Kondisi Terkini Paus Fransiskus: Stabil, Tidak Alami Gagal Napas

Liputan6.com, Jakarta Paus Fransiskus masih menjalani pengobatan di Rumah Sakit Gemelli Roma Italia. Setelah sempat mengalami dua episode gagal napas di hari Senin, kondisi pemimpin tertinggi gereja Katolik itu stabil pada Selasa, 4 Maret 2024.

"Kondisi klinis Bapa Suci tetap stabil hari ini. Ia tidak mengalami episode gagal napas atau bronkospasme," kata Holy See Press Office pada Selasa, 4 Maret 2025 malam.

Kabar baik lainnya pria 88 tahun itu juga sudah tidak mengalami demam. Ia tetap kooperatif selama menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Pihak Vatikan mengatakan pada Selasa, 4 Maret 2025 bahwa Paus melakukan terapi oksigen aliran tinggi dan melakukan fisioterapi pernapasan.

"Sesuai jadwal, malam ini ia akan melanjutkan ventilasi mekanis non-invasif hingga besok pagi. Prognosisnya masih belum pasti," kata Vatikan.

Secara klinis, kondisi Paus Fransiskus secara keseluruhan tetap stabil, termasuk jantung, ginjal, dan darah.

Kondisi Paus Fransiskus pada Senin, 3 Maret 2025

Pada Senin, 3 Maret 2025 Vatikan melaporkan bahwa Bapa Suci mengalami dua episode gagal napas akut. Hal itu terjadi karena ada penumpukan lendir di paru.

Tim dokter pun segera mengangkat lendir tersebut dari paru Bapa Suci untuk membantu agar pernapasan pria asal Argentina itu membaik.

Paus Fransiskus dirawat di RS Gemelli Roma sejak 14 Februari 2025 karena pneumonia. Kantor pers Vatikan selalu memberikan informasi terbaru setiap hari tentang kondisi pemimpin 1,4 miliar umat Katolik dunia itu.

Sejak ia dirawat, informasi mengenai kondisi kesehatannya disampaikan secara transparan ke publik sesuai permintaan Bapa Suci.

Sehingga publik mengetahui secara kontinyu kondisi kesehatan pria yang berasal dari ordo Jesuit atau Serikat Yesus itu. Termasuk soal kondisi Paus Fransiskus yang sempat mengalami episode bronkospasme pada 28 Februari 2025.

Apa itu? Bronkospasme adalah kondisi ketika otot-otot yang melapisi bronkus (saluran udara yang menghubungkan tenggorokan) ke paru-paru mengencang dan menyebabkan saluran udara menyempit seperti mengutip laman Cleveland Clinic.