Hipnoterapis: Gay & Lesbian Kebanyakan Karena Luka Batin

Kebanyakan orang yang memilih menjadi gay atau lesbian dinilai akibat luka batin.

oleh Melly Febrida diperbarui 08 Jul 2013, 13:30 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2013, 13:30 WIB
gay-130708-b.jpg
Pilihan orientasi seksual seperti gay dan lesbian bukan hal yang baru lagi. Kebanyakan orang yang memilih menjadi gay atau lesbian karena pernah mengalami trauma.

Hipnoterapis Klinis Dra Widya Saraswati CHt-QHI menjelaskan, seseorang gay atau lesbian bisa kembali menjadi heteroseksual dengan mengobatinya dari pikiran alam bawah sadarnya.

"Itu bisa dipulihkan kembali ke heteroseksual. Gay atau lesbian itu biasanya kebanyakan karena luka batin, trauma yang terjadi saat remaja," kata Widya saat ditemui Liputan6.com, dan ditulis Senin (8/7/2013).

Menurutnya, adanya persoalan di pikiran dan luka di bantinnya bisa memicu seseorang memilih orientasi seks seperti gay atau lesbian.

"Misalnya, anak melihat ayah yang keras sementara ibunya tak berdaya atau pernah di-bully di sekolah atau teman-teman mainnya," jelasnya.

Sudah sejak lama terjadi perdebatan apakah orientasi seksual merupakan pilihan atau terjadi secara alami.

Sebuah studi yang diterbitkan di Journal Investigacion Clinica, Spanyol, pada 2009, menemukan, orientasi seksual seseorang dipengaruhi genetik.

Para ilmuwan menemukan, sebanyak 27 persen sampai 76 persen kemungkinan seseorang itu menjadi gay ditentukan oleh DNA-nya. Pengaruh genetis ini lebih besar bagi pria dibandingkan dengan wanita.

(Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya