Sudah Sejuta Penduduk Indonesia Derita Pikun yang Parah

Sekitar satu juta penduduk Indonesia menderita penyakit alzheimer. Angka ini masih akan bertambah seiring berjalannya waktu.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Sep 2013, 17:30 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2013, 17:30 WIB
lansia30322b.jpg
Sekitar satu juta penduduk Indonesia menderita penyakit alzheimer sebagaimana dinyatakan oleh ahli psikiatri geriatri FKUI-RSCM Dr dr Martina WS Nasrun SpKJ (K).

"Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2011, menunjukkan sekitar satu juta penduduk Indonesia menderita alzheimer," ujar Martina pada diskusi mengenai alzheimer di Jakarta, seperti ditulis Kamis (5/9/2013).
     
Martina mengemukakan meskipun data tersebut masih merupakan angka estimasi, namun kondisi ini masih dapat terus bertambah seiring berjalannya waktu.
     
Dia menambahkan bahwa setiap empat detik akan muncul satu kasus baru mengenai alzheimer di dunia.
     
"Dengan kondisi seperti ini, dapat diprediksi bahwa pada 2050 penderita alzheimer di Indonesia bisa mencapai tiga juta kasus," kata Martina.
     
Namun Martina menambahkan bahwa jumlah itu belum termasuk pasien yang belum atau tidak melaporkan kondisi penyakit tersebut karena tidak tahu bahwa demensia berupa alzheimer adalah penyakit.
     
Kurangnya informasi mengenai gejala dan penanganan alzheimer di Indonesia dikatakan Martina sangat memprihatinkan.
     
Ahli kesehatan mental dari WHO, Dr. Albert Maramis menjelaskan bahwa banyak masyarakat yang tidak menyadari dampak ekonomi yang diakibatkan oleh penyakit ini.
     
"Padahal, jumlah total orang yang menderita demensia akan naik hingga dua kali lipat tiap dua puluh tahun," ujar Albert.
     
Menurut Albert ini berarti akan ada 7,7 juta kasus demensia-alzheimer baru tiap tahunnya di seluruh dunia.
    
Lebih lanjut Albert memaparkan bahwa alzheimer bukanlah penyakit yang hanya muncul akibat usia lanjut, namun ada faktor-faktor lain yang dapat mencetuskan penyakit ini seperti stroke, hipertensi, trauma kepala, genetik, diabetes, obesitas, hingga depresi.

(Adt/Abd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya