Liputan6.com, Jakarta - Batuk merupakan respons alami tubuh untuk membersihkan saluran napas dari iritasi atau infeksi. Namun, tidak semua batuk dapat dianggap sepele. Dalam beberapa kasus, batuk bisa menjadi gejala pneumonia, sebuah infeksi paru yang bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. Lalu, bagaimana cara membedakan batuk biasa dengan batuk akibat pneumonia?
Menurut Spesialis Paru & Pernapasan RS EMC Sentul dr. Herman, Sp.P, pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur.
Baca Juga
“Belakangan ini, kasus pneumonia semakin meningkat, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Bahkan, banyak orang di sekitar kita yang mengalami batuk pilek berkepanjangan. Jika batuk tidak kunjung membaik dengan pengobatan, kita harus waspada, jangan-jangan itu adalah pneumonia,” jelas Herman dalam talkshow Healthy Monday "Kasus Pneumonia Meningkat: Apa yang Harus Kita Waspadai?", Senin (24/3).
Advertisement
Mengenali Gejala Pneumonia
Pneumonia memiliki beberapa gejala khas yang dikenal sebagai Trias Pneumonia, yaitu:
- Demam – Suhu tubuh meningkat sebagai respons tubuh melawan infeksi.
- Batuk – Bisa disertai dahak.
- Sesak Napas – Kesulitan bernapas akibat peradangan dan penumpukan cairan di paru-paru.
Selain itu, menurut Herman, pada kasus yang lebih berat, gejala pneumonia juga bisa menyebabkan nyeri dada hingga penurunan kesadaran. Pemeriksaan lebih lanjut seperti foto rontgen toraks dapat menunjukkan adanya infiltrat atau bercak pada paru-paru sebagai tanda khas pneumonia.
Perbedaan Batuk Biasa dan Batuk Pneumonia
Sering kali, individu kebingungan membedakan antara batuk biasa dengan batuk yang merupakan gejala pneumonia.
"Jadi batuk biasa di sini mungkin maksudnya adalah batuk karena ISPA ya atau infeksi saluran pernapasan atas. Bagaimana bedanya dengan batuk pada pneumonia?," ujar Herman.
“Pada pneumonia, terdapat cairan yang mengisi kantong udara di dalam paru (alveolus), sehingga selain batuk, penderita juga mengalami sesak napas dan nyeri dada. Sementara pada ISPA, keluhan biasanya hanya terbatas pada saluran napas atas seperti tenggorokan dan hidung, tanpa adanya sesak atau nyeri dada,” jelasnya.
Lebih lanjut Herman menjelaskan, batuk karena ISPA umumnya akan membaik dalam waktu 3-5 hari setelah diberikan pengobatan.
"Namun, jika setelah lebih dari 5 hari batuk tidak kunjung membaik, apalagi sudah diberikan antibiotik tetapi tidak ada perubahan, maka perlu diwaspadai kemungkinan adanya pneumonia."
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter?
Menyoal sesak napas sebagai salah satu gejala pneumonia, Herman mengatakan hal itu memang tidak selalu mengarah pada pneumonia.
"Memang sebenarnya banyak (penyebab sesak), bukan hanya pneumonia tapi bisa juga akibat jantung, bahkan akibat lambung--itu juga bisa menyebabkan sesak," ujarnya.
Untuk mengetahui apakah sesak yang dialami seseorang merupakan gejala pneumonia yakni dengan mencermati gejala lain yang menyertai seperti batuk berkepanjangan, demam tinggi, serta nyeri dada. Jika individu mengalami ketiga gejala tersebut dalam waktu bersamaan, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan lebih lanjut seperti rontgen paru dan analisis dahak dapat membantu menentukan diagnosis yang tepat.
