Udara kotor atau polusi dalam bentuk apa pun yang dihirup sang ibu saat hamil berpengaruh negatif terhadap berat badan bayi yang dikandung. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Lancet Respiratory Medicine, polusi dalam porsi rendah sekalipun menyebabkan berat badan lahir rendah dan berisiko menyebabkan masalah kesehatan lebih tinggi bahkan kematian.
Seperti dikutip dari Mirror, Rabu (16/10/2013), penelitian ini dilakukan dengan melibatkan lebih dari 74.000 wanita hamil di 12 negara. Hasilnya menunjukan ibu yang terpapar polusi udara dengan intesitas kerap akan memiliki bayi dengan berat badan rendah saat lahir, sebagian bertahan hidup, tetapi lebih mungkin menderita kondisi seperti diabetes dan penyakit jantung saat dewasa.
Para ilmuwan mengukur lalu lintas jalan terdekat dan di semua jalan utama dalam radius 100 meter dari rumah setiap wanita hamil. Menurut para ilmuwan ini, setiap kenaikan lima mikrogram per meter kubik pada paparan partikulat yang berasal dari kendaraan dan pembangkit listrik berbahan bakar batubara menimbulkan risiko 18 persen bayi lahir dengan berat badan rendah.
Penulis utama Dr Marie Pedersen dari Pusat Penelitian Epidemiologi Lingkungan di Barcelona, Spanyol mengatakan "Temuan kami menunjukkan bahwa sebagian besar kasus berat lahir rendah bisa dicegah di Eropa jika polusi udara perkotaan, partikulat berbahay berkurang".
Prof John Wright dari Bradford Institut Penelitian Kesehatan menyerukan "transportasi hijau" termasuk mobil listrik untuk mengurangi polusi lalu lintas. Dr Patrick O'Brien , dari Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists juga mengatakan paparan polusi udara tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari -hari dan memiliki risiko negatif untuk tubuh.
"Banyak penelitian di daerah ini memberi tambahan pengetahuan tentang dampak polusi udara terhadap perempuan dan bayi mereka," ujar Patrick.
(Mia/Abd)
Seperti dikutip dari Mirror, Rabu (16/10/2013), penelitian ini dilakukan dengan melibatkan lebih dari 74.000 wanita hamil di 12 negara. Hasilnya menunjukan ibu yang terpapar polusi udara dengan intesitas kerap akan memiliki bayi dengan berat badan rendah saat lahir, sebagian bertahan hidup, tetapi lebih mungkin menderita kondisi seperti diabetes dan penyakit jantung saat dewasa.
Para ilmuwan mengukur lalu lintas jalan terdekat dan di semua jalan utama dalam radius 100 meter dari rumah setiap wanita hamil. Menurut para ilmuwan ini, setiap kenaikan lima mikrogram per meter kubik pada paparan partikulat yang berasal dari kendaraan dan pembangkit listrik berbahan bakar batubara menimbulkan risiko 18 persen bayi lahir dengan berat badan rendah.
Penulis utama Dr Marie Pedersen dari Pusat Penelitian Epidemiologi Lingkungan di Barcelona, Spanyol mengatakan "Temuan kami menunjukkan bahwa sebagian besar kasus berat lahir rendah bisa dicegah di Eropa jika polusi udara perkotaan, partikulat berbahay berkurang".
Prof John Wright dari Bradford Institut Penelitian Kesehatan menyerukan "transportasi hijau" termasuk mobil listrik untuk mengurangi polusi lalu lintas. Dr Patrick O'Brien , dari Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists juga mengatakan paparan polusi udara tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari -hari dan memiliki risiko negatif untuk tubuh.
"Banyak penelitian di daerah ini memberi tambahan pengetahuan tentang dampak polusi udara terhadap perempuan dan bayi mereka," ujar Patrick.
(Mia/Abd)