Dua wanita meninggal akibat virus korona MERS di Arab Saudi. Demikian laporan Kementrian Kesehatan Arab Saudi pada Jumat 6 September menyebutkan. Dengan demikian jumlah total kasus kematian akibat penyakit ini mencapai 44.
Korban diidentifikasi berusia 41 tahun warga luar Arab Saudi yang sedang bekerja di bidang kesehatan di Riyadh dan seorang lagi berusia 79 tahun warga Saudi yang menderita penyait kronis dan pernah kontak dengan pasien yang sudah pernah terinfeksi virus yang sama di wilayah timur laut Kota Hafr al-Baten.
Arab Saudi merupakan wilayah yang paling parah diserang virus MERS yang telah menewaskan 50 orang secara global, setidaknya menurut data dari badan kesehatan dunia WHO pada 30 Agustus seperti dikutip dari Channelnews, Sabtu (7/9/2013).
Para ahli saat sedang berjuang memahami MERS, Middle East Respiratory Syndrome. Karena itu hingga kini belum ada vaksin yang bisa mencegah penyebaran penyakit ini hingga 51 persen.
Penyakit ini ditengarai merupakan 'keponakan' dari penyakit lama yang disebabkan oleh virus SARS yang pernah menggejolak di Asia pada 2003 dan menginfeksi hingga 8.273 manusa, 9 persennya meninggal.
Seperti SARS, MERS juga diduga bisa meloncat an menular dari hewan ke manusia dan disebarkan dengan cara seperti flu dengan serangan yang berbeda dan menyebabkan gagal ginjal.
Menurut riset yang dipublikasikan di American health journal Emerging Infectious Diseases, MERS ditularkan ke manusia dari kelelawar. Namun, sebuah penelitian yng dilansir di Jurnal Ilmiah Lancet menyebutkan, virus itu datang dari Unta.
(Abd)
Korban diidentifikasi berusia 41 tahun warga luar Arab Saudi yang sedang bekerja di bidang kesehatan di Riyadh dan seorang lagi berusia 79 tahun warga Saudi yang menderita penyait kronis dan pernah kontak dengan pasien yang sudah pernah terinfeksi virus yang sama di wilayah timur laut Kota Hafr al-Baten.
Arab Saudi merupakan wilayah yang paling parah diserang virus MERS yang telah menewaskan 50 orang secara global, setidaknya menurut data dari badan kesehatan dunia WHO pada 30 Agustus seperti dikutip dari Channelnews, Sabtu (7/9/2013).
Para ahli saat sedang berjuang memahami MERS, Middle East Respiratory Syndrome. Karena itu hingga kini belum ada vaksin yang bisa mencegah penyebaran penyakit ini hingga 51 persen.
Penyakit ini ditengarai merupakan 'keponakan' dari penyakit lama yang disebabkan oleh virus SARS yang pernah menggejolak di Asia pada 2003 dan menginfeksi hingga 8.273 manusa, 9 persennya meninggal.
Seperti SARS, MERS juga diduga bisa meloncat an menular dari hewan ke manusia dan disebarkan dengan cara seperti flu dengan serangan yang berbeda dan menyebabkan gagal ginjal.
Menurut riset yang dipublikasikan di American health journal Emerging Infectious Diseases, MERS ditularkan ke manusia dari kelelawar. Namun, sebuah penelitian yng dilansir di Jurnal Ilmiah Lancet menyebutkan, virus itu datang dari Unta.
(Abd)