Keutamaan Makan Sahur, Sunnah yang Sarat Berkah

Nabi Muhammad SAW menekankan keistimewaan makan sahur sebagai sunnah yang membawa keberkahan.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani Diperbarui 09 Feb 2025, 17:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2025, 17:17 WIB
tips sahur agar tidak lapar saat puasa
tips sahur agar tidak lapar saat puasa ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Makan sahur adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Sahur bukan sekadar persiapan fisik untuk menahan lapar dan haus sepanjang hari, tetapi juga merupakan waktu yang penuh berkah dan keutamaan.

Ustaz Adi Hidayat melalui channel YouTube Adi Hidayat Official menjelaskan bahwa sahur memiliki dimensi spiritual yang luar biasa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Makna Sahur dan Waktunya

Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), kata "sahur" berasal dari akar kata Arab sin, ha, dan ra yang berarti waktu singkat sebelum fajar.

“Sahar, waktu singkat menjelang fajar. Aktivitas yang dikerjakan di waktu sahar disebut dengan sahur namanya,” jelas UAH. Dalam konteks puasa, waktu sahur dimulai sekitar 15 hingga 30 menit sebelum fajar.

Allah SWT memuliakan mereka yang beristighfar di waktu sahur, sebagaimana disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 18.

"Dan di waktu sahur mereka (kaum bertakwa) memohon ampunan kepada Allah."

Keutamaan ini juga ditekankan dalam QS. Al-Imran ayat 17, di mana orang-orang yang beristighfar di waktu sahur disandingkan dengan mereka yang sabar, khusyuk dalam ibadah, dan gemar berinfak.

Sunnah Nabi

Nabi Muhammad SAW menekankan keistimewaan makan sahur sebagai sunnah yang membawa keberkahan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Tashahharu fa inna fis-sahuri barakah"

("Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat keberkahan.") - HR. Bukhari, No. 1923

 

Promosi 1

Keberkahan Sahur

 

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa berkah dalam sahur memiliki dua makna utama:

1. Bertambahnya Kebaikan dan Konsistensinya

“Berkah itu ziyadatul khair wastiminaruh, bertambahnya nilai-nilai kebaikan disertai dengan konsistensi dalam penunaiannya,” ujarnya.

Ini berarti bahwa sahur tidak hanya memberi energi fisik tetapi juga mendorong kita untuk lebih giat dalam ibadah sepanjang hari.

2. Keberkahan Fisik dan Spiritual

Dari sisi fisik, makan sahur mendukung daya tahan tubuh saat berpuasa. Dibandingkan makan malam lebih awal, sahur yang dilakukan menjelang fajar membantu tubuh lebih optimal dalam mengolah energi.

Dari sisi spiritual, makanan yang halal dan dikonsumsi dengan niat yang benar akan meningkatkan semangat dalam ibadah.

“Jika sahur dilakukan dengan benar, maka setelahnya bacaan Qur'an meningkat, zikir bertambah, dan semangat beribadah semakin kuat,” tambahnya.

 

Sahur dalam Sejarah Islam

Keistimewaan sahur juga terbukti dalam sejarah Islam. Perang Badar yang terjadi di bulan Ramadhan adalah salah satu contoh bagaimana para sahabat tetap bersemangat menjalankan tugas berat meskipun sedang berpuasa.

Sahur bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga ibadah yang penuh berkah. Dengan niat yang benar dan makanan yang halal, sahur dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan ibadah dan produktivitas.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat keberkahan." 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya