Ayo Manfaatkan Jaminan Persalinan, Gratis Melahirkan, Kok!

Wamenkes mengakui masyarakat belum memaksimalkan pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang disediakan pemerintah

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 30 Jul 2013, 09:45 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2013, 09:45 WIB
melahirkan-iluts130729c.jpg
Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengakui masyarakat belum memaksimalkan pemanfaatan program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang disediakan pemerintah.
    
"Masyarakat bawah belum memanfaatkan dengan maksimal. Kita sudah sosialisasi tapi tetap masyarakat masih banyak yang belum memanfaatkannya. Masih banyak yang melahirkan di rumah," kata Ghufron usai acara penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Kesehatan dengan Media Group di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Selasa (30/7/2013).
    
Meski menyesalkan masih banyak masyarakat belum menggunakan program persalinan gratis tersebut, Ghufron mengatakan utilisasi persalinan telah meningkat sejak Jampersal diperkenalkan tahun 2011 lalu.
    
Jampersal dilaksanakan pemerintah untuk mendorong tercapainya target MDG untuk mengatasi angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia.
    
Data SDKI menyatakan AKB telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (2007) sementara AKI menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007).
    
Meski telah mengalami penurunan yang cukup banyak, indikator AKB dan AKI dalam MDGs masih jauh dari target yang ditentukan dan harus dicapai pada 2015.
    
Pemerintah masih harus bekerja keras untuk mencapai target MDG sesuai kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015.
    
"Data yang kami miliki masih dari tahun 2007, diharapkan akan semakin membaik (dengan Jampersal)," kata Ghufron.
    
Sementara itu, masih kurangnya pemanfaatan Jampersal oleh masyarakat terutama di daerah disebut Ghufron, antara lain karena kurangnya informasi yang sampai ke mereka.
    
Salah satu cara yang dapat ditempuh, lanjut Ghufron, adalah dengan melakukan kerja sama dengan media yang diharapkan dapat menjangkau kelompok masyarakat yang belum terjangkau oleh tenaga kesehatan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya