Para peneliti di University of Florence mengatakan pria memiliki testis yang besar menjadi tanda kesehatan yang buruk. Penelitian menemukan pria dengan testis yang besar lebih mungkin berisiko penyakit jantung.
Selain penyakit jantung, masalah menjadi pecandu minuman beralkohol serta memiliki tekanan darah tinggi dikutip Dailymail, Kamis (1/8/2013).
"Meskipun secara umum diasumsikan bahwa ukuran testis dapat memprediksi kebugaran reproduksi, hasil kami menunjukkan bahwa parameter ini dapat memberikan wawasan juga pada kesehatan secara keseluruhan dan risiko penyakit kardiovaskular," ujar Pemimpin Penelitian, Giulia Rasterelli.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas determinan dan mekanisme pembesaran testis yang bisa memediasi peningkatan insiden kejadian kardiovaskuler yang merugikan.
Para ilmuwan mempelajari 2.809 pria yang mengunjungi klinik kesehatan seksual. Peneliti mencatat ukuran buah zakar pria dan diuji kadar hormonnya sebelum pelacakan kesehatan selama tujuh tahun.
Selama periode ini, peneliti menemukan bahwa pria dengan testis lebih besar lebih mungkin berisiko penyakit jantung.
Peneliti juga menemukan bahwa pria dengan testis yang lebih besar cenderung memiliki tingkat yang lebih tinggi hormon luteinising. Hormon ini diketahui mempengaruhi ukuran testis. Para ilmuwan percaya bahwa hormon ini dapat merusak hati.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pria dengan testis lebih besar umumnya lebih subur yang menganggap menjadi tanda kesehatan yang baik.
Para peneliti menerima bahwa penelitian tersebut didasarkan pada pria yang memiliki masalah dengan disfungsi seksual. (Mia/Igw)
Selain penyakit jantung, masalah menjadi pecandu minuman beralkohol serta memiliki tekanan darah tinggi dikutip Dailymail, Kamis (1/8/2013).
"Meskipun secara umum diasumsikan bahwa ukuran testis dapat memprediksi kebugaran reproduksi, hasil kami menunjukkan bahwa parameter ini dapat memberikan wawasan juga pada kesehatan secara keseluruhan dan risiko penyakit kardiovaskular," ujar Pemimpin Penelitian, Giulia Rasterelli.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas determinan dan mekanisme pembesaran testis yang bisa memediasi peningkatan insiden kejadian kardiovaskuler yang merugikan.
Para ilmuwan mempelajari 2.809 pria yang mengunjungi klinik kesehatan seksual. Peneliti mencatat ukuran buah zakar pria dan diuji kadar hormonnya sebelum pelacakan kesehatan selama tujuh tahun.
Selama periode ini, peneliti menemukan bahwa pria dengan testis lebih besar lebih mungkin berisiko penyakit jantung.
Peneliti juga menemukan bahwa pria dengan testis yang lebih besar cenderung memiliki tingkat yang lebih tinggi hormon luteinising. Hormon ini diketahui mempengaruhi ukuran testis. Para ilmuwan percaya bahwa hormon ini dapat merusak hati.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pria dengan testis lebih besar umumnya lebih subur yang menganggap menjadi tanda kesehatan yang baik.
Para peneliti menerima bahwa penelitian tersebut didasarkan pada pria yang memiliki masalah dengan disfungsi seksual. (Mia/Igw)