Psikolog: Jangan Paksa Anak Pilih Jurusan Kuliah Sesuai Ambisi Orangtua

Simak cara bijak dari Psikolog Rose Mini agar orang tua bisa dampingi anak temukan jurusan kuliah yang sesuai minatnya.

Liputan6.com, Jakarta - Memilih jurusan kuliah sering kali menjadi tantangan besar bagi siswa SMA yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi. Tak jarang, proses memilih jurusan kuliah justru menjadi sumber tekanan, baik bagi anak maupun orang tua. 

Keputusan penting ini kerap diambil bukan berdasarkan minat dan bakat anak, tetapi karena dorongan atau ambisi dari orang tua. Psikolog Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., menegaskan bahwa pendekatan seperti ini sangat berisiko. 

Salah langkah dalam memilih jurusan kuliah dapat berujung pada ketidakcocokan yang serius, bahkan menyebabkan kegagalan dalam menyelesaikan pendidikan di jenjang universitas. 

Alasan apa saja yang menyebabkan seorang mahasiswa drop out? Dalam penjelasannya, psikolog yang akrab disapa Bunda Romi mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama mahasiswa drop out adalah karena salah memilih jurusan kuliah

Banyak mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan jurusan yang mereka jalani karena keputusan tersebut bukan datang dari diri mereka sendiri.

"Zaman saya di UI itu banyak mahasiswa yang DO itu bukan karena enggak mampu dan bodoh, tetapi salah jurusan," ujar Bunda Romi.

Dia mencontohkan kasus seorang anak yang diminta masuk jurusan psikologi hanya karena dorongan orang tua. Sayangnya, anak tersebut merasa tidak tertarik dan akhirnya kesulitan bertahan di jurusan kuliah tersebut.

2 dari 3 halaman

Psikolog : Orang Tua Sebaiknya Membimbing Bukan Memaksa

Peran orang tua dalam pendidikan anak memang sangat penting, tetapi bukan berarti orang tua boleh memaksakan kehendak dalam memilih jurusan kuliah

Menurut Bunda Romi, orang tua seharusnya menjadi fasilitator yang mendampingi anak dalam mengeksplorasi potensi diri dan mengenali minat mereka.

"Orang tua sekarang seharusnya bertanya 'apa yang bisa kamu kontribusikan untuk lingkunganmu di masa depan?' bukan lagi sekadar 'mau jadi apa nanti?'," katanya. 

Dalam era teknologi dan kecerdasan buatan (AI) seperti saat ini, berbagai jenis pekerjaan terus berkembang.

Maka dari itu, pilihan jurusan kuliah yang tepat sebaiknya berfokus pada potensi anak dan nilai kontribusi yang bisa diberikan kepada masyarakat luas.

3 dari 3 halaman

Bagaimana Memilih Jurusan Kuliah yang Tepat? 

Agar anak tidak salah dalam memilih jurusan kuliah, Bunda Romi menyarankan agar orang tua memberi ruang bagi anak untuk mencoba berbagai aktivitas. Melalui pengalaman nyata, anak dapat lebih mengenali minat dan bakatnya sebelum menentukan pilihan jurusan

"Anak harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mencoba hal-hal baru," katanya. Dari bermain bola, menulis, hingga memasak, semuanya bisa membantu anak memahami apa yang mereka sukai. 

"Dari situ, mereka bisa menentukan jurusan kuliah berdasarkan pengalaman, bukan omongan orang lain,” tambahnya.

Dengan begitu, anak akan lebih siap mengambil keputusan yang tepat mengenai jurusan kuliah yang akan mereka tempuh, karena didasari oleh pemahaman diri yang kuat.

EnamPlus