menyasar lebih dari 1.000 anak yang terindikasi stunting.

Skrining Status Gizi dan Edukasi

Kolaborasi ini juga menghadirkan dukungan skrining status gizi dan edukasi yang diikuti secara antusias oleh masyarakat dan juga menjadi bagian dari kampanye “3 Langkah Maju (3LM)” untuk menciptakan Generasi Maju Bebas Stunting.

“2024 lalu Alfamart sukses menjalankan program satu telur sehari di 12 lokasi kota/kabupaten selama 3-6 bulan. Di tahun 2025, akan menjalankan program ini lebih masif lagi dengan 24 lokasi menjadi fokus utama dalam membantu menurunkan angka prevalensi stunting pada anak. Ditambah dukungan dari Sarihusada berupa edukasi dan skrining gizi, ini akan memaksimalkan upaya kita bersama,” kata Corporate Communications General Manager Alfamart, Rani Wijaya dalam keterangan yang sama.

Program skrining gizi dan edukasi nutrisi ini bertujuan untuk mendeteksi risiko stunting sejak dini termasuk anemia defisiensi besi. Sehingga, intervensi yang tepat dapat segera dilakukan oleh para orangtua.

Kenalkan Kampanye 3 Langkah Maju

Stunting Dapat Dicegah Jauh Sebelum Anak Lahir, Dokter Ungkap Pentingnya Kolaborasi Berbagai Pihak
Stunting Dapat Dicegah Jauh Sebelum Anak Lahir, Dokter Ungkap Pentingnya Kolaborasi Berbagai Pihak. Foto: Sarihusada.... Selengkapnya

Dalam keterangan yang sama, Corporate Communications Director Sarihusada, Arif Mujahidin menyampaikan, dalam upaya untuk mendukung penurunan angka stunting di Indonesia, pihaknya telah banyak melakukan inisiatif berkolaborasi dengan berbagai mitra.

“Untuk dapat memberikan dampak positif ke lebih banyak orang diperlukan kolaborasi strategis multipihak, termasuk dengan kolaborasi yang telah kami jalankan. Kolaborasi multipihak merupakan sebuah komitmen lanjutan demi mewujudkan Generasi Emas 2045,” ujar Arif.

Sementara, Healthcare Nutrition Marketing & Strategy Director Sarihusada, Angelia Susanto menjelaskan dalam program Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS), pihaknya juga mengusung 3LM.

Ini adalah kampanye untuk mengukur tinggi dan berat secara teratur, mengajak konsultasi ke dokter, dan dorongan untuk memberi nutrisi teruji klinis.

“Adapun dukungan skrining dan edukasi yang kami berikan dalam program ini sejalan dengan target kami untuk menjangkau 1 juta anak yang terskrining status gizi dan mendukung pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan stunting sedini mungkin, dan memberikan intervensi yang tepat.”

 

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya