Sejak kelahirannya 20 Agustus 2013, bayi kembar lima pasangan Bagus dan Enita masih dalam kondisi kritis. Kondisi organ-organ tubuh masih rentan karena belum siap lahir membuat bayi masih memerlukan penanganan intensif Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta.
"Kondisi bayi belum stabil, saat ini bayi di rawat di NICU dan penanganan tindakan medis secara intensif ," ujar Direktur Medis RSAB Harapan Kita, Jakarta, dr. Didi Danu Kusuma.
Bayi kedua dengan jenis kelamin laki-laki dan berat 459 gram telah meninggal dunia di hari kedua.
RSAB Harapan Kita terus mengupayakan penanganan terbaik yang dilakukan. "Tim medis yang terdiri dari dokter kandungan, anggota kebidanan untuk berupaya manangani untuk hasil terbaik bayi kembar lima," kata dr. Gatot Adurrazak, Sp. OG, Kamis (22/8/2013).
Penangan ini didukung Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. "RSAB Harapan Kita mendukung penanganan dan tindakan medis terhadap bayi kembar lima ini," ujar dr. didi.
Pihak rumah sakit tidak bisa menjanjikan lebih, menurut dr. didi bukti dan pengalaman menangani bayi ekstrem kecil di Negara maju seperti Amerika Serikat pun belum menjanjikan.
"Kendati begitu, semua sumber daya kami kerahkan untuk keselamatan bayi," paparnya. Saat ini keempat bayi masih dalam penanganan di NICU dengan alat bantu napas.
Bagus dan Enita berharap semua akan membaik. "Saya sekarang serahkan kepada Tuhan dan berharap semuanya membaik," harap Ayah bayi kembar lima, Bagus.
(Mia/Abd)
"Kondisi bayi belum stabil, saat ini bayi di rawat di NICU dan penanganan tindakan medis secara intensif ," ujar Direktur Medis RSAB Harapan Kita, Jakarta, dr. Didi Danu Kusuma.
Bayi kedua dengan jenis kelamin laki-laki dan berat 459 gram telah meninggal dunia di hari kedua.
RSAB Harapan Kita terus mengupayakan penanganan terbaik yang dilakukan. "Tim medis yang terdiri dari dokter kandungan, anggota kebidanan untuk berupaya manangani untuk hasil terbaik bayi kembar lima," kata dr. Gatot Adurrazak, Sp. OG, Kamis (22/8/2013).
Penangan ini didukung Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. "RSAB Harapan Kita mendukung penanganan dan tindakan medis terhadap bayi kembar lima ini," ujar dr. didi.
Pihak rumah sakit tidak bisa menjanjikan lebih, menurut dr. didi bukti dan pengalaman menangani bayi ekstrem kecil di Negara maju seperti Amerika Serikat pun belum menjanjikan.
"Kendati begitu, semua sumber daya kami kerahkan untuk keselamatan bayi," paparnya. Saat ini keempat bayi masih dalam penanganan di NICU dengan alat bantu napas.
Bagus dan Enita berharap semua akan membaik. "Saya sekarang serahkan kepada Tuhan dan berharap semuanya membaik," harap Ayah bayi kembar lima, Bagus.
(Mia/Abd)