Hubungan seksual seharusnya tak menyakitkan jika dua orang benar-benar sudah menikmati. Ketika seks pertama, mungkin ada rasa ketidaknyamanan. Tapi, para ahli mengatakan nyeri saat bercinta itu tidak normal dan perlu diobati.
Deborah Igwe (bukan nama sebenarnya), tak lama setelah melalui menopause mulai merasakan sakit yang parah selama berhubungan seksual dengan suaminya.
"Suami saya dan saya selalu berhubungan seksual yang hebat. Tapi sesuai usia, saya mulai mengalami kekeringan vagina. Meskipun ia menyarankan agar kami menggunakan pelumas, hubungan masih terasa sakit," kata Igwe, yang merupakan seorang pegawai negeri sipil berusia 46 tahun seperti dikutip TribuneNigeria, Kamis (15/8/2013).
Rasa nyeri itu juga dirasakan Idowu Haruna usai melahirkan anak kedua.
"Seks sebelumnya tidak menyakitkan sampai kelahiran anak kedua saya. Kelahiran pertama relatif normal, meskipun menyakitkan. Meskipun ada sedikit air mata, perawat setelah menjahit yakin itu tak ada masalah karena akan sembut, meninggalkan bekas luka yang tidak terlihat," ujarnya.
"Sekarang, seks membuat saya kesakitan, ketidaknyamanan, dan kecemasan. Saya sudah mulai membenci seks. Suami saya dan saya lebih banyak berjuang dan saya tahu dia tidak sabar. Saya tak ingin anak-anak saya menjadi korban dari perceraian karena hal lain," katanya lagi.
Rasa nyeri tersebut ternyata dialami jutaan wanita, baik sebelum, selama, dan setelah berhubungan seksual yang dikarenakan berbagai kondisi medis, seperti dispareunia.
Wanita yang menderitanya memilih diam karena malu membicarakannya atau mencari bantuan medis untuk mengobati penyebab rasa sakitnya.
Sayangnya, masalah tersebut bisa melemahkan hasrat seksual dan kesenangan seksual, hubungan menjadi bermasalah dan mengikis kualitas hubungan pasangan.
Pada wanita menopause, khususnya, bisa memunculkan masalah penuaan dan penampakan tubuh. Ini sebenarnya bisa diatasi karena pengobatan sudah tersedia karena segala macam masalah yang bisa merusak kenikmatan seksual pasangan.
Dr Chinedu Nkwocha, seorang konsultan kebidanan dan kandungan, University College Hospital (UCH), Ibadan, Oyo State, mengatakan, seks menyakitkan di kalangan wanita itu umum dan bisa beda-beda penyebabnya.
(Mel/*)
Deborah Igwe (bukan nama sebenarnya), tak lama setelah melalui menopause mulai merasakan sakit yang parah selama berhubungan seksual dengan suaminya.
"Suami saya dan saya selalu berhubungan seksual yang hebat. Tapi sesuai usia, saya mulai mengalami kekeringan vagina. Meskipun ia menyarankan agar kami menggunakan pelumas, hubungan masih terasa sakit," kata Igwe, yang merupakan seorang pegawai negeri sipil berusia 46 tahun seperti dikutip TribuneNigeria, Kamis (15/8/2013).
Rasa nyeri itu juga dirasakan Idowu Haruna usai melahirkan anak kedua.
"Seks sebelumnya tidak menyakitkan sampai kelahiran anak kedua saya. Kelahiran pertama relatif normal, meskipun menyakitkan. Meskipun ada sedikit air mata, perawat setelah menjahit yakin itu tak ada masalah karena akan sembut, meninggalkan bekas luka yang tidak terlihat," ujarnya.
"Sekarang, seks membuat saya kesakitan, ketidaknyamanan, dan kecemasan. Saya sudah mulai membenci seks. Suami saya dan saya lebih banyak berjuang dan saya tahu dia tidak sabar. Saya tak ingin anak-anak saya menjadi korban dari perceraian karena hal lain," katanya lagi.
Rasa nyeri tersebut ternyata dialami jutaan wanita, baik sebelum, selama, dan setelah berhubungan seksual yang dikarenakan berbagai kondisi medis, seperti dispareunia.
Wanita yang menderitanya memilih diam karena malu membicarakannya atau mencari bantuan medis untuk mengobati penyebab rasa sakitnya.
Sayangnya, masalah tersebut bisa melemahkan hasrat seksual dan kesenangan seksual, hubungan menjadi bermasalah dan mengikis kualitas hubungan pasangan.
Pada wanita menopause, khususnya, bisa memunculkan masalah penuaan dan penampakan tubuh. Ini sebenarnya bisa diatasi karena pengobatan sudah tersedia karena segala macam masalah yang bisa merusak kenikmatan seksual pasangan.
Dr Chinedu Nkwocha, seorang konsultan kebidanan dan kandungan, University College Hospital (UCH), Ibadan, Oyo State, mengatakan, seks menyakitkan di kalangan wanita itu umum dan bisa beda-beda penyebabnya.
(Mel/*)