Vaksin Cacar Kosong, Siapa yang Harus Tanggung Jawab?

Siapa yang harus bertanggungjawab terhadap kekosongan vaksin cacar selama 4 bulan ini?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 16 Sep 2013, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2013, 11:00 WIB
vaksin-dengue130615b.jpg

Beberapa waktu lalu beredar kabar vaksin Veracela kosong selama 4 bulan secara Nasional. Siapa yang harus bertanggungjawab terhadap kekosongan vaksin cacar ini?

Meskipun Bio Farma tidak memproduksi vaksin untuk mencegah bayi dari cacar air ini, tapi pihaknya menilai ini disebabkan ada yang tidak berjalan selaras dengan Pemerintah.

Menurut Direktur Utama Bio Farma, Iskandar, ini disebabkan antara kebutuhan nasional dengan program nasional tidak berjalan selaras. Kalau dilihat, program nasional milik Pemerintah belum mengcover hal seperti itu, sementara di sisi lain masyarakat sangat membutuhkannya.

"Itu tugas-tugas kami kelihatannya, untuk masuk ke pasar, tidak lewat jalur pemerintah. Sekarang kan, kita jadi menyalahkan pemerintah, padahal masyarakat juga dituntut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Kami melihatnya seperti itu. Jadi, jangan menyalahkan pemerintah saja," kata Iskandar, kepada tim Health Liputan6.com, Ujung Genteng, Sukabumi Selatan, Jawa Barat, ditulis Senin (16/9/2013)

Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa vaksin yang dapat mencegah anak-anak dari penyakit cacar hilang selama 4 bulan secara Nasional. Beberapa pihak membenarkan hal itu, dan mengatakan ada masalah di produsen vaksin itu sendiri.

Hal seperti ini memang sangat rawan. Terlebih bila seorang anak tidak mendapatkan vaksin ini, dia akan mudah terpapar dengan virus Varicella ini.

Untuk mencegah hal seperti ini tidak terjadi pada anak-anak, Dr Piprim Basarah menghimbau kepada para orangtua, untuk membatasi pergaulan si anak selama beberapa waktu.

(Adt/Mel)

Baca Juga:

Indonesia Krisis Vaksin Cacar, Stok Kosong Sudah 4 Bulan?
Cacar Air pada Wanita Hamil Muda Berisiko Bayi Cacat

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya