Memberitahu orang lain, terutama teman dan saudara terdekat bahwa ia menderita gangguan bipolar (GB) memang tidak mudah. Butuh banyak cara agar ketika kita menyampaikan bahwa tanda-tanda GB ada padanya, dia menjadi tidak marah dan mau menerimanya.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Prof. dr. Sasanto Wibisono, SpKJ (K)., tidak mudah memang membujuk orang lain untuk tahu bahwa kemungkinan besar dia menderita GB. Biasanya, keluarga baru mendesak anaknya itu kalau kondisi yang ada padanya sudah menganggu dirinya sendiri, atau membahayakan dirinya sendiri.
"Biasanya kalau sudah terjadi manik yang akut, dan pada saat kondisinya sudah mulai akut," kata Sasanto Wibisono, dalam acara Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Dunia 2013: Mental Health in Older Adults, di Gran Melia, Jakarta, Jumat (4/10/2013)
Berhubung sekarang zaman semakin maju, banyak cara sebenarnya yang dapat digunakan untuk memberitahu anak tersebut mengidap GB. Salah satunya, dengan memberitahu si anak untuk melihat artikel yang berkaitan dengan GB di internet.
"Saya punya cerita dari pasien saya berusia 19 tahun. Sulit untuk mengatakan itu, lalu saya bilang ke dia, 'Dik, tolong lihat di internet, ya'. Kebetulan anak ini jenius, dan ingin tahunya sangat banyak. Ketika dia sampai rumah, dan dia baca artikel itu, dia besoknya kembali lagi. Pada akhirnya dia berobat, dan sampai sekarang kondisinya sudah baik lagi," tambah Sasanto Wibisono.
Tidak semua anak bisa diberikan contoh seperti ini. Untuk itu, peran orangtua sangat penting untuk memberikan edukasi ini. Tapi sayangnya, keluarga juga seringkali tidak mengetahui apa-apa saja gejala dari GB ini. Maka itu, perlu bagi orangtua untuk mengetahui apa saja gejalan dari GB ini.
Gangguan Bipolar merupakan masalah kesehatan jiwa terkait mood (alam perasaan atau suasana hati), dengan gejala manik (suasana hati yang tinggi), dan depresi yang cukup ekstrem, sehingga memengaruhi cara berpikir, perasaan, tindakan, dan kualitas hidup penderitanya.
Penderita gangguan bipolar (GB) akan mengalami perubahan mood dari yang sangat tinggi (manik), menjadi sangat rendah (depresi), dan sebaliknya. Bila dibandingkan dengan orang normal yang perubahan mood terjadi pada kisaran yang stabil, ini dinilai sangatlah ekstrem.
(Adt/Mel/*)
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Prof. dr. Sasanto Wibisono, SpKJ (K)., tidak mudah memang membujuk orang lain untuk tahu bahwa kemungkinan besar dia menderita GB. Biasanya, keluarga baru mendesak anaknya itu kalau kondisi yang ada padanya sudah menganggu dirinya sendiri, atau membahayakan dirinya sendiri.
"Biasanya kalau sudah terjadi manik yang akut, dan pada saat kondisinya sudah mulai akut," kata Sasanto Wibisono, dalam acara Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Dunia 2013: Mental Health in Older Adults, di Gran Melia, Jakarta, Jumat (4/10/2013)
Berhubung sekarang zaman semakin maju, banyak cara sebenarnya yang dapat digunakan untuk memberitahu anak tersebut mengidap GB. Salah satunya, dengan memberitahu si anak untuk melihat artikel yang berkaitan dengan GB di internet.
"Saya punya cerita dari pasien saya berusia 19 tahun. Sulit untuk mengatakan itu, lalu saya bilang ke dia, 'Dik, tolong lihat di internet, ya'. Kebetulan anak ini jenius, dan ingin tahunya sangat banyak. Ketika dia sampai rumah, dan dia baca artikel itu, dia besoknya kembali lagi. Pada akhirnya dia berobat, dan sampai sekarang kondisinya sudah baik lagi," tambah Sasanto Wibisono.
Tidak semua anak bisa diberikan contoh seperti ini. Untuk itu, peran orangtua sangat penting untuk memberikan edukasi ini. Tapi sayangnya, keluarga juga seringkali tidak mengetahui apa-apa saja gejala dari GB ini. Maka itu, perlu bagi orangtua untuk mengetahui apa saja gejalan dari GB ini.
Gangguan Bipolar merupakan masalah kesehatan jiwa terkait mood (alam perasaan atau suasana hati), dengan gejala manik (suasana hati yang tinggi), dan depresi yang cukup ekstrem, sehingga memengaruhi cara berpikir, perasaan, tindakan, dan kualitas hidup penderitanya.
Penderita gangguan bipolar (GB) akan mengalami perubahan mood dari yang sangat tinggi (manik), menjadi sangat rendah (depresi), dan sebaliknya. Bila dibandingkan dengan orang normal yang perubahan mood terjadi pada kisaran yang stabil, ini dinilai sangatlah ekstrem.
(Adt/Mel/*)