Kolaborasi Indonesia, Inggris, dan UNFPA Tekan Angka Kematian Ibu dengan Bidan sebagai Garda Terdepan,

MARCH hadir sebagai upaya untuk memperkuat peran bidan dalam memberikan layanan kesehatan maternal berkualitas.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani Diperbarui 13 Mar 2025, 19:56 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2025, 19:32 WIB
MARCH Project
Peluncuran proyek MARCH bertepatan dengan Pelatihan Program Pengembangan Fakultas, yang menghadirkan 44 dosen kebidanan dari berbagai institusi pendidikan kebidanan terpilih, termasuk politeknik kesehatan, universitas, dan sekolah swasta. (Foto: UNFPA Indonesia/Itsnain Bagus)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Setiap satu jam, satu perempuan di Indonesia kehilangan nyawa akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau pascapersalinan. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi tantangan besar, dengan 189 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Sensus Penduduk Long Form, 2020).

Untuk menekan angka ini, Pemerintah Inggris dan UNFPA, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan serta para pemangku kepentingan kebidanan, meluncurkan proyek ‘Midwifery Capacity Advancement for Equitable Sexual and Reproductive Health and Reproductive Rights (MARCH)’ pada 10 Maret 2025 di Jakarta.

MARCH hadir sebagai upaya untuk memperkuat peran bidan dalam memberikan layanan kesehatan maternal berkualitas. Bidan merupakan tulang punggung sistem kesehatan ibu di Indonesia, dengan lebih dari 351.673 bidan terdaftar yang melayani mayoritas pemeriksaan antenatal (74%), persalinan (61%), serta layanan keluarga berencana (lebih dari 50%). Namun, untuk memastikan layanan berkualitas tinggi berbasis bukti, diperlukan peningkatan kapasitas tenaga kebidanan secara berkelanjutan.

Tingkatkan Kompetensi Bidan

Sebagai bagian dari peluncuran MARCH, digelar Program Pelatihan Pengembangan Fakultas yang diikuti oleh 48 dosen kebidanan dari berbagai institusi pendidikan di Indonesia. Program ini membekali mereka dengan keterampilan untuk mengajarkan kurikulum berbasis kompetensi yang sesuai dengan standar internasional. Kementerian Kesehatan dan UNFPA menargetkan perluasan pelatihan ini ke 37 politeknik kesehatan yang memiliki program studi kebidanan di bawah naungan Kementerian Kesehatan.

Mitra Kadarsih dari Indonesian College of Midwifery (ICoM) menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pendidikan kebidanan di Indonesia.

“Melalui pelatihan ini, kami merefleksikan dan mengidentifikasi beberapa kesenjangan, seperti rasio antara mahasiswa dan dosen, standarisasi calon mahasiswa, serta kesempatan pengembangan kapasitas bagi dosen. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan ini. Kami berharap ini dapat membantu kami menjadi lebih percaya diri dan mampu meneruskan serta menjaga kualitas pendidikan kebidanan,” ujarnya.

 

Promosi 1

Dukungan Regulasi dan Pengembangan Profesional Berkelanjutan

MARCH Program
Program MARCH bertujuan memberdayakan bidan sebagai agen utama dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.(Foto: UNFPA Indonesia/Itsnain Bagus)... Selengkapnya

Tak hanya fokus pada pendidikan, proyek MARCH juga mendukung pengembangan kerangka regulasi kebidanan, termasuk Continuing Professional Development (CPD) untuk bidan yang telah bekerja. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan bidan, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang terus berkembang.

Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Yuli Farianti menegaskan pentingnya penguatan kapasitas bidan dalam menekan angka kematian ibu.

“Bidan adalah tenaga kesehatan utama yang menjadi ujung tombak dalam layanan kesehatan ibu. Oleh karena itu, kita perlu memperkuat kapasitas mereka dan memastikan keberlanjutan pengembangan profesional mereka. Saya mengapresiasi dukungan UNFPA dan berharap proyek MARCH ini akan membawa manfaat bagi kita semua,” katanya.

Wakil Duta Besar Kedutaan Besar Inggris, Matthew Downing, menekankan komitmen Inggris dalam mendukung hak kesehatan reproduksi.

“Kami bangga dapat berkolaborasi dengan UNFPA dan Pemerintah Indonesia melalui proyek MARCH. Membangun kerangka regulasi yang kuat, pengembangan profesional yang berkelanjutan, serta pendidikan berkualitas adalah elemen penting dalam menghasilkan tenaga kebidanan yang mampu memberikan layanan berbasis bukti sesuai standar internasional,” ujarnya.

 

Wujudkan Masa Depan yang Lebih Baik bagi Kesehatan Ibu di Indonesia

Perwakilan UNFPA Indonesia Hassan Mohtashami menegaskan bahwa setiap kematian ibu akibat kehamilan adalah tragedi yang seharusnya bisa dicegah.

“Kehamilan adalah momen paling membahagiakan dalam hidup seorang perempuan dan keluarganya. Satu kematian saja sudah terlalu banyak. Kita membutuhkan bidan yang kompeten, percaya diri, dan berkualitas untuk membantu persalinan. Proyek MARCH ini didanai oleh Pemerintah Inggris untuk meningkatkan pengembangan profesi berkelanjutan dan regulasi kebidanan. Semoga kita dapat segera mengakhiri kematian ibu yang dapat dicegah,” katanya.

Dengan pendekatan holistik yang mencakup peningkatan pendidikan, regulasi, dan dukungan berkelanjutan bagi bidan, proyek MARCH menjadi langkah strategis dalam menekan angka kematian ibu di Indonesia. Melalui kolaborasi yang erat antara pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi internasional, diharapkan layanan kesehatan maternal semakin berkualitas dan dapat diakses oleh seluruh perempuan di Indonesia, tanpa terkecuali.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya